Part 30 [Mention]

32 7 0
                                    

"Kamu yang lucu, Ta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu yang lucu, Ta." —Rafael (bucin) Damar


[Can We be Together]
—Part 29—

Bel pulang sekolah berbunyi 5 menit yang lalu, namun Dita tak kunjung beranjak atau sekadar membereskan buku buku nya.

"Woi ta, ga beres beres lo?" tanya Lalak sambil membereskan peralatan nya sendiri

Dita berdecak pelan, "Ck, gue nunggu Rafa,"

"Bucennnnn," kompak Hanan dan Lalak menyoraki kelakuan sahabatnya itu.

Tak lama Rafa masuk ke kelas Dita. Diikuti Galen dan Nathan dibelakang nya. Rafa juga tidak tau mengapa dua sejoli itu mengikutinya.

"Hai Ta," bukan Rafa, melainkan Galen yang sudah duduk manis di kursi sebelah Dita yang kebetulan sudah kosong.

Dita menegakkan kepalanya, tersenyum kepada Galen, "Kak Galen ngapain ikut kesini?" tanya Dita heran.

Semuanya langsung menoleh kearah Galen seolah mendesaknya untuk segera menjawab, "Ehehe, ya gue gabut aja, kok lo sewot gitu? Ga suka abang Galen yang cakep ini ikut nyamperin neng Dita?"

"Bacot," sambar Rafa.

Galen sontak memegangi dadanya, "Apa yang kamu katakan barusan jahat mas, jahat!" Galen mendramatisasi.

"Mau pulang sekarang apa nanti Ta?" tanya Rafa pada kekasihnya.

"Sekarang aja boleh,"

Rafa mengangguk kemudian dengan sigap membereskan buku buku Dita yang sepertinya sengaja tidak ia masukkan ke dalam tas sejak tadi.

Nathan yang melihat itu menjadi geli. Tak biasanya Rafa mau melakukan hal se remeh ini, "Bucin banget lo Raf gue liat liat."

"Emang! Dasar bulol!" Galen menambahi.

Bukan Rafa namanya jika ia menanggapi ejekan teman teman nya. Laki laki tadi memilih diam.

"Yuk Ta,"

"Hayuk mas," lagi lagi Galen menyahut tanpa ada yang mengajaknya.

Rafa menatap Galen sinis. Bule blasteran jawa itu memang susah jika disuruh diam.

***

Di mobil Dita langsung menyandarkan badan nya ke kursi. Punggung nya pegal bukan main juga perutnya yang terasa sangat nyeri.

"Gimana Ta? Ada yang sakit?" tanya Rafa khawatir

Dita menggeleng. "Engga ada kok,"

Rafa kemudian melajukan mobilnya tanpa banyak bicara. Sedangkan gadis di samping nya sudah memejamkan mata. Lebih baik tertidur dari pada terus merasakan nyeri perut.

CAN WE BE TOGETHER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang