CHAPTER 102

59 11 0
                                    

CHAPTER 102

[Pemindaian selesai.]

[Pemindaian selesai.]

Suara Nano terus berdering saat Yeowun terus membolak-balik setiap buku yang bisa dia dapatkan. 6 jam adalah waktu yang cukup lama. Dia tidak bisa lagi menghitung berapa banyak buku yang telah dia pindai.

Sebagian besar kadet akan menghabiskan seluruh waktu mereka untuk mencoba menghafal buku-buku disini sebaik mungkin. Buku-buku di lantai 4 berisi keterampilan dan teknik seni beladiri yang kuat. Yeowun terus memindai dan kemudian memeriksa lilin setelah beberapa saat.

'Oh. Sudah hampir waktunya.

Lilin telah meleleh ke garis, menunjukkan waktunya hampir berakhir. Yeowun penasaran berapa banyak yang telah dia pindai sampai sekarang.

'Nano, berapa banyak buku yang aku pindai dari sini?'

[Memindai total 245 buku, Master.]

'Bisakah kau membagi semuanya menjadi beberapa kelompok?'

[Ada total 112 buku dari Sekte Iblis, 83 buku dari Forces of Justice dan 50 buku dari Force of Evil.]

'...Cukup banyak juga.'

Yeowun memindai lebih dari sekadar banyak. Otak Yeowun sekarang berisi cukup banyak buku teknik beladiri yang cukup untuk disebut perpustakaan sendiri. Dia bagaikan punya perpustakaan sendiri dan informasi yang hampir sama dengan yang mungkin dimiliki oleh sebuah klan besar, atau bahkan beberapa klan.

"Disini aku bisa mendapatkan semua yang aku bisa."

Yeowun telah mendapatkan lebih dari setengah buku dari lantai 4, jadi itu sudah cukup. Ketika Yeowun keluar dari gedung, sore telah berlalu dan hari sudah gelap.

"Kamu benar-benar memanfaatkan waktumu, Leader Chun."

"Oh."

Seorang instruktur rela menunggu Yeowun dengan ekspresi lelah di wajahnya. Dia tidak terlihat senang. Dia bisa saja keluar dari tugasnya lebih awal, tapi dia harus menunggu Yeowun yang merupakan satu-satunya kadet yang tersisa di dalam perpustakaan.

"Hmm. Ini sudah terlambat. kamu harus kembali ke asrama.
Ayo pergi."

"Oh... aku tidak sadar sudah selarut ini. Maafkan aku."

Yeowun telah melewati jam malam untuk berada di asrama lebih dari dua jam untuk pertama kalinya, tetapi instruktur tidak menyalahkan Yeowun, karena dia juga menyadari bahwa kesalahan ada pada dirinya, dengan membiarkan Yeowun masuk ketika waktu tinggal sedikit.

'Kurasa aku harus menunda pergi ke ruang pelatihan sampai besok.'

Mau tidak mau, Yeowun jadi harus menunda konsumsi Pil Naga Hitam-nya, sekaligus juga transfer formasi pedang Force of the Sky Demon yang dia dapat dari monumen dilantai 3 dan 4.

Saat memasuki kamar, dia disambut oleh anggotanya yang khawatir karena fakta bahwa Yeowun belum kembali.

"Tuan, anda setidaknya harus memberi tahu kami kalau anda akan terlambat pulang!"

"Oh ... eh, aku minta maaf."

Yeowun meminta maaf kepada He Bong dan yang lainnya. Anggotanya telah berusaha mencari Yeowun di setiap sudut akademi. Walaupun agak mustahil karena tes yang tersisa semuanya dilakukan secara individual, tetapi mereka khawatir Yeowun akan disergap lagi.

"Aku tidak mengira kalau aku agak lama berdiam di perpustakaan."

"Apa maksud anda? Tadi kita disana bersama-sama."

"Aku tidak menghitung waktunya. Waktu yang diberikan untuk lantai 4 adalah 6 jam, jadi..."

"....Hah?"

"ANDA ADA DI LANTAI 4?!"

Semua anggota tercengang. Ini berarti Yeowun sudah lulus ujian Tahap keempat.

"Tuan Muda! Selamat!"

"Selamat!"

Para anggota kemudian segera menjadi bersemangat dan bersukacita.

'Dia bisa lulus ujian Tahap keempat pada hari yang sama! ...Mungkin Pangeran Chun ini adalah pewaris tahta yang paling berpeluang.'

Mun Ku juga tercengang. Dia memang berharap Yeowun lebih dari yang dia pikirkan saat dia melihat Yeowun selalu sukses mengatasi segala rintangan. Tapi faktanya, Yeowun selalu melebihi ekspetasinya, dan itu membuat dia salut.

Semua anggotanya kemudian diberitahu bahwa Yeowun akan pindah ke kamar pribadi, makanya mereka begadang hingga larut malam, membicarakan banyak hal.

'Hmm... jadi, aku bisa mendapatkan kamar pribadi juga jika aku lulus ujian Tahap keempat?'

Beberapa hari kemudian, Mun Ku pun lulus ujian Tahap keempat dan dia mendapatkan kamar pribadinya juga.

Keesokan paginya, Yeowun sudah bangun pagi-pagi sekali, dia tampak bersemangat karena dia akan mendapatkan senjata unik yang baru, lalu mendatangi pandai besi dan menunggu.

'Senjataku ...'

Yeowun belum bisa memastikannya, tetapi dia pasti menginginkan senjatanya. Setelah sekitar 30 menit berlalu, muncul seorang pria paruh baya dengan bandana putih di kepalanya.

Di pinggangnya tergantung kantong kulit yang berisikan palu dan berbagai alat yang membuktikan bahwa dia adalah pandai besi yang bekerja di sini. Pria itu memperhatikan Yeowun dan tertawa.

"Oh! Siapa yang kita temui di sini? Leader Chun yang telah lulus ujian Tahap keempat dalam waktu yang sungguh memecahkan rekor!"

"Selamat pagi, Pak."

Yeowun membungkuk saat dia bertemu pria itu untuk pertama kalinya. Ketika pria itu mendekat, Yeowun menyadari bahwa bapak ini terlihat sangat berbeda dari orang normal lainnya.

Pria itu tidak memiliki sehelai bulupun dibadannya, mulai dari alis hingga kakinya. Sepertinya dia selalu menghabiskan waktu mengerjakan senjata di depan perapian sepanjang hari, sehingga semua rambutnya mungkin telah terbakar.

"Haha, ini adalah resiko dari pekerjaan."
Pria itu menyadari ke arah mana Yeowun memandang dan memberikan penjelasannya. Dia kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Ou Sunong, keturunan dari Ou Yezi.

"Ou Yezi!"

Yeowun telah membaca banyak buku, jadi dia telah mendengar nama itu berkali-kali. Ou Yezi adalah seorang pandai besi legendaris yang hidup jauh di belakang sejarah. Sebagian besar pedang yang dia buat disebut mahakarya. Karena pedang-pedangnya dikabarkan dapat memenggal harimau hanya dalam sekali tebas.

Yeowun menjadi sangat antusias ketika mendengar bahwa orang yang akan membuat senjatanya adalah keturunan langsung dari Ou Yezi.

"Ha ha ha. Aku minta maaf karena memecahkan renunganmu, tetapi aku tidak seperti leluhurku. Selain itu, tentu saja ada banyak keturunannya yang lain. "

"Tapi aku tetap yakin kalau skill keterampilan leluhur anda tetap mengalir dalam darah anda."

"Haha tentu saja. Aku akan melakukan yang terbaik untuk membuat senjatamu."

Ou Sunong tampaknya senang dengan reaksi yang Yeowun tunjukkan. Sunong kemudian melirik ke arah pedang ditangan dan blade dipunggung Yeowun, lalu bertanya.

"Apakah kau pengguna pedang dan blade sekaligus?"

Memang agak tidak umum bagi prajurit untuk menggunakan pedang dan blade, karena menguasai satu senjata saja sudah teramat sulit, apalagi dua senjata, tentu jauh lebih sulit untuk dikuasai.

"Benar. Bisakah aku mendapatkan sebuah pedang dan juga blade?"


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang