LAUREL

1.2K 139 52
                                    

Aamon percaya tidak percaya dengan takdir Dewa. Ia yakin tanpa takdir dewa pun ia sudah mendapatkan semua hal di dunia. Ia tampan, kaya, dan seorang raja. Kalau mau mencari pasangan tinggal membuat sayembara, dan orang-orang akan mengantri agar terpilih menjadi pendampingnya.

•••

Aamon, Sang Raja Aberleen kini tengah berburu rusa dengan busur dan anak panahnya. Ia adalah pemanah yang hebat. Orang-orang di kerajaan, bahkan raja dari negeri sebelah juga mengakui kehebatan Aamon. Seperti saat ini, ia berhasil memanah seekor rusa.

"Kakak memang hebat! Aku juga ingin bisa seperti kakak nanti!" pujian itu keluar dari mulut mungil putra bungsu kerajaan yang baru berusia 12 tahun, Pangeran Gusion Paxley.

Aamon menoleh ke arah adik kecilnya. Ia tersenyum tipis. "Tentu saja. Kakakmu ini pemanah terhebat di seantero bumi."

Gusion menggeleng, terlihat tidak menerima pernyataan kakaknya barusan. Ia menunjukkan sebuah halaman pada buku yang sedari tadi dibacanya.

"Ada yang lebih hebat dari kakak. Lihat orang ini. Dewi Lunox sang Cupid. Ia dewi asmara. Bayangkan saja dia membidik dari langit untuk membuat dua manusia saling jatuh cinta dengan tepat sasaran." Gusion menjelaskan dengan netra yang terlihat berbinar.

Angin berhembus, Aamon dengan posisi anak panah yang sudah terpasang pada busur, menembakkannya melewati sebelah kepala Gusion. Gusion kaget, ia sedikit bergidik. Takut-takut malah kepalanya yang kena.

Aamon memberi gestur untuk mengikuti arah pandangnya. Si adik lantas menoleh ke belakang dan menemukan kakaknya berhasil memanah sehelai daun yang jatuh. Dan sekarang daun itu terjepit antara panah dan batang pohon.

"Lihat, kan? Kakakmu ini hebat. Cupid itu tidak ada apa-apanya bandingankan denganku, Gusion. Aku jauh di atasnya." Aamon berucap dengan nada yang tegas.

•••

Sementara di langit tinggi tempat dewa dewi tinggal. Kesombongan Aamon barusan didengar oleh Lunox, sang Cupid.

"Dasar manusia! Besar kepala juga raja satu ini. Padahal skill memanahnya tidak ada apa-apanya dibandingkan denganku." Dewi itu terlihat kesal dengan pipi yang menggembung. Ia jengkel.

Lunox kemudian punya ide bagus. Disana terlihat Aamon yang sedang membaca buku di perpustakaan istana dengan ditemani seorang penjaga perpustakaan.

Sang cupid bersiap memanah Aamon dengan anak panah emasnya. Ia akan membuat Aamon jatuh cinta pada pria itu. Anak panah dilepas dan tepat sasaran mengenai Aamon.

"Gotcha!"

Lalu ia bersiap dengan anak panah barunya untuk memanah si penjaga perpustakaan. Tapi, bukan panah emas seperti barusan yang hendak ia lesatkan, melainkan anak panah dari timah yang membuat orang itu tidak akan pernah jatuh cinta pada siapapun.

"Akhirnya selesai. Manusia angkuh harus diberi pelajaran. Ah, adiknya tadi memujiku. Aku harus memberinya hadiah." Lunox tersenyum dan pergi menuju database semua manusia berada. Ia akan pilihkan orang terbaik untuk adik sang raja.

•••

Natan namanya. Seorang pustakawan kerajaan yang kini tengah mengisi jurnalnya. Tak jauh dari tempat ia duduk, ada sang raja yang tengah membaca beberapa buku kuno.

Keduanya hening. Natan hanya akan berbicara jika rajanya memulai duluan. Bukan maksud tidak sopan, hanya saja ini perpustakaan. Sudah pasti harus sunyi agar raja nyaman dan konsentrasi.

"Natan, aku habis berburu dengan adikku. Ia menunjukkan buku dewa-dewi itu padaku. Dia memilih sendiri atau kau yang menyarankan?" Aamon bertanya, tapi atensinya masih pada buku yang ia baca.

LAUREL (Aamon x Natan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang