13. Pertemuan

98 38 1
                                    

Salah jika aku belum menerima takdir yang malang, Tidak semudah membalik telapak tangan jika mengingat kan ingin melupakan kenangan bersama mu ibu
  ~•~

"Hoamh" Lina terbangun dari tidurnya yang nyenyak, mengusap kedua matanya yang kabur diakibatkan baru bangun dari tidur

Anggelina tang selesai nengusap kedua matanya, segera menolehkan badannya untuk segera beranjak bangun dari tempat tidurnya

Aggelina terperanjat kaget, dikarnakan kaki nya yang menyenggol sosok tubuh disampinnya. Setelah melihat siapa sosok yang ia senggolkan, ternyata itu adalah sahabat pendeknya  alya

"Astagaa gue hampir ngelupain ini anak" kekeh Anggelina menatap Alya yang masih tertidur

Terlintas ide bejad dikepala Lina
"Hehe" Lina membangunkan sahabatnyya itu dengan sedikit berteriak serta. menguncang-guncangkan badan alya

"alyaa bangun kita kesiangan!"

Alya yang sekilas mendengar Lina berteriak bahwa ia dan dirinya kesiangan, langsung terbangun dan melotot kearah Lina dengan panik

"HAHAHA" muka Lo jelek banget al"
Lina menahan perutnya yang keram akibat menertawakan alya

" Linaa mahh ish " rengek Alya yang masih pusing akibat terbangun tanpa meregangkan badan nya

" Haha i-ya aduh duh sakit perut gue " Lina masih tertawa mengingat respon serta ekspresi panik sahabat nya itu

Alya yang melihat Lina hanya bisa menggerutu kesal, serta memukul lengan Lina menggunakan bantal

"Haih, udah yuk bangun lagian Lo tidur mirip kebo" ujar Lina beranjak pergi dari ranjang tidur nya itu

"Mau kemana Lin ? " Bingung Alya yang masih stay diranjang tidur

" Mau ke isekai, ya mandi lah mau apa lagi " ujar Lina memasuki kamar mandi miliknya

"Bareng ajaaa" teriak Alya yang masih stay diranjang milik Lina

"Ogahh" jawab singkat Dibalik pintu kamar mandi, ia langsung melepaskan piyama tidurnya dan segera menuju shower dihadapan nya

Tidak butuh waktu lama, Lina menyudahi aktivitas mandinya itu
Sekarang giliran Alya yang mulai memasuki kamar mandi milik Lina.

Setelah mereka selesai dengan berdandan tipis, dan memakaikan seragam sekolah nya, dingatkan lagi bahwa mereka berdua telah lulus kenaikan kelas sekarang mereka juga selokal di XI Mipa

Kini mereka berdua telah berada dimeja makan untuk menyantap serapan terlebih dahulu

Setelah selesai, mereka berdua telah diantar oleh supir pribadi suruhan ayah Lina untuk mengantar jemput, putri semata wayangnya

Diperjalanan Lina hanya menoleh menatap keluar jendela dikursi penumpang bersama Alya

Tepat saat berbelok ke Jalan Sekolah mereka Lina dikagetkan dengan ibunya bersama pria asing disebuah cafe terdekat sekolahnya Tersebut

" Pak! Pak! Berhenti sebentar" ujar Lina berusaha menghentikan mobil nya

"I-ya non" jawab singkat Supir pribadinya, Alya yang melihat Lina tergesa keluar dari mobil, segera ikut menyusul Lina yang berlari sedang

Sesampai nya Lina dihadapan ibunya, Lina berusaha mengatur nafasnya akibat terburu-buru berlari untuk menghampiri ibunya di cafe tersebut

Ibu Lina yang kaget atas kehadiran Lina sontak langsung berdiri dari duduknya nya

"mau apa kmu kesini ?" Ujar dingin ibu Lina, seraya menatap tajam kearah putri kandung nya Tersebut

" B-buu  L-lina- " blom sempat Lina berbicara, violet ibu kandung Lina segera menarik pergelangan tangan anaknya itu untuk menjauh dari calon suami barunya itu

Alya yang melihat Lina diseret oleh ibunya sontak langsung menghampiri keduanya dengan nafas yang tercekat

" Mau apa kmu kesini hah!" Bentak ibu Lina

" B-buk Lina kangen, ibu kemana aja " Lina menatap ibunya dengan mata yang berkaca-kaca hendak menangis

" Apa urusan mu hm, mau kemana saya berada, tidak ada urusannya sama kmu!" Jawab ketus ibu Lina sembari menatap tajam kearah Lina

Lina yang dibentak oleh ibunya sekuat tenaga menahan tangisannya, tidak bisa dipungkiri ia memang sedari dulu telah bersusah payah mencari keadaan ibunya, tetapi kini tepat dihadapannya ibu yang selalu ia rindukan ternyata masih tidak berubah sedari dulu yang tetap membenci dirinya

"B-buk apa salah Lina, Sampai-sampai ibu berbuat begitu terhadap Lina" ujar Lina menatap lekat ke iris mata ibunya

" SALAH MU ITU TERLALU MENCAMPURI URUSAN SAYA, DAN JUGA WAJAH MU ITU MENGINGATKAN SAYA SAMA AYAH BERENGSEK MU ITU ATAS PERSELINGKUHAN DIA MENGERTI KMU!" ibu Lina kini sudah terkuasai oleh emosi

sebulir air mata melesat tanpa persetujuan Lina, ia menatap tidak percaya dengan ibunya, apa salah nya jika ia peduli terhadap ibunya, dan juga ia tidak tau semirip apa ia dengan ayahnya itu sampai-sampai ibunya membenci dirinya

Kini Lina menangis sembari menatap tidak percaya pada ibunya, sekuat apapun ia meluluhkan hati ibunya tetap saja ia masih gagal, dan itu semua tidak menghentikan semangat Lina untuk mendapatkan kan kasih sayang lagi oleh ibunya dahulu, terhadap dirinya

" B-buk tapi kan itu semua udah berlalu buk, Lina kangen sama ibu, Lina gamau lagi pisah dari ibuu hiks" tangis Lina yang terdengar menyakitkan bagi siapa saja yang melihat dirinya

Alya yang geram langsung angkat bicara ke ibu Lina dengan memohok

" Alya heran, ada yah sosok ibu kandung, yang memperlakukan anak nya dengan bisa dibilang kejam begini, setau Alya engga ada deh, lihat tan masih banyak ibu yang diluaran sana yang menginginkan anak, tetapi Tante, sudah dititipkan anak oleh tuhan, tapi sekarang malah memperlakukan anak dengan Buruk, ibu macam apa itu"
Ujar Alya menekankan disetiap perkataannya terhadap ibu Lina

Violet yang mendengar itu seketika langsung tertampar dan memilih pergi dari anaknya itu

Sebelum itu ia sempat memperingati Alya untuk tidak sok tau akan hidupnya, dan menoleh kilas ke Lina yang masih menangis tidak bergeming sama sekali

Alya mendekati Lina, dan berusaha menguatkan sahabatnya itu dan memopong nya untuk masuk kedalam mobil dikarnakan jam sekolahnya akan masuk 8 mnit lagi

Dimobil Lina menangis, seraya melihat berpergian ibunya itu pergi dengan sosok pria asing

Alya melihat sahabatnya hanya bisa merasakan sakit dihatinya dan kembali menguatkan Lina

Sesampai nya mereka disekolah nya
Lina serta Alya langsung memasuki lokal kelas mereka

Lina sudah berhenti menangis, dan disepanjang perjalanan disekolahnya ia hanya berdiam tidak berbicara sama sekali

" Lin tangan Lo kenapa ?" Khawatir varel yang melihat merah di pergelangan tangan Lina

" Panjang ceritanya rel" ujar alya

Varel tidak bisa membantu banyak dikarnakan guru mata pelajaran mereka telah memasuki kelas

" Selamat pagi anak-anak"

" Pagi Buu" jawab kompak semua murid, yang berisi sekitaran 32 dilokal kelas XI MIPA

"Nak Lina ? " Ujar buk Ina  melihat Lina yang terlihat murung saat ia memasuki kelas

" ehm ? " Ujar Lina mendongak melihat ibu gurunya tepat dihadapannya

" Nak Lina gppa ?" Ujar buk Ina

" Gppa " Lina tersenyum masam

Setelah buk Ina menanyakan Lina,
Kini mereka telah memulai materi pelajaran dengan tenang tanpa kebisingan

Bersambung...

GADIS SERIBU MIMPI DAN SEJUTA LUKA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang