"Genap sudah 40 tahun Mevim menyerang umat manusia, semenjak tahun 2119. Berukuran sebesar mobil, serta gerak laju langkahnya yang hampir secepat kereta Shinkansen di Jepang. Warnanya hitam, bentuknya tak menentu seperti air, terkadang, virus ini menyamar menjadi genangan air yang keruh, sehingga cukup sulit untuk di deteksi.
Mevim menyerang dengan memasuki tubuh inangnya, menyebar melalui aliran darah, dan menempatkan nukleusnya di Hipokampus (tempat ingatan manusia) dan memakan sel-selnya."
"Tunggu." Tangan mungilnya menekan tombol pause di layar hologram, rambut hitam pendeknya yang bergelombang bergoyang pelan ketika sang empunya menoleh ke belakang, menatap Mamanya. "Katanya Mevim berukuran besar, lalu kenapa dia bisa muat di tubuh manusia?"
Wanita cantik yang berumur 35 tahun itu menatapnya balik. "Rae sepertinya lupa akan sesuatu. Coba Rae ingat-ingat kembali bagaimana bentuk Mevim yang tadi dijelaskan," ujarnya, sedikit terkekeh.
"Euhm..., Sebesar mobil, secepat Shinkansen, hitam, dan bentuknya tak menentu."
"Dan seperti air." Wanita itu merapikan rambut sang gadis cilik. "Itu artinya Mevim menyesuaikan bentuk sesuai wadahnya, kau mengerti, Rae?"
Rae kecil mengangguk, dan kembali menatap layar hologramnya.
"Sekilas, Mevim terlihat seperti penyakit Alzheimer yang menyebabkan struktur otak berubah dan kematian pada sel-sel otak. Mirip, namun tak sama. Mevim hanya memakan sel-sel Piramidal yang menyusun Hipokampus, dan menetap di sana hingga inangnya mati. 20 tahun setelah Mevim...."
"Pukul 08.00, pagi yang menyenangkan, senang bertemu lagi. Waktunya bersekolah, Nona Rae."
Suara dari layar hologram bertubrukan dengan suara alarm dari speaker yang ada di dinding. Sontak keduanya menengadah, menatap tepat ke arah dinding yang bertuliskan empat angka berwarna biru neon.
"Ayo, Rae. Matikan layar hologramnya, lalu kita bersiap-siap bertemu teman-temanmu."
Rae kecil mengangguk, kemudian menjulurkan tangannya untuk menyerahkan layar tipis bening itu kepada sang Mama.
"**"
Mungkin, inilah yang dinamakan 'wisata masa lalu'. Lima tahun sudah sang Mama pergi untuk selamanya usai menjalankan misinya di luar Green Area (camp pengungsian yang telah berubah menjadi hunian manusia semenjak Mevim muncul), memberantas para Mevim menggunakan Shotgun berteknologi radiasi-satu-satunya kelemahan Mevim yang manusia ketahui, meleleh jika terkena radiasi.
Menggunakan suit pelindung berwarna hitam yang menutupi seluruh tubuhnya, serta senyuman indah dan lambaian tangan sebelum menaiki kendaraan militer, Rae melihat wujud sang Mama untuk terakhir kalinya.
Rae hanya bisa mengenang Mamanya dengan melihat foto ataupun video, dan terkadang, berkhayal jika Mamanya masih ada di sisinya. Membuatkannya susu hangat ketika malam tiba, memeluknya sebelum pergi ke sekolah militer, dan berbagai hal yang membuat matanya panas jika mengingatnya kembali.
Ketukan di pintu terdengar, Rae dengan cepat mematikan layar hologramnya kemudian berjalan menuju pintu.
"Ada apa, Bi?" tanyanya cepat, usai membuka pintu. Menatap sedikit ramah ke arah seorang perempuan berusia tiga puluhan, berdiri di depannya dengan senyum kikuk.
"Ini sudah tengah hari, Rae. Aku khawatir karena kau tidak makan sejak pagi," ujarnya lembut, sembari menggenggam tangan Rae. Mencoba membujuk putri tirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) You
Science Fiction"Dunia sudah hancur, namun kuharap kita tetap bersama." Sci-fi x Romance ° Cast: Yeonjun TXT as Hyo Heejin Loona as Rae Note: Cerita ini hanyalah fiksi belaka, tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Jika ada kesamaan alur, tokoh, dan tempat itu h...