11. Menurahkan isi pikiran

124 52 1
                                    

Berpura-pura kuat ternyata juga
Melelahkan
~•~

Berpura-pura kuat ternyata jugaMelelahkan~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*AUTHOR POV

Lina terbangun dari tidur siangnya, kini matahari telah terganti kan oleh bulan yang sangat terang

Lina beranjak dari tempat tidurnya, dan berjalan membuka pintu balkon kamarnya, ia berdiri di pagar balkon kamarnya tersebut

Dan menatap bulan yang terang, ditengah terang nya bulan, ia tidak melihat bintang disekitar bulan itu

Ia terkekeh pelan, seakan tau bahwa bulan adalah dirinya dan bintang yang tiada adalah ibunya

Lina mendongak keatas, dan memejamkan matanya serta menghembuskan nafas perlahan

Untuk Mengistirahatkan kesedihan dibatin nya, meskipun tidak bisa menghapus semuanya setidaknya

Kesedihannya bisa terkuras sedikit pada malam yang dingin ini

"Aku jelas memiliki kesehatan mental yang rapuh, aku berharap bisa mencari bantuan untuk menghapus memori tentang kehidupan ku dulu saat bersama mu ibu, namun sayangnya sampai detik sekarang aku hanya bisa mencoba yang terbaik dengan menampilkan diriku menjadi sosok yang lucu, bersemangat, serta ceria dihadapan semua orang.
Meski begitu semua yang aku coba tetap tidak bisa menghentikan kesedihan ku ini ibu, aku berharap dengan mu Tuhan bahagiakan diriku agar bisa terbuka dengan keluarga baru ku sekarang dan, aku lelah jika terus menerus ber'akting seolah-olah aku bahagia sekarang. satu hal lagi aku merindukan mu ibu" batin Lina

Satu buliran air keluar dari mata kanan lina, dada nya terasa sesak menahan tangisnya saat ini

Angin lembut terus menerus menerpa wajahnya seakan-akan ingin menghibur Lina saat sedang menangis itu

Lina segera menghapus air matanya saat pintu kamar miliknya itu terdengar ada yang membuka nya

Ternyata yang membukanya itu, adalah ayahnya Lina, ia segera menghampiri putrinya yang sedang sendiri itu dibalkon kamarnya

"Nak, ayo masuk diluar dingin" ujar kemal sembari menghampiri putri
Semata wayang nya itu

"Bentar lagi ya" ujar Lina tanpa menoleh ke ayahnya

Ayahnya Lina mengembuskan nafas pelan, dan ikut berdiri disebelah putrinya tersebut

Ayahnya menatap langit, yang menampilkan bulan yang sedang menerangi mereka berdua

"Nak, ayah tau perasaan mu tapi apa boleh buat ini sudah takdir kita Nak, coba lah menerima takdir, ayah tau susah bagimu untuk menerima takdir pahit sekarang, ayah juga berlaku demikian dulu, tetapi ayah mencoba berpikir lagi, untuk apa selalu terpuruk dalam gelap nya takdir, cobalah untuk menerima nya, begini anggap saja kita terlahir kembali dan tujuan pertama adalah membahagiakan diri kita benarkan ?" Ujar lembut ayahnya terhadap putrinya sekarang

Lina yang mendengar itu seketika menoleh ke ayahnya terpana dan langsung menangis dihadapan ayahnya itu

Ayahnya yang melihat putrinya menangis pilu langsung, memeluk hangat putrinya itu, dan mengelus Surai hitam rambut anaknya

Lina memeluk erat ayahnya, serta menangis tanpa suara di dekapan dada milik ayahnya itu

" Maafkan ayah, ayah menyesal tidak berada saat posisi terburuk mu, ketika bersama ibumu " ujar ayahnya Lina, sembari mengelus rambut belakang anaknya, hatinya ter'iris saat mendengar isakan pelan dari anaknya ini, mengapa ia sangat bodoh waktu itu meninggalkan anaknya bersama ibunya

Lina tetap tidak bergeming, ia hanya menangis dipelukan hangat ayahnya

"Udah nangisnya, anak ayah kuat gaboleh nangis oke, air mata mahal sayang, kmu boleh nangis, tapi dengan satu syarat yaitu nangis bahagia, itu yang ayah izinkan " ujar kemal melepas pelukan terhadap anaknya, serta mengusap air mata milik anaknya itu

" Udah, Abang Anggi udah nunggu dibawah katanya mau ajak kmu jalan-jalan" ujar kemal tersenyum keputri Lina

Lina mengangguk meng'iyakan, dan masuk ke dalam kamarnya, dan keluar menuruni tangga dikuti ayahnya

"Abang udah nunggu lama loh, mau nyari makan ? " Ujar Anggi mentap Lina

"Mau" ujar Lina, serak sehabis menangis itu

"Gitu dong, adek Abang gaboleh cengeng" Anggi mengacak rambut adiknya itu

" Ayah mau kekamar ya, mungkin mama udah tidur, katanya tadi kecapean" ujar kemal menuju kamar miliknya

Lina dan Anggi segera menuju mobil mereka, diperjalanan malam mereka melaju dengan disambut keindahan dikota nya ini

"Bang, berhenti disana" Lina menunjuk mAmang tukang bakso dipinggir jalan itu

"Disana mungkin ga higenis dek, kita mampir ke cafe Abang aja gimana ? Makanan dicafe Abang enak-enak loh"

"Beneran bang? Ayok " ujar semangat Lina

Anggi yang melihat adiknya bersemangat, seketika tertawa pelan melihat respon itu

Kini mereka berdua sudah berada di cafe milik Anggi, dan mendapat sambutan dari beberapa pelayan

" Malam boss"

Anggi mengangguk mentap pelayan miliknya, dan menuju ruang VIP yang sangat bagus, dekorasi-dekorasi simple Tapi terlihat sangat mewah

"Woah" Lina tidak berhenti berdecak kagum melihat cafe milik Abang nya ini

Mereka duduk, dan mendapat pertanyaan dari pelayan

"Mau apa boss? " Ujar sopan pelayan disana menanyakan boss mereka Anggi

"Menu makanan manis terbaik kita disini" ujar Anggi menoleh ke pelayan miliknya itu

" Baik" pelayan itu langsung menunduk sopan dan pergi untuk menyiapkan makanan manis

"Gimana bagus dek ? " Ujar Anggi menatap Lina yang antusias

" Bagus bangett bang, " Lina menatap sekeliling ruang VIP yang mereka tempati sekarang

Anggi hanya tersenyum dan menatap adiknya itu dengan lembut

Tidak butuh waktu lama kini pelayan telah membawa meja dorong yang berisi deretan dessert manis yang berbagi rasa itu

Dan meletakan dimeja tempat boss nya serta adik boss nya tersebut dengan telaten

" Bnyak banget bang, ini kita bisa ngabisin nya ? " Ujar Lina menatap semangat abangnya

"Cobain aja dulu, nanti kamu ketagihan dengan rasanya" ujar Anggi

Mereka memakan makanan manis itu dengan tenang, Anggi menatap adiknya itu yang memakai pakaian simple Tapi terlihat sangat menggemaskan bagi nya

" Enak ehm ?" Tanya Anggi

Lina mengangguk mengiyakan, karna makanan disini menurut nya sangat pas dengan selera nya

Kini tepat pukul 21 : 12 mereka telah selesai dengan acara makannya

Kini Lina telah berada didalam mobil
Milik abangnya itu, tidak terasa ia sangat kelelahan ditambah dengan perutnya yang kenyang

Tidak butuh waktu lama, kini Lina tertidur dimobil Abang nya

Anggi yang melihat adiknya, hanya tersenyum dan tetap fokus melaju kecepatan diatas rata-rata pada mobilnya

Sesampai nya mereka di masion milik ayahnya, Anggi langsung menggendong adiknya ini tanpa membangun kan nya

Dan berjalan memasuki masion ayahnya, serta membawa adiknya ini kekamar miliknya nya

Anggi tampak hati-hati saat merebahkan adiknya,
Dan menyelimuti Lina dengan tertata rapi, setelah selesai ia langsung keluar dan beranjak ke kamar miliknya, yang meninggalkan adiknya tertidur lelap

Bersambung...

GADIS SERIBU MIMPI DAN SEJUTA LUKA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang