Hallo LUKA Lovers, ketemu lagi sama Shyta. Pasti nunggu lama banget yaa, sorry. Shy bener-bener minta maaf
Seperti biasa jangan lupa putar playlistnya ya 🎶🎶
Terus suport LUKA
Voth, komen, share, and Follow.Spam Spam spam!
Happy Reading ❤️
"Kehilangan paling menyakitkan adalah kematian, tidak peduli seberapa besar kita merindukannya dia tidak akan pernah kembali ke dunia."
"Jadi seperti ini ya rasanya orang-orang sedih kehilangan aku? Aku senang, rasanya seperti aku berharga." Naushafarina Qanshana.
~Rela - Shanon 🎧
Berita tentang Perusahaan Williams yang terancam bangkrut sudah tersebar dimana-mana terutama dikalangan bisnis. Sean yang juga mendengar berita itu pun langsung panik bukan kepalang, apalagi setelah Melo memperlihatkan vidio viral yang membahas keponakannya di sosial media.
Tanpa pikir panjang pria itu mengendarai mobilnya menuju ke kediaman Williams. Sambil menyetir Sean berusaha menghubungi Shana yang mana nomor ponselnya tidak aktif membuat pria itu semakin khawatir. Sean sangat tau bagaimana kondisi psikis Shana dan dia tidak bisa bersikap tenang setelah mendengar berita-berita yang berseliweran di semua platform media sosial.
Sesampai di depan rumah Beni, Sean langsung turun dan berlari kecil memasuki rumah.
"Shana!" teriaknya ketika tidak mendapati siapapun di ruang tamu.
"Shana!"
"Bi Minah!" Sean menoleh dan langsung melangkahkan kakinya ke arah kamar yang terbuka memperlihatkan Bi Minah yang terduduk di lantai sambil menangis.
Semua sontak menoleh menatap Sean begitu juga dengan Sean menatap mereka satu persatu.
"Dimana Shana?" tanyanya datar, perasaannya sudah tidak enak melihat ekspresi Mereka.
Tidak ada yang menjawab. Bi Minah semakin terisak, begitu juga dengan Maya dan Shila. Sementara Kevin, Gino, Beni diam menunduk, lutut mereka benar-benar sudah seperti jeli setelah melihat tubuh Shana tenggelam di bath tub dengan darah dimana-mana.
"Saya tanya dimana Shana?" sekali lagi Sean bertanya. Ekspresinya kentara menahan emosi.
Karena tidak ada jawaban sama sekali Sean mendekati Gino, dengan suara rendah dia bertanya. "Gino saya tanya sekali lagi dimana Shana?!"
Karena sudah tidak sabar pria itu mendorong tubuh Gino hingga tersungkur, berjalan menghampiri Beni yang masih berdiri di depan kamar mandi.
Deg
Beberapa detik Sean terdiam, tubuhnya menegang menatap pemandangan di depannya. Sebelum akhirnya tersadar dan menghampiri sosok yang ada di dalam bath tub.
"Shana!" pria itu mengangkat wajah Shana yang sudah membiru. "Hei! Shana sadar nak. Shana ayo bangun Paman disini, Shana sayang." dengan tubuh bergetar berulang kali Sean menepuk pipi Shana, mengecek nadi gadis itu berharap masih ada denyut kehidupan di dalam sana.
"BERENGSEK KALIAN SEMUA!" teriak Sean marah, dengan sekali sentak pria itu mengangkat tubuh Shana. Tidak peduli darah mengotori jas putihnya. "Saya nggak akan tinggal diam, camkan itu!" lanjutnya dengan tajam sebelum melangkahkan kakinya membawa Shana ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA [END]
Teen Fiction(Sebelum baca dimohon persiapkan hati kalian terlebih dahulu karena terdapat banyak LUKA di dalamnya) -Aku, Kamu, dan Masa Lalu- Namanya Naushafarina Qanshana, mereka biasa memanggilnya Shana, si gadis gila, atau crazy girls. Shana adalah gadis pe...