29. Masalah Baru

687 48 7
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan Lupa Jadikan Al-Qur'an Sebagai Bacaan Utama💚
___________________________________________

























Hargai Karya Author Dengan Cara
👇

*Vote

*Tandai Typo

*Dan Komen Yang Membangun

*Dipersilahkan Juga Bagi Kalian Yang Mau Share Quote Atau Adegan Apapun Dari Cerita Ini Jangan Lupa Tag Instagram Wattpadnya @bynursakinah dan Judul Ceritanya dengan hastag #sebuahusahamencintai
Author tunggu ya!💕

*Jika Berkenang Boleh Nih Follow Akun Wattpad Dan Akun Instagram Author Juga
@nrskynah_

Terimakasih♡
Selamat Membaca!










































Sebuah Usaha Mencintai

Karya
bynursakinah

🌹🌹🌹


Matahari mulai malu-malu menampakkan dirinya, suara kicauan burung mulai terdengar dimana-mana, tak dapat mengusik tidur seorang laki-laki yang masih bergelut manja dengan selimutnya pagi ini.

Syifa membuka pintu kamar sontak ia mengulum bibirnya sembari menggelengkan kepalanya melihat wajah tenang dan lucu suaminya itu saat tidur.

Kini pernikahannya berjalan sembilan bulan dan selama hampir dua bulan akhir-akhir ini sikap Gibran begitu berubah pada Syifa. Mulai dari gaya bicaranya, sikap, dan perlakuannya berubah 180 derajat, dan hal itu membuat Syifa sangat bersyukur akan pernikahannya sekarang.

"Kak? Bangun udah jam 7 pagi," ujar Syifa sambil menepuk-nepuk pelan lengan Gibran.

Gibran terlihat melenguh kecil "Eughh ... Lima menit lagi ya sayang," balasnya dengan suara serak khas bangung tidur.

Deg!

Syifa menggigit bibir bawahnya dengan debaran jantung yang begitu cepat, walaupun sudah hampir dua bulan Gibran memanggilnya dengan sebutan 'sayang' bahkan merubah kosa katanya menjadi aku-kamu tapi tetap saja ia selalu salah tingkah sendiri dibuatnya.

Sedetik kemudian ia tersadar dan menggeleng keras, iapun langsung menyibak selimut yang dikenankan suaminya itu. "Kak Gibran harus bangun Sekarang!"

"Tap--"

"Nggak ada tapi-tapian ayo nanti telat ke kantornya!" wajah Gibran yang tadinya kusut karena baru bangun tidur kini bertambah kusut saja mendengar ucapan istrinya.

Cup!

"Pagi," lirihnya dan begitu cepat ditelinga Syifa.

Jangan tanya bagaimana ekspresi Syifa saat diperlakukan seperti itu. Bahkan ia lupa cara bernafas saat itu juga.

"Jangan lupa bernafas sayang!" pekik Gibran dibalik pintu kamar mandi.

Sontak raut wajah Syifa berubah kesal tapi dengan wajah memerah disana. "Kak Gibran awas ya!"

Sebuah Usaha MencintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang