Prolog

15.1K 1.7K 1K
                                    

Selamat datang di cerita baru pink hehehe. Buat kalian yang baru join di cerita pink boleh kasih suppordnya di komen dan vote ya.

Di cerita ini aku kasih tau banyak adegan yang dapat memicu trauma karena adanya toxic relationship jadi buat kalian yang gak bisa di harap tinggalkan cerita ini segera. Dan yang mau join di cerita pink boleh banget dan ambil positifnya aja ya hehe.

Happy reading!

—Prolog

Dengan kaki jenjangnya Quinzel berlari menuruni tangga. Sesekali pandangannya beralih ke belakang, menatap awas seseorang yang tengah mengejarnya. Jantungnya berdegub dengan kencang ketika suara langkah kaki tengah mengikutinya. Mata bulatnya membesar saat seorang pria berjalan santai mendekatinya.

"Pergi!" ucap Quinzel mengancam.

"C'mon my love, don't playing in a long time ..."

Quinzel berhenti sejenak, pikirannya dilanda kebingungan untuk menentukan di mana kakinya melangkah. Setelah bergulat dengan pikirannya, Quinzel menetapkan pilihannya menuju dapur.

"Quinzel ..., Quinzel ..., my love, my darling. I already sacrificed many lives to get your love. Is that not enough?" tanya sang pria dengan sebuah masker yang menutupi wajahnya.

Dengan napas yang terputus-putus, Quinzel mengambil sebuah pisau yang terletak di dapur. Sedetik kemudian dia mengancungkannya ke berbagai arah guna mengancam pria gila yang mengincarnya.

"Jangan macam-macam denganku. Aku bisa melukaimu kapan saja!" teriak Quinzel. Matanya berfokus pada pintu dapur, seolah menunggu pria asing itu untuk datang.

"Gadisku sangat pemberani. Aku menyukainya," ucapnya entah darimana. Pria dengan pakaian serba hitam itu pasti tengah bersembunyi.

Beberapa saat kemudian listrik padam. Semuanya tampak gelap, tidak terlihat apapun. Quinzel tetap bersiaga dengan pisau bermata tajam di tangannya. Keringat dingin mulai membanjiri dahi dan lehernya, napasnya mulai terdengar bergetar begitu juga dengan tubuhnya.

"Aku tidak akan takut dengan taktik murahanmu itu! Keluar kau!" Manik mata Quinzel bergerak ke sana kemari walaupun tidak dapat melihat apapun kecuali kegelapan.

"Ahhh!!!" rintih Quinzel saat pisau yang berada di genggamannya berbalik dan menusuk paha mulusnya.

Sebuah tangan menyentuh dan merambat melilit lehernya. Quinzel dapat merasakan hembusan napas menerpa lehernya. Bulu kuduknya dirinya bersentuhan langsung dengan pria misterius itu.

"Darahmu, napasmu dan ketakutanmu adalah obsesi terbesarku, my love. Jiwa liarku meronta untuk membuatmu semakin takut dan tunduk di bawah kuasaku," bisik pria itu semakin menekan pisau di paha Quinzel. Quinzel menahan rintihannya, tidak ingin menunjukkan kelemahannya.

"Kau gila!" Pria itu tertawa devil.

"Harum Americano yang kau bawakan untukku yang memulai kegilaan ini, my love, tidakkah kau mengingatnya?"

.
.
.
.

Halo jangan lupa untuk vote dan komen ya. Btw kalian ada saran cast buat yang cewek ga wkwk. Pink buntu.

1k for next yukk

Spam next biar cepet update!!

.
.
.
.
TBC

Crazy StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang