Part 19

539 92 15
                                    

Sooyoung kembali menatap kearah jam tangan yang melingkar di salah satu pergelangan tangannya. Ia paling benci menunggu. Kalimat yang ayahnya ucapkan kemarin semakin terngiang.

'Paling tidak kau harus memberitahu anak itu hal ini. Dan pertemukan segera aku dengan kekasihmu itu'

Ia terlihat terduduk disalah satu ruangan private dengan sashimi yang baru saja dihidangkan oleh seorang pelayan.

"Kau sudah lama?", suara bass itu membuyarkan semua pikirannya. Sooyoung berusaha menetralkan segala batin dan perasaannya.

"Tae...",

"Ada apa?", tanya Taehyung khawatir. Jangan lupa seberapa tinggi tingkat kepekaan pria ini jika sudah menyangkut kekasihnya.

"Makan saja dulu. Aku akan mengatakannya pelan-pelan",

"Tentang apa?", Taehyung terlihat mulai mendudukan diri berseberangan dengan Sooyoung.

"Kakekmu", tangan Taehyung yang semula sudah meraih sumpit itu kembali meletakan sumpit tersebut. Rahang pria itu mengeras. Percayalah. Ia akan mencoba untuk siap dengan Sooyoung yang akan mengakhiri hubungan dengannya.

"Kau...",

"Aku tidak akan menuruti permintaannya. Aku yakin sebelum ia menemuiku ia juga menyuruhmu untuk meninggalkanku kan?", Taehyung terdiam dan mulai menepis otaknya yang berisi worst scenario yang ia bayangkan. Lalu pria itu mengangguk. Sooyoung tersenyum lalu menggenggam telapak tangan milik Taehyung. Menenangkan prianya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu. Sekalipun... Jangan merasa bersalah", Taehyung menunduk rasanya ia bahkan terlalu tidak percaya diri untuk menatap langsung wajah kekasihnya.

"Kau kehilangan dua orang yang kau sayangi. Aku tahu seberapa beratnya hal ini", Sooyoung berujar begitu lembut. Ia tidak mendesak Taehyung untuk meresponnya, ia tahu bahwa pria ini juga tidak baik-baik saja.

"Jadi... Jangan tinggalkan aku. Karna aku juga akan menetap dimana pun. Selama kau ada", Taehyung mendongakan wajahnya menatap Sooyoung yang entah sejak kapan menjadi begitu melankolis dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Taehyung mengangguk menghela nafas kasar penuh kelegaan.

"Ayahku ingin menemuimu. Ada fakta tentang kecelakaan ini yang harus kau ketahui",

......................................................................

Taehyung, pria ini sekali lagi berdiri didepan cermin dan kembali menatap kearah pantulan dirinya. Merapikan luaran rajut miliknya dan kembali menyisir rambutnya. Entah sudah keberapa kali ia melakukan ini pagi ini. Wajar, ia gugup karna Seojoon ingin sekali menemuinya.

'Calon ayah mertua', ia kembali tersenyum sendiri dengan gelar yang ia berikan pada Seojoon. Tak ingin menjadi sosok pria yang tidak tepat waktu, Taehyung mulai bergegas meraih kunci mobilnya dan mengendarai mobilnya.

Dan begitu setengah jam berlalu, mobilnya telah meluncur dengan mulus melewati gerbang kediaman keluarga Park tersebut. Ia dapat melihat dengan jelas Sooyoung yang terlihat tengah berdiri tegak dan tersenyum kearahnya. Taehyung menahan diri setengah mati agar tidak langsung berlari menuju wanitanya dan menghujani Sooyoung dengan ciuman panasnya. Sayangnya ia masih memiliki keperluan untuk mencari muka pada Seojoon. Sehingga menjadi sosok menantu idaman.

"Ayo masuk. Ayahku sudah menunggumu di ruang kerjanya", Sooyoung berucap sambil menggaetkan tangannya pada lengan kekar kekasihnya.

"Jika aku berhasil meyakinkan ayahmu. Apa yang akan kudapatkan?", Sooyoung terlihat tampak berpikir. Lalu wanita itu terkekeh jahil membuat kedua alis Taehyung terangkat.

"Aku akan pindah ke rumahmu dan tidur di ranjangmu", bisik Sooyoung begitu keduanya tiba pada ambang pintu ruang kerja ayahnya.

"Good luck",

'CUP!', Sooyoung berlalu begitu saja begitu bibirnya selesai mengecup pipi tampan kekasihnya.

Taehyung terkekeh pelan dan tangan miliknya mulai meraih knop pintu kerja milik Seojoon.

'Bukankah seharusnya mengetuk terlebih dahulu?',

Tangannya beralih mengetuk pintu tersebut menanti suara sahutan dari dalam untuk memintanya masuk.

"Apa yang kau lakukan disini nak?", Taehyung membulatkan matanya dan segera menoleh ke asal suara tersebut.

"Siapa yang memberitahumu bahwa aku ada didalam ruangan itu? Sooyoung?", Taehyung tak merespon kalimat dari Seojoon melainkan dengan tubuh kakunya, pria ini membungkukan tubuhnya penuh hormat.

"Annyeonghaseyo",

"Masuklah nak", Seojoon berujar santai sambil mempersilahkan Taehyung untuk masuk kedalam ruangannya.

"Aku tidak akan bertele-tele nak. Ini soal kakekmu", atmosfer semakin mencekam bagi Taehyung.

"Baiklah", hanya itu yang mampu Taehyung ucapkan.

"Malam Natal waktu itu.."

FLASHBACK POV

"Kim Suho, ayahmu akan murka begitu tahu kau masih bersahabat denganku",

"Well, Joon! Harga saham perusahaan ayahku memang merosot berkat ulahmu. Tapi aku masih butuh seseorang untuk kukalahkan dalam permainan golf hari ini", keduanya tertawa. Park Seojoon dan Kim Suho. Siapa yang tak mengenal keduanya? Pria kota Seoul yang populer dengan ketampanan dan juga harta orang tua mereka.

Mari kita persingkat saja. Usai dari pertemuan keduanya. Ji-won dan Seojoon ditawari tumpangan dari tempat service golf tersebut.

"Kim Daepyo yang menawarkan ini", Seojoon dan Ji-won saling memandang. Ini aneh namun keduanya tak ingin berasumsi. Menolak dengan halus dan sopan adalah solusi terbaik.

"Suho-a. Appamu mengirimi kendaraan untuk mengantarku pulang", Suho yang saat itu masih membereskan tongkat golf bersama dengan istrinya itu tertawa pelan.

"Mungkin itu untuk kami. Kau GR sekali Hyung!", ledek Suho.

FLASHBACK POV end

"Itu terakhir kali aku bertemu dengan ayah dan ibumu", Taehyung mengernyitkan keningnya.

'Apa maksudnya memberitahu hal ini pada pertemuan pertama kami?'

"Kakekmu, berencana mencelakaiku saat itu. Tapi orang tuamu lah yang menjadi korban", seolah tahu apa isi kepala Taehyung sebelumnya Seojoon memberinya jawaban.

"Ka.. kakek?",

"Ini bukti untuk semua perbuatannya di masa lampau", Taehyung meraih amplop tersebut dan mulai meneliti satu persatu isi amplop tersebut.

"Lalu... Apa maksud anda menyerahkan ini padaku?", tanya Taehyung.

"Apa kau mencintai putriku?",

"Sangat", Taehyung berjawab dengan cepat tanpa ragu.

"Buktikan. Jika kau memang begitu mencintai putriku, maka satu-satunya cara untuk melindunginya adalah...

memenjarakan kakekmu",

Permintaan Seojoon benar-benar seperti sebuah petir baginya. Pikirannya sudah seperti kaset rusak ataupun benang kusut didalam sana.

TBC

.............................................................

Jangan lupa vote n Komen yaa. Menurut kalian lebih ngeselin siapa? Kakeknya Taehyung apa papanya Sooyoung? Wkwkwk

Vote up to 60++ author up lagi

Brittle (VJOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang