3

573 75 9
                                    

Revan menangis setelah di beritahu bima kalau mau pindah ke bandung. Ia sedih karena tidak akan bertemu adik dan ibunya lagi.

“Kenapa harus pindah, ayah? Revan nggak mau pindah, revan mau di sini aja” Rengek revan, namun bima tetap dengan keputusannya.

“Nak, ayah sama bunda udah nggak bisa lagi tinggal bersama. Selain itu, ayah dapat tugas di bandung. jadi sekalian aja ya kita pindah” Bima menjelaskan dan revan berusaha mengerti walaupun masih menangis.

“Kalau revan kangen adek gimana, ayah?” 

“Nanti kita bisa dateng ke rumah bunda buat ketemu adek. Jadi kamu nggak usah khawatir.” Jawab bima dan revan mempercayai ucapannya itu.

_________ ooo ________

Gempa menghampiri sang ayah yang duduk di teras.

“Pa, jenguk bocil, yuk!” ajaknya dengan membawa boneka monyet kesayangannya karena itu boneka milik almarhum ibunya.

“Nggak deh, takut ganggu” tolak bastian.

“Ganggu apa? Kan kita mau jenguk. Pokonya gempa mau ketemu bocil.” Rengek gempa.

Bastian menghela nafas panjang dan akhirnya menuruti kemauan anaknya itu. Gempa yang senang buru-buru lari ke kamar dan mengambil robot ironman miliknya, lalu kembali menghampiri ayahnya.” Ayo, pa!” ajaknya semangat.

“Sekarang banget? Papa belum mandi, loh” 

“Nggak usah mandi, kan yang mau ketemu bocil, gempa, bukan ayah” jawab gempa membuat bastian menghela nafas.

“Malu tau, kan ada tante sukma, masa papa nggak mandi” katanya sambil menggaruk kepala.

“Kan yang sakit bocil bukan tante sukma, kenapa papa harus mandi?” Tanya gempa polos.

Bastian nyengir karena bingung harus menjawab apa.

“Ayo, pa” ajak gempa sambil menarik tangan ayahnya.

Bastian hanya pasrah dan mengikuti kemauan anaknya untuk pergi menjenguk bumi dengan menggunakan motor karena menghindari macet. Kebetulan juga perjalanan hanya 30 menit kalau naik motor. Sesampainya di rumah sukma, mereka di sambut hangat oleh sukma. Namanya anak-anak, gempa hanya fokus dengan tujuannya, yaitu bumi.

“Maaf ya, ma, gempa malah udah duluan ke kamar. Anak itu sok deket banget sama bumi. Heran aku” bastian menggaruk leher karena tidak enak.

“Nggak apa- apa kok. Biarin aja gempa deket sama bumi, aku suka” jawab sukma yang tak merasa keberatan kalau gempa dekat dengan bumi. 

“Kalau deket sama aku…keberatan nggak?” Tanya bastian malu dan canggung.

“Tergantung anak-anak aja” jawaban sukma merupakan lampu hijau bagi bastian.

Gempa masuk kamar bumi setelah mengucap salam dan menghampiri bumi yang hanya diam.

“Bocil, kamu udah sembuh belum?” Tanyanya.

Bumi mengangguk sebagai jawaban membuat gempa menghela nafas kasar, namun ia tidak menyerah agar bisa lebih dekat dengannya. Sejak pertama kali melihat bumi, ia langsung ingin dekat dengannya karena bumi terlihat mirip dengan adiknya yang sudah meninggal.

“Aku bawa mainan buat kamu” ia meberikan robot ironman pada bumi.

Bumi tersenyum, ia juga menyukai ironman. “ Makasih” ucapnya setelah mengambil robot dari tangan gempa.

“Jangan sakit lagi ya” kata gempa sambil mengusap kepala bumi.

Bumi menatap gempa, perlahan bibirnya mencebik dan menangis tanpa suara karena ingat dengan revan. 

Gempa & Bumi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang