Bagian dua belas

57.9K 4.3K 351
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

Bias cahaya matahari yang menerpa kaca kamar Lucius dan Ruby ternyata tak berhasil menembus gorden yang terpasang menutupi kaca. Wajar saja, karena gorden berharga ratusan juta itu tak perlu lagi diragukan kualitasnya.

Salah satu dari mereka masih tetap tertidur pulas seakan-akan hari masih gelap. Dengkuran halusnya terdengar memenuhi ruang kamar dan pelukan eratnya pada pria disampingnya turut mengerat. Dia tak akan melepaskan objek yang selalu memberinya kehangatan lewat pelukannya. Orang yang masih terlelap itu adalah Ruby Aranda. Gadis mungil milik seorang Dario de Lucius Ocean.

Lain halnya dengan Ruby, Lucius justru telah terjaga sejak jam 6 pagi tadi. Bukannya beranjak dan bersiap untuk berangkat ke sekolah, Lucius malah memilih untuk tetap terbaring di ranjangnya. Dia suka mengamati wajah terlelap Ruby yang terlihat begitu polos dan menggemaskan. Sedari tadi, Lucius tak henti-hentinya membelai pipi tembam Ruby dengan gerakan lembut.

Pagi ini, tepatnya pada jam 08:56 a.m, seharusnya dia dan Ruby telah tiba di sekolah. Hari ini adalah hari pertama gadisnya bersekolah. Namun, saat melihat tidur pulas Ruby membuat Lucius tak tega untuk membangunkannya.

Semalam Ruby begitu antusias mempersiapkan seragam dan tas sekolahnya seorang diri. Lucius sudah menyarankan agar maid yang mempersiapkannya, tapi Ruby menolak tegas. Dan Lucius tak bisa membantahnya saat melihat tatapan memelas gadis mungilnya yang terlihat begitu menggemaskan. Oleh karena itulah, Ruby tidur begitu larut sehingga membuat gadis itu sangat nyenyak tertidur meskipun jam alarm yang dipasangnya telah berbunyi sebanyak 5 kali.

Suara lenguhan kecil mulai terdengar dari gadis yang berada di dalam pelukan hangat Lucius. Gadis itu mulai membuka matanya dengan perlahan. Dia mengucek lalu mengerjap-ngerjapkan kedua matanya untuk mengumpulkan kesadarannya. Setelah nyawanya terkumpul, Ruby mulai menolehkan wajahnya dan dia mendapati senyuman manis dari Lucius.

"Morning baby." Sapa Lucius dengan suara beratnya. Tak lupa dia memberikan kecupan manis pada puncak kepala gadisnya.

"Kak Lu." Sahut Ruby serak. Dia kembali menelusupkan wajahnya pada dada bidang Lucius. "Ruby ngantuk." Adunya pelan.

Lucius terkekeh gemas seraya mengelus rambut gadisnya. "Mau tidur lagi?" Tanyanya yang langsung mendapatkan anggukan kecil dari Ruby.

Sepertinya gadis itu lupa dengan sekolahnya. Baguslah kalau begitu, Lucius lebih suka Ruby terdiam di dalam rumah.

Belum sampai 1 menit Ruby memejamkan mata, dia dengan cepat membelalakkan matanya ketika menyadari suatu hal. Dia melepaskan pelukan Lucius seraya terduduk di atas ranjang.

"OMG RUBY MAU SCHOOL!!!" Jeritnya begitu lebay.

Secepat kilat gadis mungil itu turun dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Bahkan dia mengabaikan Lucius yang mulai berdecak kesal.

Lucius kesal karena Ruby mengingat tentang sekolahnya. Harusnya sang gadis tak usah mengingat hal itu, karena dengan begitu dirinya bisa bersantai ria sembari memeluk Ruby. Tapi mau bagaimana lagi? Mau tak mau dirinya harus cepat beranjak dan bersiap agar Ruby tidak semakin marah padanya nanti.



•••••


Seperti dugaan Lucius, Ruby benar-benar marah padanya. Saat ini gadis mungil nan menggemaskan itu tengah memalingkan wajah cantiknya, Ruby enggan untuk menatapnya. Mereka berdua sedang berada dalam perjalanan menuju sekolah. Ya meskipun waktu telah menunjukkan pukul 09:45 a.m. tapi hal itu tak meruntuhkan keinginan Ruby untuk tetap bersekolah.

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang