76. Berenang

7 11 14
                                    

           Rizal menghentikan motornya di depan basecamp Nature Squad, ia memasuki basecamp itu dan membaringkan tubuhnya di sofa yang empuk mengabaikan tatapan teman-temannya yang penuh tanda tanya

"Lo kenapa?" tanya Alfin menoleh padanya sekilas.

"Gue...capek" jawab Rizal tetap pada posisi nya.

"Lo abis dari mana sama Fani?" tanya Anggi dengan penasaran.

"Lo beneran jadian sama Fani?" tanya Aksal.

"Udah beneran move on dari Fabia?" tanya Sigit.

"Sumpah! Fani kayak bocah banget!" seru Rizal bangun dari tidurnya dan tampak membuat mereka penasaran.

"Bener dugaan gue" sahut Anggi wajah tak percaya.

"Lo serius sama Fani apa cuman main-main?" tanya Alfin menatap nya.

"Gue gak tau, gue gak denger kabar apa-apa dari Fabia" jawab Rizal membuat mereka menghela nafas.

"Sebenarnya lo masih berharap kan sama Fabia? Kenapa lo pacarin Fani?" tanya Aksal tidak habis pikir pada temannya itu.

"Gue lagi coba move on"-Rizal

"Kalau lo bisa mutusin, lo emang harus bisa move on"-Sigit

"Bener kata Sigit. Lo fokus aja sama Fani, kalau lo emang mau move on. Ya kecuali lo gak mau move lo tinggalin Fani"-Alfin

"Tapi gak mungkin lo ninggalin Fani buat mantan lo"-Aksal

"Hooh, siapa tau Fabia sama Tian emang beneran jadian"-Anggi

"Lo harus ikhlasin salah satu nya, lo gak bisa egois lagi"-Aksal

Rizal merenung mendengarkan saran dari teman-teman nya yang ia yakin pasti sangat membantu untuk dirinya menentukan pilihan dan jalan yang harus ia tuju

"Gue setuju sama kalian" kata Rizal mengangguk menatap semuanya.

"Gue pikir Fabia sama Fani sangat bertolak belakang kan?" tanya Anggi diangguki semuanya setuju.

"Iya, gue rasa dua-duanya cocok sama lo" ucap Alfin dengan yakin.

"Gue harap juga gitu" kata Rizal kembj merebahkan dirinya dan menatap langit-langit menerawang kan pikirannya jauh ke dalam hal-hal yang tak terduga

"Oh iya, ayo Anggi Rudi udah nunggu kita di sirkuit" kata Rizal dan bangun dari rebahannya.

"Yaudah ayo, gue cabut dulu"

"Woke hati-hati!"

****

          "Rizaaaalll!!!" seru Fani berlari kearah Rizal, Anggi dan Gino yang tengah nangkring di kantin pada saat jam kosong pagi ini

"Buset dah, ember tumpah datang" seru Anggi diangguki Gino yang setuju dengannya.

"Ngapain lari-lari?" tanya Rizal mengalihkan tatapannya dari ponsel menatap Fani.

"Nasi goreng nya udah gue buatin" kata Fani dengan semangat menyimpan kotak nasi goreng di hadapan nya.

"Woah, kayaknya enak" kata Anggi menatap nya dan menggerakkan tangannya untuk mengambil sendok tapi segera Fani memukulnya membuat Anggi meringis

"Gak boleh! Buat Rizal aja" kata Fani membuat Rizal dan Gino tertawa puas melihat ekspresi Anggi.

"Sial, pelit lo" kata Anggi dengan kesal mengelus lengannya.

"Bodo, buatin pacar sendiri sana" kata Fani mencibirnya.

"Maklum lah Fan, dia kan jomblo" ledek Gino dengan tawa ringan.

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang