Chenle menegak air mineral yang diberikan Sungchan padanya. Ia kehausan. Berlatih sihir sangatlah tidak mudah untuk nya. Terlebih menghapal mantra yang asing baginya.
"Apa tidak ada cara yang lebih mudah untuk berlatih sihir tanpa menghapal mantra? Kepalaku rasanya mau meledak" Chenle memegang kepalanya yang berdenyut nyeri.
Sungchan yang tengah membaca buku mengalihkan atensinya pada Chenle dan melempar seringai kecil. Chenle yang melihat seringai Sungchan memutar bola matanya malas, ia sudah menduga hal yang akan terjadi selanjutnya.
"Itulah gunanya aku disini untuk membantu mu agar tidak bodoh. Mantra yang ringan saja kau tidak bisa menggunakannya dengan baik apalagi mantra yang berat. Memangnya selama ini kau gunakan untuk apa otakmu itu? Tidak ada isinya"
'Sudah ku duga dia akan menghina ku lagi' batin Chenle kesal.
"Aku itu tidak bodoh hanya belum pandai saja" Chenle membela diri.
"Coba gunakan mantra untuk mengambil barang yang jauh"
Mata Chenle membulat. Mendadak ia lupa. Padahal ia baru saja mempelajarinya tadi. Melihat ekspresi Chenle yang kebingungan, Sungchan sudah menduga Chenle tidak mengingat bunyi mantra itu.
"Semar mesem"
"Pfftt...Hahahaha" tawa Sungchan meledak.
Chenle menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia tersenyum canggung. Tawa Sungchan tidak berhenti membuat Chenle menatapnya kesal. Ia sudah menduga lelaki itu akan mengejeknya lagi.
"Semar mesem hahahaha mantra macam apa itu?" Sungchan memegang perutnya. Ia tidak bisa berhenti tertawa ditambah lagi melihat ekspresi kesal Chenle membuat Sungchan semakin meledakkan tawanya.
"Jangan tertawa lagi, aku tadi hanya sedang bercanda saja. Sebagai seseorang dari asrama Hufflepuff, aku sangat suka bercanda dan membuat suasana menjadi bahagia" bela Chenle ada dirinya sendiri.
Sungchan menghapus air matanya yang mengalir dari sudut matanya karena puas tertawa. Ekspresi bahagia nya tergantikan dengan ekspresi datar dalam sekejap.
"Kau tidak bisa bercanda disaat serius. Seseorang yang cerdas, dia akan bisa membaca situasi dan tahu dimana saat nya bercanda dan saat untuk serius" ucap Sungchan datar.
"Terlalu serius tidak diperbolehkan juga, itu hanya akan menambah beban pikiran mu"
"Setiap detik adalah bahaya. Jika kau tidak bisa menempatkan diri di situasi yang tepat, kau hanya akan membawa masalah untuk dirimu sendiri. Berpikirlah dulu sebelum berucap, nona"
"Aku bukan nona!! Aku punya batang cuma sedang sembunyi saja!!" Chenle menatap kesal Sungchan.
"Lihatlah penampilan mu sekarang, kau hanyalah perempuan yang lemah"
"Akan ku buktikan aku bisa kembali ke tubuh ku yang semula. Lihat saja jika aku sudah kembali menjadi seorang lelaki aku akan menantang mu secara jantan"
"Berusahalah, aku akan menunggu saat itu" tantang Sungchan.
"Kenapa tidak Mark saja yang mengajari ku, kenapa harus orang menyebalkan ini?" gumam Chenle pelan namun terdengar oleh Sungchan.
"Sudah ku duga. Kau menyukai Mark 'kan?"
Deg!!
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Renjun mengalihkan pandangnya dari buku pada orang yang duduk di sampingnya. Menutup bukunya saat melihat kalau Haechan lah yang duduk di dekatnya. Haechan memandang ke arah depan dan begitu juga Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Historia De Amor 🔞
FanfictionPerjalanan menarik dari 4 lelaki manis yang bereinkarnasi menjadi perempuan di tempat asing. Dan mereka dapat kembali menjadi lelaki jika sudah menyelesaikan tantangan. Tetapi itu bukanlah akhir dari cerita ini melainkan kisah mereka baru saja di mu...