“Lady Inu Kimi!”
Teriakan seorang lelaki begitu keras menggema di ruangan, menyebabkan acara minum teh Inu Kimi berantakan. Lelaki itu tergesa-gesa berlari kemudian bersujud di hadapan Inu Kimi.
“Suimichi! Di mana etikamu itu?! Tidak tahukah kau bahwa aku sedang bersantai minum teh sekarang?!” Inu Kimi tentu murka.
“Sumimasen My Lady! Hamba kemari untuk memberikan kabar buruk bagi kerajaan kita, Klan Inu Shiro!” Suimichi bergetar takut merasakan aura dingin yang dikeluarkan Inu Kimi saat mendengar ucapannya.
“Teruskan. Katakan apa kabar buruknya, Suimichi!” bentak Inu Kimi.
“Lady, Istana ini akan kembali diserang oleh pasukan Nekogiri, musuh lama mendiang Lord Inu Taisho. Mereka saat ini sedang dalam perjalanan menuju ke istana. Mungkin, esok petang mereka akan sampai.”
“Hmmmh! Neko sialan itu rupanya tidak puas dengan kekalahan mereka!” Inu Kimi menggebrak meja sampai cangkir tehnya tumpah. Dia melirik Suimichi tajam. “Tapi, bukankah Lord mereka sudah mati? Lalu, apa yang membuatmu gemetar ketakutan?”
“Memang benar bahwa Lord mereka sudah mati di tangan mendiang Lord Inu Taisho. Namun sekarang, mereka mempunyai prajurit yang sangat tangguh, yakni para cucu Lord Nekogiri. Mereka ada empat orang yang mempunyai kekuatan elemen api, es, petir, dan tumbuhan,” jelas Suimichi.
“Begitu? Apakah kau yakin kerajaan Inu Shiro akan kalah dengan keempat prajurit tersebut, Suimichi?” tanya Inu Kimi tenang.
Suimichi dibuat bertanya akan sikap tenang yang terpampang jelas pada sang Lady. Dia akhirnya dapat menerka mimik dan maksud ucapan Inu Kimi.
“Tidak, Lady! Kerajaan Inu Shiro tak kan pernah terkalahkan oleh apapun dan siapapun! Karena Hamba dan seluruh pasukan istana akan membabat habis mereka yang akan memasuki istana ini!” Suimichi kembali berdiri tegap menghapus ketakutannya.
“Bagus! Itulah jawaban yang aku inginkan. Dan satu hal lagi yang harus kau lakukan.”
“Apakah gerangan itu, Lady?”
“Ikut sertakan putraku dalam pertarungan itu!”
“Hai!”
Suimichi membungkukkan badan memohon diri untuk menjalankan tugasnya.
Inu Kimi tersenyum bahagia sambil menyesap teh ocha yang baru dia tuang di sekoci perak. Dia memikirkan hasil akhir pertarungan esok antara Sesshoumaru dan Pasukan Nekogiri.
HUTAN TASHIMADA, DATARAN TIMUR
“Cotto ... Sess--Sessh--oumaru-sama!"
Desahan cempreng milik Jaken si Kappa cebol begitu mengganggu pendengaran Sesshoumaru.
“Urusei! Jika kau lelah, maka tinggallah sendiri di sini! Sesshoumaru ini tidak keberatan jika kau ingin beristirahat lagi!” seru Sesshoumaru.
“Eh ... anooo ... tidak! Tidak! Hamba tidak akan pernah lelah mengikuti Anda, Sesshoumaru-sama! Hanya saja ... kapan kita makan?! Hamba sudah tidak kuat menahan lapar!” keluh Jaken.
Sesshoumaru hanya diam membisu, kembali berjalan lurus. Dia sesekali melirik Jaken si pengikut setianya yang tepar di tanah karena kelaparan.
Sesshoumaru berhenti sejenak untuk memandang langit. Dia sudah sejauh ini untuk menemukan pedang Tetsaiga. Dia sudah mempunyai pengikut yang bisa diandalkan menurutnya. Dia sudah menceritakan siapa dirinya, keluarganya, bahkan kekuatannya pada sang Kappa. Namun, mengapa semua itu tidak membuat Sesshoumaru puas. Masih ada hal lain yang membuat sang Pangeran klan Inu Shiro resah dan kurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesshoumaru: Demon Dog Ruler of the Western Plains [ SLOW UPDATE ]
Fanfiction#2 in Sesshoumaru (12/10/23) Sesshoumaru .... Aku tahu itulah namaku .... Nama panggilanku .... Nama kebesaranku .... Sebuah nama yang akan mengalahkan nama besar ayahku ... Inu no Taisho. INFO⚠ PADA DASARNYA INI CERITA SAYA DENGAN JUDUL SEMULA 'SES...