Tap Tap Tap
Suara drap langkah kaki terdengar begitu pelan seolah memberikan efek yang begitu menyeramkan sekaligus menegangkan. untuk semua orang yang berada dalam ruangan bernuansa hitam dipadukan dengan biru tua itu.
Ritme suara itu bagaikan sebuah lonceng kematian untuk beberapa orang yang tengah bersingut ketakutan dipojok ruangan dengan beberapa meja yang terjungkal. ruangan itu begitu tampak berantakan dengan genangan darah yang berada dimana-mana.
semua orang yang berkumpul dalam sudut ruangan yang sama itu, tidak ada satupun yang berani mendogakan wajahnya sedikitpun saat mendegar suara langkah kaki yang kian mendekati tempat mereka semua berdiri tanpa terkecuali.
sebuah sepatu pantofel berwarna hitam kini berhenti. didepan seorang lelaki bertopeng hijau yang tubuhnya kini tampak gemetar ketakutan, di bawah lantai yang penuh dengan genangan darah.
Lelaki itu, menundukkan kepalanya begitu dalam. tidak sanggup untuk melihat sebuah senyuman lebar seorang, lelaki bertopeng emas yang berdiri menjulang dihadapanya.
"Sudah lama tidak bertemu Geo,"sapanya dengan suara rendah.
Lelaki yang disapa geo itu mendogak dengan mata membulat lebar.
"Tu-tuan raymond ." Katanya dengan suara terbata-bata.
"Sudah mengingatku, sekarang."Raymond mengukir sebuah senyuman tipis, memandang sebuah pistol perak ditanganya.
"Saya mana mungkin melupakan anda, tapi mengapa anda melakukan hal mengerikan dipelelangan ini." Geo bertanya, sambil melirik kearah sekitarnya yang penuh dengan mayat yang berserakan, tentu hal ini adalah ulah Lelaki di hadapannya dan para anak buahnya.
"Membasmi sarang ular, itu yang aku lakukan." Jawab raymond terlampau santai dengan sebuah seringaian kecil dibibirnya.
Raymond menyugar rambut hitam legamnya yang sedikit berantakan kebelakang. Lelaki itu menunduk dan berbisik pelan di depan wajah lelaki bertopeng hijau yang kini tampak membulatkan kedua bola matanya dengan tubuh bergetar penuh rasa takut.
Raymond kembali berdiri tegak.
"Lakukan hal yang aku minta." Ucap raymond dengan suara rendah.
Geo mengangguk cepat menjawab keingin dari lelaki dihadapan nya. dengan tangan bertautan menahan gejolak rasa mual. dalam perutnya yang seperti di aduk-aduk dari dalam pada saat ini.
Ting
Sebuah suara notifikasi ponsel mengema dalam ruangan yang tampak sunyi itu, meskipun begitu tidak ada satu orangpun yang berani mendogak untuk, melihat suara ponsel siapa yang. berbunyi memecah suasana hening yang terjadi dalam ruangan ini.
"Kau pergi terlalu jauh dariku lave,"kata raymond dengan suara rendah.
Lelaki bersurai hitam legam itu, menatap datar pada layar ponselnya mata-matanya, baru saja memberitahukan. bahwa dia telah kehilangan jejak tunangannya.
"Ini menyenag,'kan sekali." Ucap seorang lelaki muda berparas tampan bersurai abu-abu.
Pria itu menyeringai senang,dengan pandangan penuh semangat menatap keseluruh ruangan yang penuh dengan mayat dan genangan darah dimana-mana. Lelaki bersurai abu-abu itu menunduk untuk melihat seorang lelaki dengan tubuh gemetar yang kini tengah berlutut dan menyatukan kedua tangannya diatas seolah meminta pengampunan.
Seringain lelaki bersurai abu-abu itu semakin melebar melihat ketakutan yang terpampang jelas diwajah lelaki yang berada dibawahnya.
"Hentikan clod,kau sudah cukup bersenag-senang sedaritadi." Perintah Kai tegas,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy fiance❤<(ON GOING )
Fantasi"Lavender Aresya Albright".suara berat itu mengalun tepat di sebelah telinga kiri nya sangat dekat sampai ia mersa merinding mendengarnya . "kau ingin kabur",suara itu terdengar lagi tapi lebih rendah dari sebelumnya . "IYA JADI BIARKAN AKU PERGI"Te...