77. Psikopat

10 12 5
                                    

       Pagi hari, Rizal telah tapi dengan seragam nya kini karena Faisal berangkat lebih awal ia yang harus mengantar Risma untuk kesekolah, hal yang cukup malas untuk Rizal lakukan karena arahnya berlawanan

"Risma!! Cepetan!" seru Rizal dari halaman rumahnya sudah 15 menit ia menunggu adik nya itu tak kunjung keluar.

"Udah kok. Ayo!" seru Risma berjalan menghampiri dan segera naik di boncengan nya.

"Lama banget, ngapain sih?" tanya Rizal seraya memarkirkan motornya.

"Mamah buatin bekalnya lama" jawab Risma seadanya. Ia tak lagi bertanya dan segera menancap gas meninggalkan rumahnya.

Sepanjang perjalanan Risma mengoceh tentang Rizal yang tak pernah menjawabnya selama perjalanan, bahkan ia membandingkannya dengan Faisal yang lebih asyik darinya. Rizal sungguh tidak peduli ia hanya ingin cepat mengantarnya dan menuju sekolah tujuannya

Beberapa menit kemudian, Rizal memarkirkan motornya di depan gerbang sekolah dasar Risma. Risma segera turun dan menyalami Rizal

"Jangan nakal lo" kata Rizal menunjuk dahinya.

"Emang nya Bang Izal" sindir Risma dengan kerlingan matanya.

"Gak sopan lo, sana masuk" seru Rizal memarkir motornya.

"Emang mau kok wleee" sahut Risma melelet lidahnya dan segera berlari memasuki gerbang. Rizal geleng-geleng kepala melihat kelakuannya yang menjadi ciri khas anak kecil

Ia tak ingin ambil pusing dan segera melaju meninggalkan sekolah Risma menuju sekolah nya. Hari ini cukup mendung entah mungkin pertanda hujan atau tidak Rizal melihat beberapa orang keluar dari gang dan membuntuti nya dari belakang ia melihat di kaca spion nya terlihat anggota GL mengikutinya

"Mau ngapain lagi mereka?" gumam Rizal menoleh ke belakang seolah mereka menantangnya, Rizal segera melajukan motornya lebih cepat membuat mereka mengikuti nya dengan cepat juga

Tinggal beberapa meter lagi dirinya akan mencapai sekolah, tapi dengan adanya anggota GL ia tidak tahu akan selamat atau tidak. Rizal menjadi bingung harus ke sekolah atau tidak ia takut kejadian pada Tian juga menimpa dirinya dan mengacaukan sekolah lagi

Rizal memilih jalan lain yang berlawanan dengan sekolahnya, ia tidak mau sekolah kacau lagi hanya karena dirinya

"Berhenti lo! Gue gak akan biarin lo hidup tenang. Setelah apa yang lo lakuin ke gue! Turun lo!" seru Dani menjajari laju motornya. Rizal tak menanggapi dan segera memacu motornya lebih cepat meninggalkan mereka

Dani segera menyusul Rizal meski tampak sulit karena Rizal lebih cepat darinya keduanya saling menyusul, untunglah jalanan sepi tidak ada kendaraan lain yang lewat sehingga keduanya lebih leluasa untuk tidak membahayakan orang lain

Rizal menoleh ke belakang dan mendapati Dani yang tak jauh darinya ia mulai pegal dan ingin mengakhiri nya, tapi ia tidak bisa karena Dani akan berbuat macam-macam padanya

"Mau lo apa sih?" tanya Rizal memelankan lajunya membuat Dani mengerem mendadak di sampingnya

"Lo harus bayar semuanya!"

"Gue gak punya hutang sama lo"

"Lo ngambil hak gue!"

"Hak apa? Fani bukan siapa-siapa di hidup lo"

"Dia milik gue sebelum lo datang"

"Tapi sekarang, dia milik gue"

"Turun lo!"

Rizal menghela nafas dan berhenti lalu memarkirkan motornya, Dani pun melakukan hal yang sama. Keduanya tampak menatap lurus dan tajam tersirat amarah yang belum selesai

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang