𝟑𝟏: Jimin's Confession

1K 159 18
                                    

Dagu Rosé terangkat dengan sikap membangkang, mengenyahkan niatnya semula untuk tersenyum kepada sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dagu Rosé terangkat dengan sikap membangkang, mengenyahkan niatnya semula untuk tersenyum kepada sang suami. "Bukan urusanmu."

"Jelas ini urusanku, karena kau istriku!" Kata Jimin marah. "Tahukah kau betapa aku mencemaskanmu? Saat itu aku sudah menjambak-jambak rambutku karena beberapa pegawaiku tidak berhasil menemukanmu. Aku seperti orang gila mencarimu kesana kemari dan hampir memanggil polisi jika saja kau tidak muncul di depanku sekarang!" Tukasnya tajam.

Karena dikejutkan nada agresif Jimin serta kenyataan bahwa orang-orang mencarinya, Rosé menatap pria itu dengan bingung. "Mencariku? Kenapa?"

"Kenapa?" Jimin mengerutkan dahinya dalam sehingga alisnya nyaris menyatu, sedikit geram karena pertanyaan Rosé terdengar biasa saja dan tanpa rasa bersalah. "Karena kau menghilang, Rosé!"

"Aku tidak menghilang." Sahut Rosé datar. "Aku hanya pergi jalan-jalan."

Tatapan Jimin terkunci pada Rosé. Pria itu lantas melepaskan jasnya dengan kasar dan melemparkannya ke sembarang tempat. Berikutnya, ia membuka kancing paling atas kemejanya dengan jemari gemetar seolah-olah udara disana sangat menyesakkan. "Jika kau ingin jalan-jalan setidaknya bersabarlah sedikit saja untuk menungguku pulang."

Rosé melepaskan tasnya sembari berjalan ke arah sofa di samping Jimin berdiri. "Kesabaranku sudah habis ketika pagi tadi kau meninggalkanku sendirian disini." Ia meletakkan tasnya di sofa. "Kemudian, hanya sepucuk surat yang kudapati di atas meja saat aku bangun tidur."

"Tapi aku sudah menuliskan disana bahwa aku sedang rapat─"

"Persetan dengan rapat sialan itu!" Ketus Rosé. Wajahnya tampak merah padam karena geram. "Seharusnya, kau bisa membangunkanku terlebih dahulu, kan?"

"Astaga..." Jimin mulai frustasi. "Apakah penjelasan di isi surat itu masih belum cukup?"

"Tidak sama sekali!" Jawab Rosé cepat dengan matanya yang berkilat-kilat saat tubuhnya menghadap Jimin dan menatap wajahnya.

Jimin terdiam, tetapi rahangnya mengeras sebab tuduhan dari istrinya yang bertubi-tubi. Tidak sadarkah dia, telah menciptakan monster baru bernama Mrs. Roséanne Kim, yang sangat bertolak belakang dengan Rosé yang lama?

Oleh sebab itu, jadi sebaiknya Jimin menerimanya, Rosé memutuskan dengan gaya membangkang ketika ujung sarafnya menjerit begitu suaminya menarik pergelangan tangannya sehingga kepalanya hampir saja membentur dada bidang suaminya.

Walaupun menyisakan sedikit jarak, kilatan amarah terpancar jelas tatkala bola mata mereka beradu. Deru napas Rosé pun makin tak teratur akibat luapan emosi yang tak bisa ditahannya.

"Lepaskan tanganku, Jim!" Seru Rosé yang mendongak karena tubuh Jimin yang tinggi.

"Tidak akan!" Sahut Jimin tak kalah sengit. "Sebelum kau menjawab pertanyaanku, tadi kau pergi kemana?"

"Persetan." Kata Rosé ketus. "Kesempatanmu mendapatkan penjelasan sudah lewat."

"Setidaknya beri tahu aku, kau pergi dengan siapa!" Tukas Jimin.

TOUCHING YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang