1. Pria Penyelamat

3K 74 5
                                    

Sudah dua hari ini Juwita kelabakan harus mencari kain, bahan untuk proyek eksperimen rancangan gaun barunya. Ini adalah proyek terbarunya bersama para karyawan di butiknya. Juga, yang perlu dicatat ini adalah proyek dadakan yang tidak sengaja disetujui oleh salah satu asistennya dalam rangka kolaborasi brand. Ya, tidak sengaja karena saat itu asistennya sedang basa-basi bersama manager designer lainnya yang malah berujung kesepakatan.

Masalahnya adalah waktu perilisan dan acara akan digelar tiga minggu lagi. Sedangkan ia perlu menemukan bahan yang layak, ekonomis dan tepat dalam waktu sesingkat itu sebelum tanggal perilisan. Lebih lagi target utama acara kolaborasi kali ini adalah kalangan tengah. Kalangan tengah biasanya lebih selektif dan juga mempertimbangkan antara kualitas dan harga yang pantas dengan isi dompet. Syukur kalau bisa dijangkau oleh yang agak di bawah. Ide rancangan gaun yang dirumuskannya bersama tim pengerjaan ini memiliki konsep elegan dengan harga yang bersahabat. Perilisan juga akan diadakan secara terbuka, di salah satu mall Sidoarjo. Jadi, sebisa mungkin dia dan para karyawannya bekerja dengan baik dan cepat.

Oke, mungkin itu bisa dikondisikan nanti saat dia sudah menemukan semua bahan. Akan tetapi, hari ini cukup mengenaskan baginya. Dia harus mencari bahan tersebut sendirian karena berbagi tempat tujuan dengan asisten dan satu karyawan lainnya. Dia pergi ke pusat pertokoan di Sidoarjo. Salah satu temannya pernah mengabarkan bahwa bahan kain di sana banyak yang berkualitas dan dijual dengan harga di bawah pemasar semestinya. Sedangkan asistennya dan satu karyawan menuju ke pusat kain yang ada di Surabaya. Sebenarnya tadi ada salah satu karyawannya yang menawarkan diri untuk menemaninya mencari bahan, namun karena ada jadwal lain sebelum meluncur ke tempat, dia tidak jadi ditemani. Bagaimana pun, dia juga yakin bisa mengatasinya sendiri. Toh, sebelum menjadi designer yang ternama, dia juga pernah mengalami hal seperti ini.

Apakah Juwita tidak mempunyai manager? Jawabannya, dia punya. Hanya saja hari ini managernya sedang berlibur dengan keluarganya, anaknya libur sekolah. Jadi, dia tidak berani untuk mengganggu keluarga itu.

Waktu setempat telah menunjukkan pukul lima sore dan Juwita baru saja selesai mencari bahan kain yang dia inginkan. Sejak tadi siang, dia harus berpindah dari satu toko ke toko yang lain. Untung dia memakai sepatu biasa, bukan yang berhak tinggi. Tumitnya terselamatkan. Hingga tiba di toko terakhir, dia meminta izin terlebih dahulu ke pemilik toko sebelum duduk di kursi yang ada di emper toko untuk meminum air mineral, demi melegakan dahaganya. Dengan senang hati, pemilik toko itu mempersilakan. 

Juwita melepaskan lelahnya sejenak. Kendaraan bermotor berlalu lalang di Jalan Gajah Mada itu, salah satu jalan yang sibuk di Sidoarjo. Pandangannya tertuju pada mobil box yang membawa muatan di seberang jalan. Para pekerja angkut menurunkan muatannya. Dia berpikir sejenak tentang bagaimana lelahnya menjadi tukang angkut. Dia yang berjalan ke sana kemari dan hanya membawa diri dan tasnya saja sudah cukup lelah. Apalagi mereka yang harus mengangkat barang. Satu alasan untuk tetap bersyukur dan tidak gampang mengeluh.

Pemilik toko menghampiri Juwita dan mengabarkan bahwa dia selesai menotal semua pesanan wanita itu. Setelah menyelesaikan transaksi, dia hendak menuju ke mall terdekat untuk mampir ke restoran yang pernah dia kunjungi bersama asistennya. Tak jauh, hanya butuh jalan kaki sekitar dua ratus meter dia sudah bisa sampai ke sana. Sudah tidak ada becak yang bisa dia pakai jasanya untuk mengantarkannya sampai ke mall tersebut. Sejenak, Juwita merutuki keputusannya sendiri yang memarkir mobilnya di parkiran mall agar aman.

Dengan langkah santai dan tubuh yang cukup lemas karena belum makan siang dari tadi, Juwita berjalan menelusuri jalan lurus di tengah pusat pertokoan itu. Langit sudah mulai menggelap. Keadaan sekitar juga mulai sunyi. Jalan yang dia lewati juga semakin minim orang. Mungkin penduduk setempat hendak bergegas ke masjid untuk menunaikan ibadah shalat maghrib.

Jadi Istri DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang