chapter 40

19.3K 875 12
                                        


HAPPY READING YEOROBUN 💞
------------

Khanza dan Zayin turun ke komplek bawah, niatnya akan main ke kamar Aza dkk. Melihat mereka yang tengah duduk santai di depan komplek Zayin mempercepat langkahnya meninggalkan Khanza yang tengah di panggil temannya.

Jadwal rutinitas pondok sudah selesai, saat ini jam 22:25 waktu istirahat. Waktu yang sangat pas untuk para santri berghibah, jajan, tongkrongan, atau malah begadang hanya untuk bisa mandi pagi esok harinya. Mengingat jumlah santri yang banyak dengan bilik mandi yang terbatas.

"Gue punya pertanyaan nih, apartemen kalo lagi marahan jadi aparmusuh ga sih" pertanyaan nyeleneh itu keluar dari benak Ganeth.

Aza menyengir dengan terpaksa, menatap Ganeth heran. "Ada masalah hidup apa? Kok jadi ketularan si kembar" ucap Aza dengan tangan memegang kipas yang terbuat dari hanger besi yang di balut dengan lakban, khas anak pondok.

Berbeda dengan Aza, Lala malah menanggapinya dengan serius. "Iya juga yah, jadi kepo gue" ucap Lala.

"Dih dosa apa hamba ya Alloh punya temen kagak ada yang waras" ucap Aza dengan tangan menyedong, berdoa.

"Nah mulai kan alaynya, situ lebih gak waras tau" Ganeth membuka Snack kriss bee kesukaannya.

"Kalian udah pada sholat isya belum?" Khanza menimpali dari kejauhan.

Di pondok ini sholat isya memang di lakukan berjamaah di Mushola, namun karena di jam itu kelas satu Ulya bertabrakan dengan jadwal mengaji jadi mereka biasa akan sholat setelah Takror selesai.

"Ntar lah maleman aja" ucap Zayin dengan santainya.

"Astagfirullah berdosa sekali anda, patut untuk di contoh" ucap Aza dengan merebahkan kepalanya pada pada Ganeth, tangan kanannya sibuk mencomot cemilan sedangkan tangan kirinya untuk mengipasi dirinya.

"Ambil bantal dong Za, sama novel gitu" suruh Ganeth pada Aza yang tengah santai tiduran.

"Ogah males, bangunin nanti yah mau tidur dulu bentar" ucap Aza lalu masuk ke kamar dan meringkuk di kasur.

Selepas Aza masuk mereka kembali meneruskan berghibah, sesuatu yang dilarang namun sering kali di lakukan. Apalagi kalo bahan ghibahnya tuh pengurus, tiada tanding pokoknya.

"Masa katanya nih yah Mbak Nur liburan kemaren ketahuan boncengan sama kang Barok" Khanza memulai perghibahan.

"Kang Barok yang kaya gimana?" Tanya Lala kepo. Karna menurutnya Mbak Nur itu tidak cantik-cantik amat, astagfirullah.

"Yang ituloh, manis lah orangnya" sahut Zayin.

"Padahal Mbak Nur gak cantik-cantik amat loh" cibir Ganeth dengan mulut tidak ada akhlaknya.

"Nah kan mulai julidnya, di dalem hati lah" ucap Lala memperingati Ganeth.

Lama berghibah hingga mereka lupa waktu, apalagi air kran yang tiba-tiba di saat mereka belum sholat isya. "Tumben banget malem-malem airnya mati" Ganeth berdiri di pembatas tembok menatap para santri yang berbondong-bondong keluar, entah beneran ingin ke kamar mandi atau hanya sekedar cuci mata belaka.

"Ayok kita keluar, siapa tau kakang juga keluar" ajak Zayin dengan antusias, wajahnya terlihat berseri-seri. Entah apa yang ada di pikirannya.

"Sana bangunin Aza dulu, dia juga belum sholat" ucap Lala, masuk ke kamar mengambil kerudung.

Khanza menggoyangkan lengan Aza agak cepat. "Kak ayok keluar air mati."

"Hust-hust sana, aku nyusul nanti" ucap Aza dengan mata terpejam, entah sadar atau tidak.

Ijbar [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang