10.I'ts oke

2.6K 340 12
                                    

Beberapa orang beranggapan hidup itu mudah---semudah memakan es krim di hari yang panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa orang beranggapan hidup itu mudah---semudah memakan es krim di hari yang panas.

Namun ...

Beberapa lagi beranggapan seperti memakan es krim di hari yang dingin.

Rukmi terduduk diam di kursi halte. Langit sudah mulai gelap saat Rukmi menyadari bahwa ia tidak sadarkan diri dengan kondisi kacau di UKS. Penyiksaan itu, pasti membuatnya pingsan. Saat terbangun dengan tubuh penuh luka Rukmi memutuskan pulang dan menunggu angkutan umum di halte depan sekolah.

Dejavu. Perasaan sepi dan kosong yang Rukmi rasakan terasa familiar baginya. Rukmi tidak berharap apa-apa. Ia tidak berharap ada orang yang mau menolongnya sekedar memindahkannya ke tempat yang lebih layak atau membawanya ke rumah sakit.

Rukmi tidak apa-apa.

Ia tidak masalah kalau hanya sendiri. Rukmi tidak masalah terbangun dengan kondisi luka-luka di lantai UKS yang penuh pecahan kaca. Rukmi tidak masalah saat berjalan terpincang-pincang sendirian menuju halte depan sekolah. Rukmi tidak masalah akan semua itu. Rukmi bahkan tidak masalah dengan perasaan sesak di dadanya hingga menyebabkan ia kesusahan bernafas.

Rukmi juga tidak masalah tentang Barsha yang juga meninggalkannya. Kalau orang sedekat Bram---ayahnya sendiri bisa membunuhnya, Rukmi seharusnya tidak menaruh harapan lebih pada orang asing yang baru dikenalnya.

Rukmi tidak masalah, karena ia seorang penjahat disini.

Ia baik-baik saja.

Namun ... ke-kenapa ia masih belum terbiasa dengan rasa sakit akan kekosongan ini? Rukmi menatap kedua tangannya yang berdarah. Ia tidak ingin lemah, namun ntah kenapa Rukmi tidak bisa mengendalikan netra coklat madunya yang berkaca-kaca.

Sejujurnya kalau saja tidak masuk ke tubuh Hanna, Rukmi tidak akan memiliki kepedulian sebesar ini terhadap antagonis Hanna. Masalahnya karakter Hanna itu terlalu 'binatang' untuk ukuran manusia. Namun saat merasakannya langsung, Rukmi tidak bisa untuk tidak kasihan pada karakter Hanna. Gadis malang itu ... sekarang adalah dirinya.

Apalagi ...

Rukmi merasa saat menatap pantulan bayangannya di cermin, ia seolah melihat dirinya sendiri. Bukan. Ini bukan tentang visual mereka yang memang mirip. Namun Rukmi bisa melihat dirinya ... yang menyedihkan. Sosok yang penuh derita.

Ini tidak seperti bayangan Rukmi, ia kira setidaknya plot bisa dikendalikan, namun seolah sejauh apapun Rukmi melenceng dari cerita awal, plotnya tetap sama. Rukmi menggigit bibir bawahnya gugup, Apa pada akhirnya ia juga akan mati seperti Hanna?

Adegan UKS seharusnya bagian Hanna membully Melody, namun meskipun Rukmi tidak melakukan hal yang sama, ia tetap berakhir disiksa. Rukmi tidak bisa mengubah setingan awal.

"Gue harus apa?"
Rukmi bergumam. Gadis itu mendongak menghalau air mata yang sedari tadi mengaburkan penglihatannya. Ia tidak boleh lemah. Menjadi tidak berdaya sama saja pasrah akan kematiannya.

LOVE TO SURVIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang