08-,

3 1 0
                                    

Detik demi detik berlalu hari sudah berganti dengan malam. Namun saat ini Aliyah belum juga membuka matanya.

Setelah kejadian dimana Stella memukul Aliyah dengan kayu, Arbi langsung memukul kembali Stella dan membawa Aliyah pergi ke rumah sakit. Melihat kondisi Aliyah yang berlumur dara tepat di belakang kepala membuat Arbi kalang kabut, ia sangat khawatir dengan keadaan Aliyah.

"Anjing Lo Stella" Arbi memukul Stella tepat pada pipinya dengan gemuruh amarah yang memuncak.

"Udah gue peringati sama Lo! Gue gak bakalan Mandang gender kalo Lo sampe berani nyakitin Alee!".

Arbi bergegas pergi menggendong Aliyah dan meninggalkan Stella yang diam mematung setelah mendapat Bogeman mentah dari sang pujaan hati.

"Anjing Lo! Sampe Aliyah kenapa napa, gue orang pertama yang bakalan habisin Lo". Hanifah berucap sambil memegang dagu Stella kencang.

"Lo cinta atau obsesi? Gak habis pikir gue sama Lo Stella, Lo cewek tingkah Lo melebihi setan" Kavin sungguh tak habis pikir dengan sikap Stella yang sampai bertindak sejauh ini.

"Dan tanpa Lo sadari! Cewek sialan itu juga udah nyakitin gue!" Stella berteriak membalas ucapan kavin.

"Dan tanpa Lo sadar juga, Lo sendiri yang udah ngebuat ini semua rumit. Lo suka sama Arbi kenapa sampe nyelakain Aliyah? Mereka Deket udah lama dan Lo? Cuman temen sekolah Arbi aja. Garis besarnya Lo sendiri yang nyakitin diri Lo sendiri, bukan orang lain".

"Arghh kenapa semua orang ngebela cewek sialan itu? Gue tau Vin, gue cuman pendatang baru! Tapi salah gue suka sama Arbi hah? Gue gak pernah nyakitin diri gue sendiri! Cewek sialan itu yang buat gue kayak gini".

"Ck, Lo suka sama orang yang sama sekali gak suka sama Lo stel, mungkin ini bisa buat Lo sadar".

Mereka akhirnya meninggalkan Stella dan menyusul Arbi yang membawa Aliyah menuju rumah sakit.

"Gue keterlaluan" Stella masih bergeming dengan posisi yang masih sama

"Gimana kalo dia mati"

"Hahahaha kalo dia mati gue bisa milikin Arbi sepenuhnya!" Bak orang gila Stella tertawa dengan kondisi yang memprihatinkan. Seragam yang sudah tidak rapih, muka yang sembab, pipi yang merah, dan tangan yang masih memegang kayu balok.

"Stres Lo emang!" Seorang lelaki melewati Stella dengan berdecih, ia mendengar semua ucapan Stella dan berlalu meninggalkan nya sendiri.

Diperjalanan Arbi tidak henti² menahan darah yang keluar dari kepala belakang Aliyah.

"Ya Tuhan kenapa bisa gini"

"Lo yang sabar bi, Aliyah gak bakalan kenapa napa"

"Alee kamu harus kuat ya!"

"Aliyah pasti kuat bi"

"Ah anjing kenapa macet segala sih!" Arbi sungguh kesal dengan keadaan jalan di depannya.

"Ngebut Vin bawa nya Lo gak liat darah Ale makin banyak!"

"Ya sabar ini gue udah ngebut!".

Sesampainya di rumah sakit mereka memanggil suster untung menangangi Alee, ia dibawa menggunakan brankar dan menuju ruang UGD.

Aliyah sudah di pindahkan di ruang rawat inap biasa. Namun ia belum juga sadar, Arbi sadari tadi terus memandangi wajah pucat Aliyah dengan setia menggenggam tangan nya.

KITA TAK SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang