Sembari menunggu Haechan mengambilkannya kaos, Jaemin menyempatkan menelfon ketua OSISnya dulu.
Sebenarnya tadi ia memang ada kepentingan untuk pergi ke ruang kepala sekolah. Berniat memanggil kepala sekolah untuk melakukan penyambutan di lapangan. Namun, ya bajunya ketumpahan kopi.
Jaemin, ia tau pemuda yang menumpahkan kopi padanya. Beberapa teman-temannya sering membicarakannya dan setau Jaemin pemuda itu juga populer disana.
Hanya itu saja. Dan ya, akhirnya tadi secara resmi Jaemin kenalan. Itupun pemuda itu yang memulai.
"Eh ini kaosnya."
Sontak lamunan Jaemin buyar saat Haechan menyodorkan kaos hitam polos padanya.
"Sorry ya, jadi ngerepotin."
Haechan nanggapin pake tawa pelan. "Gak ngerepotin. Justru gue yang sungkan soalnya udah bikin lu ketumpahan kopi."
"Kalau gitu kaosnya gue pinjem dulu ya. Sekali lagi makasih. Gue duluan ya." Jaemin memang harus bergegas.
"Eh bentar." Haechan reflek menggenggam tangan Jaemin yang baru saja ingin beranjak.
"Kenapa?" Alis Jaemin menukik bingung. Gatau aja kalau hal itu malah keliatan lucu di pandangan Haechan.
"Boleh minta nomor ponsel lu ga?"
"Buat apa?"
Haechan melepaskan genggaman tangannya, dengan canggung mengusap lehernya.
"Itu, kali aja lu mau balikin kaosnya. Biar gampang lu chat gue."
Jaemin langsung nabok dahinya. Meringis sambil cubit pipinya dan bergumam "Bodoh."
"Eh jangan di cubitin, nanti pipi lu sakit." Haechan entah keberanian dari mana menarik tangan Jaemin agar lelaki manis itu berhenti mencubit pipinya sendiri.
"Sorry ya. Gue lagi buru-buru jadi engga fokus. Sini nomor lu aja, biar gue yang chat lu nanti." Jaemin mengulurkan ponselnya pada Haechan. Diterima pemuda itu dengan segera sebelum menuliskan nomornya di ponsel lelaki manis itu.
"Sekali lagi makasih ya. Duluan ya, sorry banget buru-buru."
Haechan mengulum senyum begitu Jaemin mengantongi ponselnya, dia segera berlari menjauh.
Lucu banget.
Pengen gigit.
Kebetulan sekolah mereka ini lagi ada porseni. Pekan olahraga dan seni. Dan hari ini itu acara puncaknya. Pembagian hadiah sama penampilan bintang tamu.
Makanya Haechan gak kaget ngeliat Jaemin sibuk.
Kan dia termasuk anggota OSIS.
...
Alasan kenapa Haechan terkenal, pemuda itu merupakan vokalis dari sebuah band. Kebetulan anggota bandnya itu berteman sejak SD dan band mereka dibentuk mulai dari SMP.
Awalnya cuma manggung-manggung biasa di cafe. Lama-lama kadang suruh ngisi acara-acara. Kaya seminar gitu. Jadi ya, eksistensi band mereka cukup terkenal di kota ini.
Anggotanya sendiri ada Haechan, Hendery, Lucas, Ryujin dan Yangyang.
Jaemin berjengit kaget waktu bahunya di tepuk pelan, waktu noleh, dia bisa ngeliat ketua OSISnya.
"Kenapa?" Jaemin bertanya.
"Gapapa sih, lu fokus amat dah." Mark membalas.
"Hehe, kepo pengen nonton."
Mark akhirnya ikut memperhatikan. "Lu ngefans sama mereka?"
"Gak juga sih."
"Tapi antusias banget nontonnya."