🥀 (40)

1.3K 132 25
                                    

"APA-APAN KAU!" Ucap Naruto terus memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan cairan merah segar.

Gaara tersenyum, "Bahkan itu tidak sepadan dengan rasa sakit yang di rasakan Hinata."

Naruto yang mendengar itu seketika sudut bibirnya terangkat, tersenyum ke arah Gaara membuat sang pria semakin kesal melihat tingkah bodoh dari sahabat kuningnya.

"Kau masih berharap bisa memiliki Hinata, eh? Silahkan saja Gaara, aku bahkan sudah tidak membutuhkan dia lagi." Ucap Naruto mengalihkan pandangannya pada Gaara.

"Oh baik, dengan suka hati aku akan mengambil dia dari dirimu. Membawanya pergi dan membuat dia bahagia bisa membesarkan anak yang sudah tidak memiliki seorang ayah!"

Menoleh dengan cepat ke arah Gaara, "Jaga ucapan mu!"

"Untuk apa mengakui orang tua yang bahkan tidak bisa mencintai ibu yang sudah mengandung dia selama sembilan bulan? Teruslah meratapi rasa sakitmu seorang diri Naruto, bahkan jika kau sudah tidak kuat untuk hidup aku tidak peduli." Ucap Gaara dengan senyum yang mengembang.

Pria bersurai maroon itu lalu berjalan menuju jendela yang ada di ujung kamar rawat.

"Terus menyalahkan Hinata atas apa yang terjadi di dalam hidupmu, bahkan jika itu bukanlah salahnya Hinata dengan rela meminta maaf padamu. Kau tidak malu? Memberinya janji manis, memberikan harapan yang besar pada wanita polos itu seakan-akan seorang monster bisa berubah menjadi malaikat." Gaara membalikan tubuhnya menatap pria yang ternyata masih terus menatapnya.

"Monster tetaplah monster Naruto." Lanjut Gaara.

"Wanita seperti Hinata terlalu bagus untuk dirimu yang tidak tahu diri." Kembali Gaara berucap dengan nada mengejek.

Naruto yang mendengar itu hanya mampu bungkam, dirinya tidak ingin memperpanjang masalah dengan Gaara, bahkan bukan karena takut tapi ia tidak ingin menambah beban pikiran dalam hidupnya.

"Biarkan aku tenang, jika kau ingin membawanya maka bawa saja. Buatlah dia bahagia seperti apa yang kau katakan, aku.. sepertinya aku akan menyusul Ayah dan Ibu ku saja."

"Apa!?" Naruto dan Gaara tersentak kala mendengar suara Hinata.

"Hinata!!!" Ucap Naruto kala melihat Hinata sudah berdiri di ambang pintu, wajah cantiknya sudah penuh dengan air mata. Perutnya yang membuncit membuat satu tangannya harus menahan beban yang ada.

"Kenapa kau kembali?" Tanya Gaara menatap wanita yang tak lain adalah Hinata, dirinya masih terus berdiri di ambang pintu.

"Kenapa? Mudah sekali menjadi dirimu Naruto-kun, aku bahkan berharap bisa hidup bahagia bersama dirimu. Tapi kamu lebih memilih untuk mati?" Tanya Hinata menatap Naruto dengan tatapan kecewa.

"Apa kau pikir dengan mati semuanya akan selesai?" Tanya Hinata yang kini sudah berjalan mendekat ke arah ranjang Naruto.

"Kenapa? Apa peduli mu Hinata?" Ucap Naruto membuat wanita dihadapannya terlihat begitu marah.

"JELAS AKU PEDULI!" Ucapnya dengan nada yang begitu tinggi, berteriak tepat dihadapan Naruto. "Aku peduli padamu Naruto-kun, bahkan peduli ini melebihi peduli pada dari diriku sendiri, kau ayah dari anak ku.. kau suami ku, bagaimana mungkin aku tidak peduli."

Naruto tertawa seakan semua yang Hinata ucapkan adalah candaan, terus mengeluarkan tawa yang seperti mengejek membuat Gaara semakin kesal melihat tingkah dari sahabat kuningnya.

"Kau lucu sekali Hinata, sudah cukup bersandiwaranya.. bukankah harusnya kau bahagia saat ini karena sekarang kita impas?" Ucap Naruto menatap Hinata dengan terus menyunggingkan senyumnya.

Painful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang