7

113 42 0
                                    

Sambil menggoyangkan pelan gelas berisikan wine merah, Yoongi membuka berkas berisikan daftar karyawan magang tahun ini, mencari beberapa nama yang Yoona sebutkan kemarin malam. Gadis itu melakukan berbagai cara agar bisa menginap di apartemennya hingga pagi. Awalnya Yoongi menolak keras. Namun, gadis itu sudah membeberkan beberapa informasi. Ya, setidaknya perannya sebagai spion tidak sia-sia.

"Hm ... Kwon Hyegi, ya?"

Dahi Yoongi sedikit berkerut ketika melihat nilai kinerja gadis yang sempat menyita perhatiannya.

Beberapa nama yang disebut oleh Yoona memiliki nilai kinerja buruk di laporan yang ia pegang. Berbanding balik dengan apa yang Yoona katakan padanya. Aneh, adiknya bilang orang-orang ini mempunyai tekad dan kinerja yang bagus. Mengapa orang-orang ini menilai buruk kinerja mereka?

Mungkin ini sudah saatnya Yoongi benar-benar mendalami perannya sebagai direktur perusahaan.

Tin tong!

Dengan cepat kakinya melesat untuk menemui tamu yang berhasil membuat Yoongi mendengkus kesal akibat fokusnya yang terpecah.

Terlihat seorang pria tersenyum menampilkan lesung pipinya sambil mengangkat dua kantong plastik yang cukup besar sejenak di hadapan pria pucat itu. Mata Yoongi dapat melihat banyak camilan di sana.

"Tuan Min, aku hanya ingin mampir. Setelah melihatmu dengan kening yang berkerut tadi sore, sepertinya anda butuh bantuanku. Boleh aku masuk?" Namjoon masih menampilkan senyum manisnya yang penuh arti.

"Ah, i-iya. Silakan masuk."

"Semua ini untukmu." Namjoon menaruh dua kantong plastik di atas meja makan. Mata elangnya menangkap sebuah botol wine merah dengan sebuah berkas yang Namjoon kenali.

"Tidak perlu repot-repot, Nam. Camilanku masih banyak. Tapi, terima kasih."

"Di saat seperti ini kau masih bekerja?" tanya Namjoon mengalihkan pembicaraan. Tangannya membuka lembaran itu dengan teliti, mengamati wajah-wajah baru yang Namjoon temui beberapa bulan lalu saat sesi wawancara.

"Ada yang harus kuselidiki di pabrik."

Namjoon mengamati wajah tak berekspresi di seberangnya. Namun, Namjoon dapat menangkap sorot kekhawatiran di sepasang manik legam itu.

"Aku bisa membantumu. Jika suatu saat butuh sesuatu hubungi aku saja." Namjoon tahu jika Yoongi adalah tipe orang yang jarang meminta bantuan karena sulit menaruh rasa percaya. Maka demikian, Namjoon hanya bisa menawarkan bantuan agar Yoongi tahu bahwa masih ada orang yang bisa diandalkan.

"Terima kasih tawarannya." Yoongi kembali menyesap cairan merah yang sempat ditelantarkan.

"Apa ada rumor beredar di area pabrik?"

Namjoon menghentikan kegiatannya membolak-balik berkas, menatap Yoongi penuh arti. Sedikit aneh jika Yoongi notabenenya orang yang tidak peduli dengan sesuatu tidak penting tiba-tiba tertarik dengan gosip di pabrik.

"Ya, cukup banyak. Tetapi yang menjadi perbincangan hangat saat ini tentang penilaian kinerja dan lembur untuk pekerja magang." Namjoon menutup berkas di tangannya, menatap lurus ke depan, menerka dan mencari pembicaraan hangat yang sempat ia dengar selama beberap hari ini. "Lalu, ada perbincangan hangat juga di kalangan staf. Katanya pemegang saham sudah berganti."

"Ada apa dengan rumor yang kau sebutkan pertama tadi?" Yoongi masih terlihat menikmati minumannya.

"Jika kinerja pekerja magang buruk maka kontrak tidak dilanjut. Untuk lembur, semua pekerja magang diwajibkan ikut karena masuk dalam penilaian. Aku juga dengar dari Pak Choi jika uang lembur mereka hanya sebesar tiga ribu won."

𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒 𝐌𝐑. 𝐌𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang