Jaemin masih bertahan menggendong renjun bahkan sekarang sudah menunjukkan pukul 08:00 waktu China. Jaemin tidak keberatan sama sekali, karena dia sangat suka sekali direpotkan oleh istri mungilnya itu.
"Eungh? Nana?" Ucap renjun lalu diapun merenggangkan pelukannya pada leher suaminya itu.
"Istri mungil Nana sudah bangun?" Goda jaemin dengan senyumnya.
"Jangan menggodaku tuan Na." Ketus renjun lalu kembali menyandarkan kepalanya pada bahu kanan jaemin.
"Sekarang injunie ingin mandi?" Ucap jaemin sembari mengelus punggung istrinya yang tengah berbadan dua itu.
"Nanti saja. Nana?"
"Hmm? Ada apa sayang? Kau butuh sesuatu?"
"Taro akan baik-baik saja bukan Nana? Dia tidak akan terpuruk terlalu lama bukan?"
"Tidak mungkin sayang. Taro bahkan ro chan pasti akan bisa segera bangkit karena mereka berdua memiliki kita semua. Mereka hanya butuh dukungan kita." Ucap jaemin yang menyadari kecemasan renjun. Karena istrinya itu akan jauh lebih peka ketika mengandung. Jadi, jaemin sangat mengerti sekali.
"Hmm. Aku pasti akan selalu mendukung adik dan keponakanku. Mereka berdua pasti akan segera terbebas dari keterpurukan nya itu." Ucap renjun.
"Pasti sayang." Ucap jaemin tersenyum sembari menatap renjun.
Tok...tok...tok...
Ceklek.
"Mama? Ada apa ma?" Ucap jaemin yang kaget karena winwin biasanya tidak akan datang kalau mereka berdua belum turun.
"Jihoon sudah sampai dari Jeju. Apa kalian berdua ingin mendengarkan apa yang dia katakan?" Ucap winwin.
"Injunie ingin mendengarkannya Mama. Ayo Nana kita turun." Ucap renjun sembari mengeluarkan agyeo nya.
"Baiklah. Mama duluan saja." Ucap jaemin pada winwin dan winwin langsung pergi dari depan kamar jaemin dan renjun.
Sedangkan jaemin langsung mengambil selimut karena dia tidak mau memperlihatkan tubuh istri mungilnya pada siapapun termasuk keluarganya. Lalu merekapun turun dari lantai dua bersamaan.
"Ayo duduk jaem." Ucap minhyung lalu jaeminpun duduk dengan renjun yang ada pada pangkuannya.
"Jadi bagaimana pengacara Park?" Ucap ningning dengan tatapan tajam sepertinya keluarga Na memiliki tatapan tajam secara turun temurun sedangkan anak-anak tidak perlu mendengarkan soal ini sama sekali. Walaupun anak sulung jaemren sudah memasuki usia legal, jaemren tidak memperbolehkan sama sekali.
"Apa yang dikatakan oleh sih brengsek itu?" Ucap jaemim datar.
"Dia sudah menandatangani surat perceraian dirinya dan shotaro. Juga penggantian nama belakang ro chan." Ucap jihoon.
"Baguslah. Setidaknya dia tidak mempersulit semuanya." Ucap yuta datar.
"Hmm. Setidaknya dia tidak akan pernah berniat melakukannya. Memang dia sudah tidak menyayangi ku ataupun ro chan lagi." Ucap taro.
"Taro, jangan sedih. Kau punya Gege, Mama, otusan, ojisan, Mama wooseok, Samuel ge, daehwi dan yang lainnya." Ucap renjun tersenyum untuk menguatkan adiknya itu.
"Hmm. Aku pasti akan bangkit Gege. Kau tenang saja." Ucap taro tersenyum kecil.
"Dan dia juga memberikan sesuatu. Tapi, aku ragu untuk memberikannya pada kalian terutama taro." Ucap jihoon.
"Berikan saja. Aku tidak akan kenapa-napa." Ucap taro menganggukkan kepalanya itu.
"Ini." Ucap jihoon hingga membuat dua keluarga itu kaget dengan apa yang ada diatas meja itu, undangan pernikahan dengan nama sungchan dan winter tertera disana. Shotaro yang melihatnya merasakan hatinya jauh lebih sakit lalu pergi untuk menenangkan dirinya kedalam kamar. Renjun yang melihat undangan itu langsung berdiri dari pangkuan jaemin lalu mengambil undangan itu dan merobeknya.
"Aku akan membunuh sih brengsek itu sekarang juga." Ucap renjun lalu pergi membuat jaemin langsung menahan pergelangan tangan istri mungilnya itu lalu diapun langsung memeluk istri mungilnya itu.
"Jangan sayang. Jangan kotori tanganmu untuknya. Biarkan saja dia. Aku tidak mau kau kenapa-napa, juga calon anak kita kenapa-napa." Ucap jaemin sembari menenangkan istrinya.
"Tapi Nana hikss.... Dia membuat hikss... Taro hikss.... Menangis hikss..." Ucap renjun sembari menangis.
"Biarkan dia menangis dan melepaskan semuanya. Setelahnya dia akan merasa sangat baik dan diapun akan gampang untuk bangkit dari sih brengsek itu. Tenang sayang." Ucap jaemin sembari mengelus punggung sempit istrinya itu. Sedangkan keluarga Nakamoto dan Na sudah menahan emosinya agar renjun tidak melihat mereka yang ingin sekali menguliti sungchan.
Renjunpun hanya menganggukkan kepalanya sembari sesegukan setelahnya Jaemin langsung menggendong renjun dan membawanya ke taman belakang agar istrinya itu bisa tenang.
Setelah kepergian jaemren, samuel langsung menatap semuanya.
"Kapan kita akan menghabisi tikus tanah itu?" Datar Samuel.
"Gege, aku mohon jangan membahayakan dirimu. Aku tidak ingin naro dan anak dalam kandungan ku ini tidak memiliki ayah." Ucap daehwi cemas karena mood kehamilannya.
"Aku tidak akan terluka sayang, tenanglah." Ucap Samuel sembari memeluk istrinya itu.
"Bawa istrimu untuk menghirup udara segar." Ucap Yuto.
"Baik otusan." Ucap Yuto lalu diapun membawa daehwi.
"Mereka benar-benar keterlaluan. Berani sekali mereka membuat hal macam-macam pada keluarga Huang dragon?" Ucap zhoumi.
"Kapan kita akan membunuhnya baba. Aku tidak bisa terima dia menyakiti anakku." Ucap yuta datar bahkan winwin saja sudah sangat geram pada sungchan yang sama sifat iblisnya seperti jaehyun.
"Kita pasti akan segera melakukannya. Tidak ada yang bisa menyentuh siapapun yang bersangkutan dengan Huang dragon dan Na family." Ucap Siwon.
"Hmm. Kita akan segera melakukannya. Kita hanya perlu bermain cantik." Ucap sehun dan smirk andalannya.
💚💚💚
Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Family END!✔
Fiksi PenggemarSequel of " My Sweetty" Agar paham, dimaklumi baca cerita sebelumnya terdahulu. bxb homopobic mpreg! hanya fiksi belaka Start: 31 Agustus 2021 End:~