JEMBATAN YOUTA

5 0 0
                                    


23:04/Rabu-11-Mei

"Ah. Dada gw sakit banget. Detaknya terlalu kenceng," batin Deo. Ia merangkak sembari meraih buku-buku yang jatuh berhamburan. Rambutnya jatuh lunglai. Air matanya terus menerus menetes. Menjelajahi garis wajahnya yang khas. 

"Gw udah berusaha. Kenapa tetep begini. Gw terlalu capek buat make logika. Gw juga udah terlalu sakit buat make hati,"

"Lo bohong, Bhay. Lo bikin gw tambah hancur. Lo bikin gw tambah ga punya harapan. Lo! sampah buat gw!," Deo menyumpah serapah dalam batinnya. Menunjuk-nunjuk foto-foto yang tergeletak di lantai kayu satu persatu. "Lo salah. Lo salah. Kalian salah. Lo salah!."

Di ruangan ini. Semua hal yang menyakitkan seakan meraung-raung. 

"Kenapa kalian yang bawel! Kenapa kalian yang bacot! Gw yang sakit! Disini Gw yang sakit!."

AAAARRRRGGGGHHHHTTTTT!!! 


00:00/Kamis-12-Mei

"Pastikan. Tuh berita bakal tayang tepat di jam 07:00 pagi. No coment."

Satu pria berpakaian hitam mengangguk. Segerombolan pria di belakangnya pun bubar menuju pintu keluar.

"Lo ga salah, Deo. Begitupun Gw. Bhay ga akan bikin semua pasiennya tambah menderita!," Bhay bangun dari tempat duduknya. Membuka tirai. Dan terpampang pemandangan kota metropolitan. Gedung-gedung tinggi menjulang. Lampu kerlap-kerlip menghiasi jalanan kota.

Bhay pun menghembuskan napasnya dengan kasar.


06:59/Kamis-12-Mei

triiiiiiiiiing!! triiiiiiiiiing!! triiiiiiingggg!!!

Deo perlahan membuka matanya. Terlukis di bawah matanya, mata panda yang sangat jelas. Bola matanya pun merah. Semua buku-buku sisa semalam telah basah. Ya, Deo pingsan setelah memaki-maki. 

"Hallo!," teriak Bhay dari telepon.

"A? Oh? ya? siapa? kenapa?" 

"Cepat nyalakan TV mu!," titah Bhay.

Deo pun segera mencari remote TV. Dan muncul sebuah berita mengejutkan.

"Dikabarkan, pria berinisial L ditemukan menggantung diri di bawah Jembatan Youta. Bersamaan dengan kejadian ini ditemukan juga mayat pria berinisial D diujung aliran sungai di bawah jembatan. Rumornya, mereka adalah seorang teman yang sengaja mengakhiri hidupnya bersama-sama namun sampai sekarang masih belum diketahui sebabnya. Korban masih diidentifikasi lebih lanjut," Pembawa berita mengucapkan sambil menunjukkan TKP.

"Ditemukan juga benda milik salah satu korban yakni sebuah gelang belang dengan gantungan astronot kecil di sekitar TKP. . . . . . . . . ," Seketika telinga Deo tidak terlalu jelas menerima suara si pembawa berita. Secara tiba-tiba, cuplikan-cuplikan masa lalunya kembali meraung-raung.

*semalam

"Lo salah. Lo salah. Kalian salah!," 

Wajah Deo memucat. Mulai mengingat wajah-wajah dari foto-foto yang ia maki-maki tadi malam.

Deo bergegas mengacak-acak foto yang masih berhamburan di lantai kayu.

"Haa?," Deo menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Karena tangan kirinya masih menggenggam telepon. 

Deo terkejut.

"Ga mungkin," batinnya.

"Yo. Lo menang. Congrast!," di seberang sana, Bhay tersenyum manis.

Deo masih tak menyangka. Isi kepalanya masih berdebat sendirian. Wajah Deo semakin pucat. Tangan kanannya berpindah ke arah kepalanya yang berdenyut kencang. Seperti ada yang memukulnya dengan keras. Deo menggeleng-gelengkan kepalanya.

"No. No. No. Ini bukan salah lo lagi, Deo!,"

"Tidak ada yang datang ke jembatan untuk bunuh diri. Mereka hanya ingin tahu bahwa seseorang peduli dengan mereka."





___________________________________________________________________________________________________________________________________________________


thanks, guys. udh mau baca ceritaku sejauh ini

ikutin terus ceritanya ya

jangan lupa semangatin aku juga ya, dengan cara kalian sendiri lebih tepatnya!

hv gud condition guys! luv u.

sehat" yak

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 11, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ELWhere stories live. Discover now