10

4.8K 348 20
                                    

Semangat!!!
Untuk aku dan kamu yang lagi baca☺
Semoga hari kalian menyenangkan.

Jangan pelit votenya ok🤠

Komen yang banyak, biar aku semangat nulisnya😄














"Seiring berjalannya waktu, semua tak lagi sama, bahkan rambut yang menghitam akan berubah menjadi putih"








🤍🤍🤍








Altar dan Dira sudah sampai di tempat tujuan, bunda sangat antusias menyambut kedatangan anak perempuan dan menantunya itu. Begitu juga dengan ayah yang tak kalah antusias dari bunda.

Bunda telah menyiapkan banyak makanan untuk makan malam, meja makan terlihat lebih penuh dari biasanya.

Di meja yang berbentuk persegi panjang itu Altar memilih duduk di samping Dira, tepat di depan altar ada bunda dan juga Riyan disebelahnya, adik laki-laki Dira yang pertama yang kebetulan ada dirumah, dan seharusnya ia berada di pondok sekarang.

Dan yang terakhir ada ayah yang duduk sebagai pemimpin makan malam.

"Yahh bunda, kok makanan kesukaan kakak semua sih, punya aku mana? " Riyan mengeluh saat melihat makanan yang disajikan merupakan makanan kesukaan Dira semua, tanpa pengecualian.

"Udah makan aja, kakakmu kan udah jarang makan masakan bunda"

"Lahh apa bedanya sama aku, juga jarang kan? " Riyan memasang wajah kesalnya.

"Kamu kapan-kapan aja, besok kan masih bisa, udah makan dulu yang ini" Final bunda.

"Syutt, Riyan"panggil Dira.

Yang dipanggil melirik dengan wajah asamnya.

" Wleeee, I win"ejek Dira merasa bangga.

Tingkah Dira lansung mendapatkan lototan dari bunda, Dira tau itu teguran, tapi apanya yang salah.

Bunda melirik altar, membuat Dira lansung paham.

"Gak papa bunda, aku juga biasa liat kok" Ujar altar yang sangat paham dengan situasi.

Dan dengan bangganya Dira tersenyum dengan gaya jarinya yang di buat tanda ceklis dan diletakkan di bawah dagu.

"Ayokk di makan! " Ujar ayah.

Lalu semua pun mulai fokus pada makananya, Menyantap makanan yang bisa di bilang sangat enak itu, Dira yang paling bersemangat diantara semuanya.

Suana meja makan sedikit hening, hanya ada suara dentingan sendok yang terdengar, namun keheningan tersebut tidak berlansung lama.

"Kak, masih ingat ustad alfan gak" Tanya Riyan.

Pertanyaan Riyan membuat suasana meja makan menegangkan, ini bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan orang tersebut. Semua yang ada di sana tentu tau siapa orang tersebut.

"Kok semuanya jadi tegang gini sih, aku cuma mau nanya, ada hubungan apa itu ustad sama kakak? " Tanya Riyan dengan ekspresi santainya.

Sekedar TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang