" — lima hari sudah ku rindu,
tak bisa ku menghubungmu,
kau sedang dirinya,
sedang kita rahasia,
kapankah kau ada waktu
sembunyi 'tuk bertemu? "-Juicy Luicy, Lantas.
...
Awalnya Fenly pikir menutupi hubungannya dengan Ricky dengan membiarkan Ricky memiliki seorang kekasih wanita adalah ide yang bagus.
Membiarkan Ricky mengumbar ke seluruh antero sekolahan tentang hubungannya dengan ketua osis cantik bernama Jennie, sembari menutupi kisah kasih yang sudah dua tahun lebih dia jalani bersama Fenly.
Memang semua terlihat berjalan mulus, setiap siswa dan guru tidak lagi mencurigai orientasi mereka, dan tidak ada lagi yang mempertanyakan hubungan terlarang mereka. Namun semakin ke sini rasanya ide gila itu adalah bencana. Ricky terlalu menikmati perannya, hingga lupa siapa yang menemaninya dari awal.
Semua makin terasa saat liburan akhir semester, Ricky pergi berlibur bersama Jennie dan keluarganya, meninggalkan Fenly seorang diri di kosan mereka, -tempat yang menjadi saksi kisah cinta mereka. Mungkin Fenly bisa saja pulang dan menemui ibunya, namun dia malah memutuskan untuk tinggal di sana menunggu Ricky untuk kembali dan berlibur bersama seperti tahun sebelumnya.
Sudah berhari-hari Fenly menahan sakit hati setiap melihat postingan terbaru dari Ricky, jika itu bukan tentang club musiknya maka itu adalah postingan kebersamaan dirinya dengan Jennie. Apa Ricky sempat berpikir dulu sebelum memposting foto-foto itu? Apa dia tidak memikirkan perasaan Fenly lagi?
Benda pipih berwarna putih itu sudah menjadi pelampiasan yang ke sekian kali, terlempar lagi hingga membentur tembok, dan akhirnya kali ini layar ponsel itu retak dan menghitam. Fenly tidak ambil pusing tentang itu, dia memilih menenggelamkan wajahnya di bantal dan menunggu pagi menjemput.
-
Ketukan pintu membangunkan Fenly, dia segera menghampiri pintu dengan baju rumahan dan muka bantalnya, dia pikir Ricky akhirnya kembali, namun harapannya harus pupus begitu melihat siapa yang hadir.
Itu Farhan, sahabat terbaik Fenly, dia yang satu-satunya yang tahu kebenaran tentang hubungan Ricky dan Fenly di sekolahan dan ikut andil menutup rapat fakta itu.
"Fen? Lo sakit? Udah makan? Kenapa lo lesu banget, Fen?! Lo ga jaga diri ya? Lo kenapa ga bales chat gue, lo ka bisa telpon gue kalo—"
"Berisik, Han! Masih pagi, tetangga masih pada tidur." Fenly segera memotong kehebohan Farhan, kadang over-protecting nya sangat menyebalkan.
"Bodo amat sama tetangga lo, gue cuma peduli sama lo. Lo belum makan 'kan? Nih gue bawa buryam, ga diaduk kok."
Fenly meraih bubur itu dan membawanya masuk, Farhan menyusul. Dia menyiapkan mangkok lalu mereka makan bersama. Farhan hanya menatap wajah pucat Fenly sepanjang acara makan berlangsung, dia juga menemukan ponsel Fenly yang sudah hancur di atas meja. Farhan menghela napas berat, dia mengerti apa yang terjadi.
"Sakit, Fen?" tanya Farhan memecah keheningan.
Sebelumnya Fenly tak seperti ini, sahabat mungilnya itu akan banyak bicara dan menceritakan bagaimana hari-harinya bersama Ricky, namun sekarang Fenly seolah kembali menjadi pendiam seperti saat dia kehilangan ayahnya.
"Gue ga sakit, Han!" balas lirih Fenly.
"Hati lo ga sakit?"
Fenly terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Protagonist
Fanfiction- aku bukan pemeran utama, hanya pemain cadangan di hatimu. ✿ rikfen of un1ty ✿ fanfiction, mohon pengertiannya ini hanya halu. ✿ mengandung BL, yaoi, homo dan sejenisnya. Tolong bijaksana memilih bacaan demi kenyamanan bersama.