Bab 30 🖤

326 15 10
                                    

Asber segera menubruk pria berbadan besar yang menghalangi pintu keluar perpus tersebut, pria itu tersungkur karena perlawanan mendadak ini, Asber maupun fano segera keluar dari pintu perpus tersebut, kembali lari ke jalan rahasia mereka

"KEJAR MEREKA! JANGAN SAMPAI BOS TAU!" suruh lelaki dengan tato yang menghiasi seluruh tangan kanannya

.............................

"Shil lu gakpapa?" Wajah panik malera sudah menjelaskan bagaimana kondisi mereka saat ini

Malera meringis menatap luka di pergelangan tangan shila,shila mendengus kesal
"Tablet ku retak,kesel ah."

Malera menghembuskan nafas lega,setidaknya luka di pergelangan tangan shilla tidak begitu parah.

Namun kini keduanya dilanda kebingungan,entah apa yang harus mereka lakukan di tempat gelap yang kini menjadi tempat persembunyian keduanya.

Shilla menepuk bahu malera,"kita harus cepet pergi dari sini,gaada yang tau kapan tu orang bangun."

"Gw gabisa jalan anjir shil."malera meringis,sial ia hampir menangis melihat pergelangan kakinya yang sebentar lagi membiru

"Aku mau nangis."mata shila berkaca -kaca,keduanya benar benar kacau

Seandainya saja keduanya tidak terburu-buru,semua ini tidak akan terjadi

Shila menyandarkan tubuhnya pada tumpukan dus kotor dibelakangnya,keduanya bahkan tak peduli didepan mereka dipenuhi tulang bangkai binatang.

Pikirannya melayang pada kejadian beberapa menit yang lalu

Shilla berjalan santai di samping malera,setelah mengirim pesan kepada fano,ia mematikan tombol power pada tabletnya dan mulai fokus melihat jalan di sekitar yang hanya diterangi lampu jalan yang remang.

"Disini banyak yang mati kayanya,hawanya gak enak." shilla merapatkan tubuhnya kearah kamera

"Kamu lihat mereka."cicit shilla membuat malera terkekeh

"Jelas,kan kemampuan gw itu,tapi mereka gak ganggu kok."

Sebenarnya ada hawa kuat yang membuat tubuhnya meremang,hawa ini benar benar berbeda lebih kuat dari yang biasanya,bahkan kini malera mual.

Namun ia tak ingin menakuti shilla,wajah temannya itu sudah benar benar pucat

Tiba tiba terdengar suara teriakan diiringi longlogan anjing saling bersahutan

Malera menggenggam tangan shilla membawa gadis itu berlari mengikuti langkahnya,tadi sekilas ia melihat sekelibat bayangan hitam

"Kenapa ler?."shilla mengikuti dengan panik

Tiba tiba keduanya berhenti,bersembunyi di balik pohon besar

Mata keduanya melebar,dihadapannya seorang perempuan tengah dikelilingi oleh beberapa anjing,jangan lupakan sosok berjubah hitam yang tengah bermain main dengan pisau di tangannya.

Dia misterius boy

Malera membekap mulutnya,perutnya bergejolak menatap darah yang mengalir deras dari perut korban

Wajah perempuan itu kacau,beberapa paku kecil menancap di kedua pipi nya,mulut perempuan itu berlumuran darah karena dibuka terlalu lebar

Shilla melemas,kakinya gemetar saat si sosok berjubah hitam itu memotong tangan perempuan dihadapannya tanpa ragu dan melemparnya pada anjing anjing disekitarnya

Membuat suasana ramai karena anjing saling merebut kan hak mereka,jantung keduanya seakan berhenti berdetak saat tiba tiba sosok berjubah hitam itu berbalik,matanya bertubrukan dengan kelam mata malera,membuat tubuh kedua gadis itu menegang

"Pergi..."tubuh malera semakin malemas saat sosok perempuan itu kini telah menjadi arwah dsn berdiri tepat disampingnya dengan lirihan yang membuat siapapun ingin menangis mendengarnya

Dengan sekuat tenaga,ia meraih tangan shilla membawanya berlari di tengah jalanan gelap ditemani longlongan suara anjing dan tawa dari sosok berjubah hitam

Sebuah pisau melayang,mata shilla melebar,dalam keadaan panik ia tak memikirkan apapun sehingga yang ia lakukan adalah menepis nya,membuat pergelangan tangannya mengeluarkan darah segar

Shilla tak peduli,ia terus berlari mengikuti kemana kamera berlari,hingga keduanya tiba diujung jalan

"Lo percaya gw kan shil?."

"Kamu mau ngapain,jangan bilang.."shilla menatap jalanan didepannya

"Gaada cara lain ayok."tanpa menunggu ucapan shilla selesai,malera menarik tangan shilla ke ujung jalan lalu keduanya meloncat kebawah jurang diujung sana

Ini gila,namun malera tak memikirkan apapun yang ada dipikirannya hanya pergi,kabur dari jangkauan sosok berjubah hitam disana

Shilla memejamkan matanya erat,tubuhnya terasa sakit saat terombang ambing menabrak bebatuan disekitaran jurang,begitupun malera yang kini merasakan kaki nya panas perih dan denyutan bertubi tubi

Malera tertawa saat keduanya berhasil terjun dengan posisi terbaring

Jurang itu tak begitu dalam,namun sangat gelap dan menyakitkan

Malera menoleh,keadaan shilla jauh dari kata baik

"Earpiace gw jatoh kayanya,ditelinga lo masi ada kabarin fano gw mau tidur kepala gw pusing." lirik malera dengan suara pelan nyaris tak terdengar

Shilla mengangguk lemah
"Fano..tolong."kesadaran keduanya direnggut

"Shilla,jangan ngelamun disini banyak penghuninya."

Shilla tersadar dari lamunanya,menatap malera dengan pandangan sendu

"Kita udah sejauh ini ler,kita gak mungkin mati dengan cara kaya gini kan?ini gak banget sumpah,aku masih belum bahagiain ibu ayah."

Kamera menggeplak kepala shilla membuat sang empu meringis,
"Sembarang lo,kita bisa selamat,tablet lo bnran rusak apa shila."

"Mati total anjir lah."

"Earpiece aman gak?,coba lo sambungin."

"Asber,fano kalian denger kita gak?."

Shilla diam begitupun kamera

"Kayanya koneksi nya keputus."

Malera mendesah frustasi,"kaki gw sakit banget anjir,tangan lo gimana?lagian bisa bisa nya itu piso lo tepis."

Shilla mendengus,"km lebih gila,loncat kok ke jurang,kan jadi gini."

"Gw buntu anjir shil,trus sekarang gimana?."

"Coba kamu panggil rea."

"Lemes gw,gak bisa bau banget disini."

"Yaudahlah nunggu keajaiban aja."

"Sejak kapan lo pake kalung?."malera menunjuk leher shilla

Shilla tersenyum tipis,"dari fano,disini ada gps nya Aku berharap dia sama asber baik baik aja,biar bisa bantu kita."

"Kok lu tau ada gpsnya?."

"Fano tuh transparan sebenernya begitupun asbes,cuman luka mereka terlalu banyak jadi misterius gitu."

Malera mengangguk setuju,"lo sama fajry gimana?"

"Maksudnya gimana apa?fajri kan arwah,ya gak gimana gimana."

"Tapi gw masih penasaran sama kisah mereka."

"Ya makannya kita harus pergi dari sini."

Keduanya terdiam,bulan diatas sana bersinar terang,gelap dan sunyi.




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MISTERIUS BOYWhere stories live. Discover now