"AAA KEPONAKAN CABULKU!"
"TANTE JIN!"
Junkyu terkekeh kecil melihat pemandangan didepannya. Sementara Haruto hanya memutar bola matanya malas.
"Sugeng rawuh papa, mama"
[Selamat datang papa, mama]
Jennie tertawa, ia bukannya mengejek. Hanya saja mendengar logat Junkyu yang berbicara bahasa jawa terdengar lucu dipendengarannya.
Mengangguk senang menerima sambutan dari menantunya seraya tersenyum disaat Harukyu dan Kyujin mencium punggung tangannya secara sopan.
"Udah belajar bahasa jawa sama Haruto berapa lama sayang?" tanya Hanbin yang baru turun dari mobil membawakan beberapa buah tangan.
"Soyang sayang, nyadar dong situ udah mau bau tanah"
Plak!
"Ngomongnya mas, jangan kaya gitu. Pantes ditiru Hikaru" sinis Junkyu menepuk mulut suaminya sedangkan Hanbin hanya terkikik meledek.
Sebagai tuan rumah, Junkyu menyiapkan berbagai masakan yang cukup banyak untuk kedatangan mertua dan adik iparnya.
Haruto yang sayang istri pun turut ikut membantu walaupun banyak mengacaunya.
"Kak cabul" panggil Kyujin.
Junkyu yang sibuk menyiapkan piring dan sekawanannya itu menoleh dan tersenyum manis merespon panggilan Kyujin.
"Kenapa dek?" balasnya lembut.
"Kok sekarang pantat sama dadanya semok banget sih? Diremes terus sama si dajjal ini ya?"
"OHOK! OHOK!"
Jennie panik, mengambilkan segelas air putih pada suaminya yang tersedak memakan ayam pop.
"Dek, astaghfirullah stress banget mama punya dua anak gak ada yang bener" prihatin Jennie yang kepalang pasrah.
Tahu modelan keturunannya begini, mungkin Jennie dari awal tak akan pernah mau menyanggupi Hanbin yang meminta jatah. Pfftt.
"Oh ya jelas, tiap malem gue ngenyot pentilnya sampe rebutan susu sama Hikaru"
"OHOOOKK UOHOKKKK! AIR SEGALON MAH AIRR!"
Sungguh naas, Hanbin kembali tersedak brutal mendengar lontaran vulgar dari anak sulungnya.
☘️☘️☘️
Selepas makan siang, Kyujin dan Hikaru yang kedapatan mencuci piring pun masih berada diruang dapur.
Sementara yang lainnya tengah sibuk berkumpul diruang keluarga ditemani tape goreng andalan Junkyu dan beberapa gelas wedang ronde.
Karena diluar sedang hujan deras, orangtua Haruto sepakat untuk meneduh sejenak dirumah pasusu tersebut.
Padahal mereka membawa mobil, tapi Hanbin beralasan masih rindu dengan anak sulungnya. Pret.
"I-ini..." Junkyu mengerutkan dahi bingung lalu menatap Jennie yang tersenyum lebar. "Ini apaan ma?" sambungnya lagi.
Tawa Jennie akhirnya menguar setelah sekian lamanya tertahan.
Ah, menantunya ini sangat lucu sekali bagaimana cara ia berekspresi. Sungguh candu, dan Jennie tidak merasa ilfeel sama sekali.
Ia tak akan pernah melepaskan menantu kesayangannya ini sampai kapanpun. Jangan sampai lolos, kalau kata Hanbin.
Kalau salah satunya meminta cerai, akan Jennie pukul otaknya dengan sandal swallow kesayangannya agar sadar.
"Ini namanya keripik belut sayang" jelas Jennie yang tawanya sudah mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angry Husband [END] ✓
Fanfiction[SEQUEL : Angry Boyfriend] Membangun rumah tangga itu bukanlah suatu perkara yang mudah. Junkyu tak pernah menyangka jika hubungan mereka bisa sejauh sampai titik ini. Tapi, ia lebih tak menyangka jika Haruto yang dulunya nakal, manja dan cengeng pa...