"Andrew? Apakabarmu man? Long time no see ya." Aku menerima telepon dari nya sambil bermalas-malasan di salah satu kamar hotel di Jakarta. Semalam konser kami berjalan lancar dan mendapat sambutan fans yang sangat luar biasa. Mereka sangat lega ternyata itu hanya joke nya Zayn namun tak sedikit dari mereka yang mengamuk-ngamuk sambil menangis. Dasar Zayn.
"Aku baik. Kau sendiri bagaimana? Apakah nyaman di kampung halamanku? Hahaha." Suara Andrew terdengar berat sekali di ujung sana. Andrew adalah teman kuliahku di London, dan ya, ia berasal dari Indonesia.
"Oh tentu aku baik. Hahaha Jakarta sangat indah bung. But this place was so crowded!" Aku hampir berteriak.
"Oh really? Hahaha yes I can imagine how crowded Jakarta is. Holiday is over dude, when you came home?"
"After this tour of course. I can't leave my work, right?" Aku menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal. Uh aku jadi ingat bahwa libur semester sudah berakhir dan itu tandanya ketika aku masuk aku akan mendapat tugas yang banyak sekali. Oh good.
"So busy huh? Alright I can help you doing your work when you comeback to our flat."
"Hahaha that's sound great! Thank you by the way."
"Nevermind bro. I want to go to supermarket fisrt. Our refrigerator like a empty box you know." Dia terkekeh pelan.
"Ok dude. Don't forget to eat and take care."
"See ya."
Aku pun mematikan sambungan teleponnya. Esok hari kami akan kembali ke London dan menjalani day off. Aku tak tahu sampai kapan. Yang jelas sehabis tour ini kita akan membuat album kelima kami.
Tiba-tiba aku teringat Sophia. Wanita itu sering sekali mengirimkan aku pesan ketika aku di Indonesia dan negara-negara lainnya yang aku kunjungi saat tour.
Ck.
Aku menerawang dan memejamkan mataku. Entah mengapa aku ingin segera kembali ke London.
***
Ekor mataku membuntuti seorang pria yang baru saja membuat lonceng di pintu masuk itu berbunyi.
Sepertinya aku pernah melihatnya.
Tapi dimana? Oh sial. Penasaran dengannya, aku pun pamit untuk ke toilet pada Grace lalu membuntuti nya ke bagian cafe yang lain.
Ia duduk bersama sekitar sebelas anak sepantaran kami yang mukanya 'muka orang Indonesia banget'.
Aku mengernyitkan dahi. Hey? Apa mereka perkumpulan pelajar Indonesia yang sedang kuliah disini juga? Tapi mengapa lelaki semua?
Tak lama kemudian pria itu bangkit dari kursinya dan menuju ke toilet.
Aku langsung berbalik dan berjalan menuju ke toilet juga dengan sarkastik. Kemudian ketika dia hendak mendahuluiku aku berdehem. Ia pun menoleh. Wajahnya langsung berbinar.
"Hai! Astaga aku tak menyangka dapat melihatmu disini! Apa yang kau lakukan disini? Shopping?" Dia langsung memborong pertanyaan untukku.
Aku memutar mataku. Shopping katanya? Aku memang suka shopping tapi tidak segila itu. Berkunjung ke Paris hanya untuk shopping? That's idiot.
"Hey wow, shopping? Tentu saja tidak."
"Lalu?"
"Lalu apa urusanmu huh? Kau sendiri apa yang kau lakukan disini dengan sebelas temanmu itu?
Ups! Astaga betapa bodohnya aku. Aku menundukkan pandanganku darinya. Sial
"Hey bagaimana kau tahu?" Dia menaikkan sebelah alisnya.
"Ya aku hanya lewat situ tadi. Sudahlah. Jadi apa yang membawamu kesini?"
"Aku timnas."
Aku pasti salah dengar.
"Maaf?"
"Aku timnas." Ulangnya lagi.
Astaga. Aku. Sangat. Menyukai. Sepak. Bola. Oke.
Aku tak dapat menahan cengiran ku didepannya. Oh astaga.
"Timnas?! Lalu apa yang kau lakukan disini? Apa tim Indonesia sedang bertanding?"
Nada bicaraku seketika bersemangat dan meninggi.
Oke.
"Wow tenangkan dirimu....."
"Ellena."
"Oke aku bahkan baru mengetahui namamu. Atau pernah tapi aku lupa? Ah sudahlah. Ya kami disini sedang mengikuti sebuah turnament sepak bola."
Omg that's sounds great!
"Apa yang membuatmu begitu bersemangat? Apa kau menyukai dunia sepakbola?" Ia kemudian bertanya.
Aku menyembunyikan rasa senang ku dan menenangkan kembali diriku. Astaga aku tak percaya ini. Mungkin aku berlebihan.
Tapi ya, aku penggemar dunia sepakbola. Dan aku mendukung timnas. Dan tiba-tiba mereka ada disini.
Aku tau mungkin timnas selalu melakukan rolling menurut usia mereka. Tapi.. maksudku, hey mereka pemain sepakbola terhebat di Indonesia! Wow! Astaga aku tak dapat menyembunyikan kesenanganku.
"Ah ya. Aku penggemar berat dunia sepakbola." Aku tersenyum.
"Hey aku baru kali ini melihat senyum mu yang seperti itu. Manis sekali."
Aku tersipu mendengar pujiannya dan melihat pipinya pun merah merona. Rasa canggung pun menyelimuti kami.
"Ah maaf.. maksudku.. ya kau tahu, wanita akan lebih manis bila tersenyum bukan?"
Aku mengangguk pelan sambil tersenyum lagi.
Ah Grace!
Aku hampir melupakannya karena keasyikan mengobrol.
"Ah ya! Permisi! Aku akan ke kamar mandi dulu sebentar ya! Jika sempat tonton lah aku di Stadion Paris pada malam minggu jika kau ada waktu!" Ia berteriak sambil berlari menuju toilet. Aku tertawa dibuatnya. Astaga.
Aku pun kembali ke meja dan mendapati Grace sedang menatapku cemas.
***
Maafkan sifat gue yang mood mood an nulisnya HAHAHAHA comment please?!?!?!?!