08. Tell Them, Soobin

28 4 1
                                    

2 bulan sudah berlalu. Kemampuan Soobin bisa dibilang jauh lebih baik sekarang. Walaupun terkadang Soobin membuat Heuning berteriak saking kesalnya. Kadang Soobin suka malu sendiri karena dirinya yang sedikit telat mikir, tapi beruntung Heuning dan Beomgyu mau bersabar menghadapinya.

Tapi sekarang bukan itu masalah yang dihadapi Soobin karena ada lagi masalah yang lebih besar.

Tangan pemuda bernama Soobin itu mulai bergetar, manik matanya menatap kertas hasil ujiannya kemarin. Nilainya menurun. Bukan menurun biasa, tapi menurun drastis. Dia pikir mungkin karena dia terlalu fokus untuk latihan membuat suaranya tetap stabil saat bernyanyi. Parahnya, orangtuanya tahu akan hal ini dan mereka meminta Soobin untuk mengunjungi mereka diakhir pekan. Dia benar-benar tak menyangka ini akan terjadi.

"Ah... bagaimana ini? Ibu dan ayah pasti akan kecewa..." gumam ketakutan.

Beomgyu menatap yang lebih tua, entah mengapa dia bisa mengerti perasaan Soobin saat ini.

"Gak apa, kak. Coba jelasin semuanya ke orang tua kakak dulu." Ujarnya.

"Tapi mereka sangat ingin kakak untuk menjadi guru!" Jelas Soobin agak frustasi.

Beomgyu lelah. Sangat lelah. Walaupun dia dan Soobin sangat dekat, dia masih tak terbiasa dengan sifat plin-plannya.

"Ya sudah kalau begitu, selamat bersenang-senang belajar dan berjuang menjadi guru Matematika." Beomgyu mengangkat bahunya dan membaringkan tubuhnya diatas kasur.

Yang lebih tua merenung. Sebenarnya bisa saja dia menjelaslan semuanya pada ibu dan ayahnya, tapi ia takut melihat reaksi mereka. 

Apa mereka akan menghalangnya? Apa mereka akan mengirimnya ke kota lain agar dia tak tinggal bersama kawan-kawannya yang membantu ia untuk mengejar impiannya dan karena dia tidak mendengarkan mereka?

Beomgyu menyadari bahwa Soobin sedang tenggelam di dalam pikirannya sendiri, dia harus menghentikannya sebelum dia mulai overthinking.

"Kak," panggilnya. "Kakak coba aja dulu. Nanti kalau ada apa-apa, cerita aja ke Gyu. Akhir pekan Gyu juga disuruh kerumah orangtuanya Gyu." Ujarnya.

Soobin mengangguk kecil.





Ayo Soobin, kau pasti bisa!

🎼🎼🎼

Untuk pertama kalinya Soobin merasa takut mengetuk pintu rumahnya kedua orang tuanya sendiri. Pemuda itu sudah berada di depan pintu, dan dia masih ragu untuk mengetuknya.

Soobin tidak ingin mengecewakan orang tuanya, tapi disaat yang sama dia juga ingin mengejar impiannya dan menunjukkan bakatnya kepada orang tuanya. Dengan ragu Soobin mengetuk pintu, dia tersentak saat pintunya terbuka.

"Oh? Soobin, kau sudah datang!"

Sangat mengejutkan bagi Soobin saat melihat kakak perempuannya menyambutnya.

"Kak Areum? Kakak kapan tiba?" Dengan cepat Soobin memeluk kakak tertuanya itu. "Kak Hyunsung mana?"

"Kakak baru tiba tadi pagi. Kalau Hyunsung, dia ada di dalam, lagi main sama Jiwoo." Areum tersenyum hangat pada adiknya itu. "Ayo masuk, kamu pasti lelah." Areum menarik tangan Soobin kedalam rumah.

Pemuda itu tersenyum senang melihat kakak keduanya, Choi Hyunsung sedang bermain bersama keponakan kecilnya, Lee Jiwoo.

"Kak Hyunsung!" Panggil Soobin.

Yang dipanggil namanya menoleh, dia menyeringai saat melihat Soobin."Hey Bin-bin! Kamu kenapa nih, tiba-tiba nilainya turun drastis gitu?" Tanya Hyunsung dengan nada jahil.

One Dream ||TXT Friendship AU (Completed)Where stories live. Discover now