10. Balapan

44 10 0
                                    

Zevan terbangun dari tidurnya menyesuaikan cahaya yang menusuk Indonesia penglihatannya, memijit lehernya yang terasa pegal.

Berjalan kearah kamar mandi yang berada di dalam kamar itu dan menyucikan mukanya. Berjalan keluar kamar menuju lantai 1, sesampainya di sana ia mendudukkan dirinya di sofa.

"Jam berapa?" Tanya Zevan pada Alta yang ada di sampingnya sedang memainkan game di hp nya.

"Jam 17.45, bentar lagi maghrib" Jawab Alta tanpa menatap lawan bicaranya, karena masih fokus pada game di hp nya

"Eh bos dah bangun" Ucap  Azka tiba-tiba datang dari arah dapur dengan membawa minuman soda yang ada di tangannya.

"Lah lo mau balik" Lanjut Azka bertanya. Azka ini memang aneh kadang manggil bos kadang manggil lo-gua, tapi terserah dia lah yang penting diri nya happy.

Zevan hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan Azka, beranjak dari sofa berjalan menuju kamar yang dia pakai tidur tadi.

Saat ini memang mereka ada di markas, di markas ini tersedia 20 kamar tidur untuk anggota yang mau menginap di markas ini atau yang memang jadwalnya jaga markas. Mereka membuat kamar sedikit karena anggota dari BTW jarang menginap di markas, mereka memang lebih banyak yang memilih pulang ke rumah masing-masing jika memang ga ada masalah keluarga, karena biasanya yang menginap di markas karena lagi ada masalah keluarga, dan juga yang menginap di markas mungkin jadwalnya jaga markas.

Contohnya Zevan!. Dia lebih memilih tinggal di markas atau apartemen pribadinya, karena kalau pun pulang pasti di rumahnya yang ada hanya pembantu dan satpam. Jika kalian bertanya di mana orang tuanya? Ayah? Jangan di tanya, ayahnya selalu sibuk dengan kerjaannya dan berkas-berkas berharganya dari pada mempedulikan dirinya, sedangkan sang Bunda udah tenang di alam sana.

Azka sudah tebak pasti jawaban dari Zevan akan seperti itu, karena Alta, Varo, Langit,dan dirinya tau betul masalah keluarga Zevan karena mereka semua selalu saling terbuka kecuali ada salah satu dari mereka yang menyembunyikan rahasia.

"Tadi si Rama ngechat,  gua katanya dia ngajak lo balapan malam ini" Ucapan Varo tiba-tiba membuat langkah Zevan terhenti, Zevan hanya membalas dengan anggukan saja dirinya sungguh malas berbicara dan melanjutkan langkahnya menuju kamar.

"Si Zevan kebiasaan banget kalau jawab cuman geleng sama ngangguk doang kalau nggak pasti jawabnya cuma hm hm doang" Cerocos Azka.

"Banyak bacot banget sih lo Ka" Ucap Varo sambil menutup mulut Azka agar berhenti ngebacot.

Azka memukul tangan Varo yang sedang menutup mulutnya "lepasin tangan lo bau, lo habis ngapain sih Var bau banget tangan lo" Tanya Azka, Varo yang mendengar ucapan Azka seketika melepaskan tangannya sambil cengengesan

"Oh ini tadi gua habis berak, tapi gua udah cuci tangan pakai sabun kok. Orang wangi gini tangan gua, tangan lo kali bau tak ayam" Ucap Varo sinis

"Wah ngajak gelud ni, lo kalau ngomong jangan sembarangan ya" Ucap Azka sambilan menggulung lengan baju nya, padahal kan dia pakai baju lengan pendek emang dasarnya aja mungkin si Azka rada gila

Varo menatap aneh Azka. "Lo ngapain Ka? Perasaan lengan baju lo pendek deh ngapain mau di gulung?" Tanya Varo

Azka yang mendengar ucapan Varo seketika langsung menatap ke arah lengan nya dan benar aja lengan bajunya pendek, Azka mengalihkan tatapannya ke arah Varo sambil cengengesan "gua lupa hehe" Ucap Azka sambil membalikkan badan, mengambil ancang-ancang untuk kabur

"Mau kemana lo tadi katanya tadi ngajak gelud" Ucap Varo sambil menahan baju belakang Azka bagian leher agar dia tak kabur

"Peace Var, gua cuma bercanda tadi" Nyengir Azka sambil berusaha melepaskan tangan Varo dari bajunya

Follow The Trail Of Twilight [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang