"One, two. One, two, three, four. Stop! Jisoo, kau melakukan kesalahan lagi."
Seluruh perhatian langsung tertuju pada orang yang baru dipanggil Jisoo tersebut. Mereka menghentikan gerakan tari yang sedang mereka pelajari, saat sang pelatih meminta mereka berhenti setelah melihat salah satu muridnya berulang kali melakukan kesalahan."Sejak tadi kau kehilangan fokus, apa ada masalah?"
"T-tidak, aku baik-baik saja. Maafkan aku" Gadis yang dipanggil Jisoo itu menunduk berulang kali untuk meminta maaf pada pelatihannya. Bukan tanpa sebab pelatihnya menegur, ia sudah memperhatikan Jisoo sejak awal latihan namun gadis yang diperhatikannya selalu melakukan kesalahan hingga berulang kali.
"Kau tidak seperti biasanya Jisoo, jika kau ada masalah atau merasa kurang sehat sebaiknya pulang dan istirahatlah" Wajah tegas pelatih tari itu melunak saat melihat Jisoo basah kuyup karena keringat, mereka bahkan belum mencapai gerakan inti dan Jisoo sudah sebasah itu. Pelatih itu cukup heran karena biasanya Jisoo adalah anggota yang paling jarang mengeluarkan keringat meski gerakan yang mereka lakukan jauh lebih menguras tenaga.
"Aku baik-baik saja, sungguh. I'm Jisoo I'm oke, aku janji tidak akan melakukan kesalahan lagi" Jisoo memberikan senyum lebarnya berusaha meyakinkan semua orang bahwa ia benar-benar merasa baik dan sehat.
"Saem, boleh aku minta istirahat sejenak? Kepalaku agak pusing sejak tadi karena melakukan gerakan yang sama berulang-ulang" Gadis yang sejak tadi juga memperhatikan Jisoo akhirnya membuka suara, dan menunjukkan wajah letih pada pelatih tari itu agar memberi mereka waktu untuk beristirahat sebentar.
"Baiklah Jennie, aku beri kalian istirahat 15 menit. Kau bisa beristirahat dan juga mencari tahu kenapa Jisoo kehilangan fokusnya hari ini" Sang pelatih beserta timnya perlahan meninggalkan empat gadis cantik diruang tari itu untuk memberi mereka kenyamanan saat beristirahat.
Setelah dipastikan semua tim pelatih keluar dari ruang latihan dengan diantar Jennie yang terus mengucapkan terima kasih, kini ketiga gadis lainnya selain Jisoo tadi menatap sang tokoh utama dari masalah mereka, dengan tatapan bingung dan menuntut penjelasan atas apa yang terjadi.
Jika Jisoo bisa meyakinkan dan mengelabuhi pelatih mereka bahwa ia baik-baik saja, maka jangan harap hal yang sama akan terjadi saat ia mencoba membohongi teman-temannya dengan mudah.
"Jadi jelaskan apa yang terjadi eonnie, kenapa kau sangat pucat dan berkeringat hari ini?" Gadis tertinggi dari mereka memulai percakapan memecah keheningan dalam ruangan itu.
"Chaeng sayang. Ayolah aku tidak apa. Aku hanya kurang tidur semalam karena melatih gerakan ku hingga larut" Jisoo menatap gadis yang dipanggilnya Chaeng dengan tatapan memelas, berharap gadis itu akan percaya padanya.
"Aku juga berlatih semalam eonnie, tapi aku tidak melihatmu. Kau berlatih dimana?" Kini si gadis berponi rapi yang menatap Jisoo dengan tatapan heran karena seingatnya ia hanya latihan sendiri semalam dan tidak bersama Jisoo.
"A-aku berlatih di ruangan lantai atas, kalian tau kan dilantai atas masih ada satu ruang latihan lagi? Aku berlatih disana karena aku tidak ingin mengganggumu Lisa" Kini Jisoo tersenyum pada gadis yang dipanggilnya Lisa, dan mulai menenggak minumannya setelah menjelaskan alasan kesalahannya hari ini pada teman-temannya.
Lisa dan Rose mulai mengangguk karena alasan masuk akal yang Jisoo berikan tentang penyebab kesalahannya. Meski belum sepenuhnya percaya tapi mereka juga merasa ucapan Jisoo cukup masuk akal dan tidak perlu diragukan.
"Jaga kesehatanmu Jisoo, kau tau sebentar lagi kita akan comeback dan itu akan sangat menguras tenaga. Jangan sampai kau justru sakit hanya karena berlatih berlebihan" Kini gadis bernama Jennie tadi menyeka keringat yang mengalir di dahi Jisoo dengan penuh perhatian, tatapannya tak pernah lepas dari Jisoo yang menurutnya bernafas tidak teratur dan terkesan lebih berat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life
RomanceKim Jisoo, alpha betina yang dibenci kawanan karena gendernya. Ditambah keadaannya yang belum memiliki mate, membuat posisinya semakin sulit hingga membuatnya dikucilkan dan terpaksa diusir dari kawanannya sendiri. Puluhan tahun berlalu, dan Jisoo k...