Monogatari

24 1 0
                                    


Sudah dua hari ini Sesshoumaru menghabiskan waktunya di istana. Kondisi luka yang dideritanya akibat pertarungan dengan Inuyasha berangsur membaik, tetapi tidak dengan dendamnya pada Inuyasha.  Dia sudah bersumpah dalam hati akan terus memburu dan membunuh Inuyasha.

Inuyasha! Batinnya menggeram,  tangan terkepal kuat ketika mengingat nama sang hanyou yang sudah memotong lengan kirinya itu.

"Sesshoumaru-sama, air hangatnya sudah siap," ucap Kizumi. Sang dayang bersimpuh penuh hormat di hadapan Sesshoumaru.

"Kizumi. Mengapa kau masih melakukan tugas dari seorang pelayan? Bukankah ibunda sudah mengangkatmu menjadi seorang mata-mata istana?" tanya Sesshoumaru.

"Soal itu .... Gomenasai. Hamba hanya ingin melayani Tuan Muda dengan baik karena para pelayan baru belum terlalu terampil untuk melayani Anda,"ujar Kizumi.

Tanpa berkata apapun, Sesshoumaru akhirnya berjalan ke arah kolam pemandian meninggalkan Kizumi yang masih bersimpuh. Baru saja kedua kaki tercelup di dalam kolam, Sesshoumaru berhenti.

"Kizumi. Sesshoumaru ini ingin kau menggosok punggungku."

"A-pa?! Maaf?" Kizumi langsung syok mendengar titah sang tuan muda. Wajahnya bersemu merah. Dia sudah tidak pernah lagi menggosok punggung Sesshoumaru sejak dia  sudah dewasa.

"Kizumi. Sesshoumaru ini tak menyukai pengulangan," ucap Sesshoumaru.

"Hai!" Kizumi mengangguk, dia mendekati tubuh telanjang Sesshoumaru dari belakang.
Dia hanya bisa menunduk malu di hadapan Sesshoumaru.

Kizumi tidak menyangka bocah kecil yang selama ini dia urus kini tumbuh menjadi sosok pria yang sangat tampan nan mempesona. Pemikiran liar Kizumi mulai menjalar. Ah, wajar saja karena sampai detik ini pun dia belum menikah. Kizumi sedikit menaruh kekagumannya pada Sesshoumaru.

"Kizumi. Gosoklah punggungku."

"B-baik!"

Kizumi tersadar dari lamunan. Dengan cekatan, dia melakukan apa yang diperintahkan sang Tuan Muda. Dia menaruh sedikit sabun ke kain putih tipis yang sudah basah, lalu menggosoknya perlahan.

Kizumi merasakan ada yang aneh pada dirinya. Tubuhnya sedikit gemetar, napas tak beraturan, dan ada rasa hangat tiba-tiba saat kulitnya menyentuh kulit Sesshoumaru. Dia refleks menggelengkan kepala, mengenyahkan segala pemikiran kotor.

"Kizumi. Mengapa kau tidak menikah? Sesshoumaru ini pikir,  bukankah setiap youkai wanita pasti ingin mempunyai keturunan?" tanya Sesshoumaru.

Kizumi menegang setelah dilontarkan pertanyaan semacam itu dari tuan mudanya. Perasaan itu kembali menguasainya.

"Itu ... Sesshoumaru-sama, Hamba tidak ingin memikirkan hal itu dulu. Hamba sangat ingin melayani Anda dan Lady Inu Kimi seumur hidup. Hamba banyak berhutang budi kepada Klan Inu Shiro. Kalau bukan karena mendiang kakek Anda, Hamba pasti sudah mati," tutur Kizumi.

"Kizumi, apakah kau bisa menceritakan bagaimana dahulu ciciue datang ke istana Inu Shiro? Sesshoumaru ini tahu persis kau mengetahuinya," ucap Sesshoumaru, mulai mengeluarkan aura intimidasi.

"Ten-tu saja, Sesshoumaru-sama. Jadi ... kedatangan Lord Inu Taisho itu berawal dari peperangan klan Inu Shiro dengan klan Rubah Api ...."

Flash Back***

Merah api kian menyala membakar setiap makhluk hidup di depannya. Sosok youkai Rubah kini terlihat menyeringai karena berhasil mengungguli lawannya klan Inu Shiro.

"Rubah Tengik! Aku tidak akan membiarkanmu hidup!" umpat sang Raja Inu Shiro.

"Dengan luka seperti itu, kau masih ingin membunuhku? Hahaha! BAKA!" tawa Raja youkai Rubah Api menggelegar.

Sesshoumaru: Demon Dog Ruler of the Western Plains [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang