Lin SuYin juga tidak menyangka nama itu akan dia dengar kembali kali ini. "Fai Huanran orang itu memang bajingan."
"Oh." Jenderal Xu mengangkat alisnya. "Kamu kenal dengannya?"
"Ketika aku dalam perjalanan menuju akademi. Fai Huanran pernah menyamar menjadi anak pejabat dan berkata bahwa dia juga calon murid akademi. Tidak kusangka ternyata dia pejabat laba-laba hitam. Kami berkelahi dengannya di markasnya di kota Hong. Tapi..." Lin SuYin menatap Jenderal Xu. "Jika dia adalah Guru Kaisar. Memang berapa umur Fai Huanran sebenarnya?"
Jenderal Xu membuat perhitungan cepat dan menyebut. "Mungkin hampir seratus tahun atau lebih."
"Dia sudah kakek-kakek!"
"Orang itu pastinya sangat kuat. Bagaimanapun mereka yang berjalan di jalan iblis selalu mendapatkan kekuatan lebih mudah daripada kita."
"Tapi dia dipukuli oleh A–Qing sebelumnya." kata Lin SuYin.
Jenderal Xu menyeringai. "Yah, kekasihmu memang sangat kuat hingga tidak masuk akal. Saking tidak masuk akalnya, aku hampir berpikir dia praktisi iblis."
Lin SuYin seketika marah. "Apa maksudmu menuduhnya seperti itu? Dia kuat karena dia hebat. Apa hubungannya dengan iblis."
"Bagaimana tidak?" Jenderal Xu mengangkat bahunya. "Dia baru berumur awal dua puluh tahun namun dari yang aku lihat, tingkatannya hampir mendekati level jade. Untuk manusia biasa, bahkan tetua sekte kuat pun perlu waktu seratus tahun untuk mencapainya."
Lin SuYin berseru. "Itu karena tetua sekte itu lemah dan Qingku sangat kuat! Lagipula aku lebih muda darinya dan aku juga praktisi level bumi."
Jenderal Xu mencibir. "Kalian memang berjodoh. Sama-sama tidak masuk akal."
"Berhenti menyemburkan omong kosong tentang kekasihku dan katakan dimana letak gerbang neraka. Bukankah waktu kita hanya satu bulan?"
Pada saat itu keduanya sudah melangkah di kedalaman hutan. Aroma bangkai tercium dan berbau menyengat. Kening Lin SuYin mengerut. "Apa ini?"
Tepat pada saat itu Jenderal Xu berkata tenang. "Kita sampai."
Udara dingin merambat naik, sangat dingin seolah ada lapisan es tipis di permukaan tanah. Lin SuYin mengeratkan jubahnya, namun dia tahu rasa dingin ini bukan dari udara tapi karena energi yin yang sangat pekat. Dia membuat sihir panas, untuk menghangatkan tubuh.
Nyala api muncul di telapak tangan Jenderal Xu, membuat mereka bisa melihat tempat itu dengan jelas. Lin SuYin melebarkan mata dan merinding. Ada gunungan bangkai binatang di depan, beberapa dari mereka tampak sudah mengering namun beberapa lainnya masih memiliki daging yang membusuk. Akan tetapi semua binatang itu tidak memiliki bekas luka apapun.
"Mereka tersedot ke sini dan energi mereka dicuri." Kata Jenderal Xu. "Karena itulah aku bisa yakin gerbang neraka akan muncul di sini."
Lin SuYin menelan ludah. Dia berjalan dan menyentuh permukaan kayu yang juga mengering, seolah semua air dalam tubuhnya juga tersedot dan dia berdiri layu tanpa vitalitas. Rumput-rumput di sekitar kaki mereka juga menguning dan kering.
"Jika kamu memang ingin menyelamatkan semua orang. Sebelum gelombang binatang buas, kita harus menemukan Fai Huanran. Hanya dengan membunuh dalangnya, ritual pemanggilan gerbang neraka bisa berhenti."
Lin SuYin menenangkan dirinya. Mengingat orang-orang tidak berdosa yang dia temui di desa. Hati Lin SuYin menjadi sakit. Dia bertanya. "Walau kamu belum menemukannya, apa kamu tidak memiliki petunjuk sama sekali terkait markas mereka?"
"Aku sudah berkeliling setiap sudut negara ini untuk mencari mereka namun tidak berhasil menemukannya." kata Jenderal Xu tanpa daya. Matanya sedikit menyipit ketika dia melirik kebawah. "Aku rasa tempat persembunyiannya mungkin di suatu tempat yang dibangun di bawah tanah hingga sulit sekali untuk melacaknya."
Bagaimana mereka mencarinya jika markas mereka memang dibawah tanah. Lin SuYin merenung. Namun tiba-tiba angin yang berembus tenang seketika mengamuk. Dari arah pantai, letusan energi yang muncul di langit, membentuk sinar keemasan menembus awan.
Jantung Lin SuYin berdebar kencang. "Itu dari arah pantai. Zhang Junqing ada di sana! Dia dalam bahaya!"
"BODOH! Letusan ini justru disebabkan olehnya! Ini tanda seseorang menerobos ke level jade."
Mata Lin SuYin melebar. "Kita harus kembali!"
Detik berikutnya keduanya berlari menuju arah pantai, kaki mereka lincah menginjak ranting ke ranting dengan keterampilan ringan mereka. Hanya kurang dari satu jam, keduanya sudah tiba di bibir pantai. Cahaya keemasan itu masih ada, bahkan lebih kuat. Beberapa orang di desa yang tidak sengaja terbangun dari tidur mereka seketika terkejut melihat cahaya aneh di langit.
Angin kencang mengamuk di sekitar rumah, membentuk tornado dan menghancurkan kayu-kayu–nya hingga terbang bersama pusaran. Lin SuYin melangkah maju, melihat Zhang Junqing masih duduk di tengah-tengah tornado dengan mata terpejam. Namun Lin SuYin bisa melihat kening kekasihnya berkerut dalam.
Jenderal Xu berpegangan pada batu agar tidak terbang. Dia berteriak. "Level Jade hanya satu level dibawah level tertinggi. Siksaannya pasti berat. Lebih baik awasi dari sini dan jangan mengganggunya! Jika dia terganggu dan terbangun, tubuhnya akan terluka sangat parah."
Setelah beberapa saat tornado berhenti dan menyisakan angin lembut. Jenderal Xu maupun Lin SuYin berpikir Zhang Junqing akhirnya berhasil. Namun tiba-tiba tanah bergetar dan terbuka membentuk parit-parit dalam dengan lebar dua meter. Dari arah Zhang Junqing duduk, lahar mengalir di parit, mendidih berapi-api dan menimbulkan uap yang sangat panas.
"Yang benar saja, dia juga punya elemen api dan tanah sekaligus?!" Jenderal Xu tercengang.
Lin SuYin mengangguk. "Yang aku tahu elemen utamanya adalah elemen api."
Langit bergemuruh, awan hitam berkumpul di atas mereka dan petir kuning menyambar-nyambar dengan dahsyat diikuti suara bergemuruh nyaring. Petir itu muncul seperti cambuk, menyentuh bagian tepi hutan. Seketika api muncul dari bagian yang disambar, menyebar semakin besar seperti ekor naga.
"Sial!" Jenderal Xu mengutuk. "Inilah kenapa aku benci menjadi penjaga ketika seseorang sedang menerobos."
Pria itu berjalan dengan tenang ke pinggir pantai. Tubuhnya membelakangi lautan luas, kuda-kuda kakinya bertekuk dalam dan tangannya terangkat.
Lin SuYin menyipitkan mata dan tertegun. Tangan Jenderal Xu terayun seperti gerakan pedang yang indah, jemarinya bergerak lembut dan bibirnya berbisik seperti berbicara dengan seseorang. Tiba-tiba seluruh tempat itu menjadi sunyi.
Gelombang laut berhenti!
Bahkan riaknya pun menghilang.
Pupil mata Lin SuYin berkontraksi.
Dia menghentikan gelombang di laut! Permukaan laut itu kini tampak seperti danau yang tenang. Seperti cermin raksasa yang memantulkan bulan purna.
Bagaimana bisa dia membuat teknik seperti itu?
Akan tetapi Lin SuYin belum sempat kagum ketika petir lain dengan dahsyat menembak ke pintu masuk desa dan membakarnya. Orang-orang desa itu seketika terbangun ketika mendengar suara ledakan keras. Melihat api besar membakar pintu masuk, semua orang berteriak panik dan berhamburan keluar. Takut tiba-tiba api itu menjalar ke rumah mereka.
Lin SuYin akan pergi membantu memadamkan api ketika Jenderal Xu berkata lembut. "Diam saja di tempatmu."
Jenderal Xu menampar tanah dengan kedua tangannya. Seketika ada gerakan riak-riak di permukaan air laut. Kemudian dalam sekejap, dua naga air kembar melesat keluar dan terbang ke langit. Naga itu berputar-putar seolah menari dan bermain. Tubuh mereka bercahaya dengan cahaya saphir yang lembut dan sangat indah. Kepala mereka terangkat bersama dan mulut mereka terbuka. Air menyembur sampai langit dipenuhi hujan teras hingga memadamkan tepi hutan yang terbakar dan pintu masuk desa.
Orang-orang desa yang berada di luar rumah mereka melihat dua naga air dengan mulut ternganga. Namun setelah kejutan itu, mereka semua berseru kagum dan takjub. Salah satu dari mereka bahkan berseru sambil menangis dan bersujud.
"Dewa telah kembali! Dewa mengampuni tanah ini!"
Bersambung....
Last Update: 17/05/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Guardian of Forest [Original Story]
FantasyWARNING [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Mengandung Unsur Kekerasan dan LGBT. Homophobik dan reader dibawah usia 18 tahun dilarang mampir!! Lin SuYin tidak pernah mengenali orangtuanya. Dia hanya tahu bahwa ketika kecil, leluhur phoenix menyelamatkan dan me...