MHT 1

145K 2.6K 12
                                    

"Di sekolah jangan macem-macem. Yang bener belajarnya."

"Hih, emang Shey pernah nakal di sekolah? Aku kan selalu baik. Selalu nurut sama guru engga pernah macem-macem."

Gadis muda yang menyebut dirinya dengan nama Shey itu cemberut ke arah sang mama. Enak saja dirinya dituduh macam-macam. Padahal kan tidak. Mamanya itu asal menuduh tanpa bukti.

Kisa sebagai sang mama hanya terkekeh. Putri bungsunya itu masih seperti anak kecil jika digoda seperti ini. Tangannya mengusap kepala Shey yang tengah mengecup punggung tangannya.

"Kamu bareng abang?" tanyanya.

Shey mengangguk. "Tapi abang masih mandi. Lama banget tau ma, padahal udah aku teriakin dari tadi." ucap gadis itu.

"Jangan-jangan, abang ngapa-ngapain lagi di kamar mandi?!" sambungnya dengan nada lebih lirih tetapi ekspresinya tidak menunjukkan demikian. Tangannya berada di depan mulut yang menganga. Memancing sang mama untuk berpikiran yang sama dengannya.

"Kamu masih pagi udah gosip aja." sahut seseorang dari arah tangga. Ditandai dengan suara tangga kayu yang dipijak berirama.

"Ih papa, ini tuh bukan gosip. Tapi menganalisa. Aku lagi menganalisa kenapa abang tuh kalo mandi pagi suka lama. Ini aja udah hampir dua abad aku nunggunya." ucap Shey lebay. Sang papa hanya terkekeh mendengarnya.

Tangan Henry mengusap kepala sang putri. "Trus trus gimana hasil analisa kamu?"

Wajah semangat Shey langsung nampak. Senyumnya melebar sampai matanya menyipit. "Jadi gini, aku udah menemukan kal-"

"SHEY! KAMU KALO NGOMONGIN ABANG NANTI BERANGKAT SENDIRI AJA. JANGAN BARENG ABANG." teriakan khas Sandy dari kamar mandi bergema.

Mata Shey langsung membola mendengar teriakan ancaman dari kakak laki-lakinya.

"ENGGA ABANG! BUKAN AKU YANG NGOMONGIN ABANG. PAPA NIH YANG MULAI. IH PAPA GIMANA SIH KOK NGOMONGIN ANAKNYA SENDIRI."

Kini gantian Henry yang bingung dan membelalakkan mata mendengar ucapan putrinya. Padahal ia baru tiba dan bergabung tetapi sudah dituduh macam-macam saja.

Sedangkan Kisa hanya tertawa melihat wajah sang suami. Selalu seperti ini saat sarapan. Ada saja hal ramai yang patut diributkan antara dua buah hatinya. Kadang dirinya dan sang suami juga turut ditarik.

————
baru awal, kalo krinj wajar🥰 ikutin aja terus

gatel bgt pengen up new story

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang