"Re, mau sampai kapan kamu melamun seperti itu? Makanlah sarapan mu, karena setelah nya kamu harus minum obat." tegur Lukas ketika keduanya berada di ruangan makan pagi itu.
Sontak saja Rea yang mendengar hal itupun segera tersadar dari lamunan nya.
Sejenak menatap pria itu sebelum kembali menyuapkan nasi goreng itu ke dalam mulutnya dan melanjutkan acara sarapan paginya yang tadi sempat terhenti tuk beberapa saat lamanya.
"Nanti saat makan siang aku juga akan pulang ke rumah lagi,-
"Untuk?" Tanpa sadar Rea yang sedang sibuk makan pun melontarkan pertanyaan tersebut ke arah Lukas, tepat sesaat setelah pria itu bicara ke padanya.
Ia pasti kepada nya. Karena tidak ada siapapun di ruang makan tersebut kecuali dirinya. Karena para pelayan pun dimintanya menunggu di luar ruang makan, selagi kami menghabiskan waktu di tempat itu.
"Menemani mu makan siang. Kenapa? Kau mau komplen pada ku lagi soal ini?" balas Lukas dengan nada suara sedikit sebal.
"Ia aku ingin komplen! Karena aku bukan anak kecil lagi Lukas! Aku bisa makan sendiri jadi tak perlu kau temani segala."
Balas Rea dengan ekspresi tak kalah kesal.
Entah bagaimana, tapi Rea merasa Lukas semakin memonopoli segala aspek kehidupan nya.
Ia selalu ikut serta dimana pun wanita itu berada. Dan dengar saja barusan! Dia malah mau repot-repot plng ke rumah hanya untuk menemani Rea makan siang.
Oh god! Please lah. Ini terdengar berlebihan bukan? Ia bukan lagi bayi ataupun balita yang harus di awasi 24 jam.
Dia sudah dewasa. Perempuan yang matang serta mandiri. Jadi buat apa pria itu repot-repot mengurusi nya sampai ke hal sepele semacam itu? Aneh bukan?
Yah, memang. Dan itu juga yang dipikirkan Rea mengenai hal itu.
"Aku hanya ingin memastikan kalau kamu memang makan dengan baik Re! Karena jika aku tidak ada di sini kau bisa saja menolak untuk makan seperti sebelumnya kan. Dan aku khawatir tentang itu! Aku cuman gak mau kamu sakit lagi, seperti kemarin. Paham?!"
Rea memejamkan matanya sesaat, sebelum menaruh alat makannya di atas piring berisi menu sarapan nya kala itu, dan mulai menatap Lukas dengan ekspersi seakan tengah menahan kesal.
"Ok kalau soal itu, maka aku minta maaf. Karena sebelumnya menolak untuk makan. Tapi aku punya alasan untuk itu Lukas! Aku tidak enak badan, mulut ku rasanya pahit. Jadi untuk makan sedikit saja rasanya tidak enak, makanya aku tidak makan apapun pagi itu. Tapi kini kondisi ku sudah jauh lebih baik. Aku hampir sehat! Jadi kau tidak perlu merasa khawatir lagi. Aku akan makan dengan baik. Aku jamin itu. Makanya kau tidak perlu sampai pulang ke rumah hanya untuk memastikan ku makan atau tidak."
Lukas menyipitkan matanya, tak terima sepenuhnya dengan statement yang Rea ungkapkan barusan. Ia tak ingin begitu saja percaya dengan apa yang Rea jelaskan kepadanya barusan. Karena pikirnya wanita itu bisa saja hanya mencoba mencari-cari alasan agar Lukas tak bisa mengawasi nya dengan ketat menganai hal tersebut.
"TIDAK! Aku akan tetap pulang ke rumah nanti siang. Titik! Dan keputusan ku itu sudah bulat, berlaku hingga 1 minggu ke depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pawned Wife
Romance"Kau membutuhkan uang ini bukan? Maka tanda tangani kontrak ini, dan jadilah milik ku selama 3 bulan ke depan." Rea menggigit bibirnya pelan, sambil meremas ujung gaun yang tengah dikenakannya itu dengan keras, menahan segala amarah dan rasa malu ya...