Mission Completed. [Part 3]

282 38 3
                                    

"Ling! Turunkan aku!" Wanwan terus menggerutu sepanjang jalan. Ling masih berlari, menuju tempat yang menjadi misi mereka saat sini.

Ling menggeleng menanggapi gerutuan Wanwan. "Kau hanya akan memperlambat waktu jika kau berjalan sendiri. Aku juga akan terpaksa harus menjagamu, dan memperlambat gerakan ku."

Wanwan bungkam, benar juga kata Ling. "Baiklah."

Nafas Ling menderu, disertai rambutnya yang terhembus angin. Wanwan memandangi Ling, terpesona.

"Hei, jika kau lelah, kita bisa istirahat sebentar--"

"Utamakan misi. Ini sengaja kulakukan untuk mempersingkat waktu."

Wanwan menghela napas. Mau bagaimana lagi? Itulah Ling, selalu saja mementingkan misi. Apa sulitnya istirahat sebentar? Toh juga ini demi dirinya.

Lima belas menit, Wanwan mulai mengantuk karena suasana. Kepalanya terkulai, bersandar di dada bidang Ling. Tertidur.

Ling menyadarinya, terkekeh pelan. Senyum tipis terukir di wajahnya.

"Imut..."

Gerakan Ling terhenti di bawah pohon yang rindang, menyandarkan Wanwan di bawah pohon, di batang pohon itu. Duduk di sampingnya.

Mengambil perbekalan dan obat-obatan. Melepaskan perban di lengan Wanwan. "Ia bahkan tidak mengobati lukanya dengan benar, ceroboh sekali."

Lima menit, luka Wanwan sudah lebih baik dirawat oleh Ling. Ling membuka perbekalan, mengambil minum, menghela napas panjang.

"Mengapa kami dipisah menjadi dua tim? Apa yang dilakukan Zilong dan yang lain? Apa hanya kami yang dikit ke markas itu?" Gumam Ling, menerawang langit yang mulai gelap.

Wanwan yang tertidur di sampingnya, tanpa sadar menyandarkan kepalanya di bahu Ling. Ling menyeringai tipis, menarik Wanwan lebih dekat dengannya. Mengelus kepalanya.

"Banyak tingkah."

Dari kejauhan, di balik semak belukar, terdengar suara cekikikan.

"Rencanamu berhasil, Zilong!"

"Haha, aku hanya menyarankannya ke Great Dragon, tak kusangka ia mengiyakannya."

"Wajar, kau anak emas, Zilong."

"Berisik, Baxia!"

***

Mata Wanwan mengerjap-ngerjap, silau disinari cahaya bulan.

"Eh, sudah bangun?" Ling sedikit salah tingkah, berharap Wanwan tak menyadari bahwa ia mengelus-elus surai coklat miliknya.

"Ling... Apa yang kau lakukan? Kenapa kita berdekatan... Hoam..." Kepala Wanwan mendongak, menguap. Mengumpulkan nyawa.

"Tidak ada, hanya beristirahat sebentar." Ling buang pandangan, cari-cari alasan. Wanwan hanya manggut-manggut.

"Kapan kita akan sampai?"

"Hampir sampai, kita sudah dekat."

Wanwan berdehem, meraih botol minum di sebelahnya. Meneguknya habis. Ling terbelalak, wajahnya memerah.

"Hei, Wanwan. Itu botolku--"

"E-eh?"

Keduanya pandang-pandangan. Ling buang wajah karena sudah memerah. Wanwan tersadar, berseru canggung.

"H-heh? M-maafkan aku! Aku tak tahu!"

Ling mengusap wajah. Apa yang kupikirkan? Itu jelas botol minumku, dan dia minum tepat di bekas aku minum... Sial!

Wanwan semakin salah tingkah, "K-kau masih haus? Kau bisa ambil minumanku--"

"T-tidak! Tidak-tidak! Aku tak apa, habiskan saja semuanya, di depan semoga kita menemukan sungai dan mengisi air minum." Ling tergagap, masih kepikiran.

Wanwan terdiam. Kenapa Ling menjadi seperti ini? Eh, apa karena--

Akhirnya Wanwan sadar, wajahnya Semerah tomat. Indirect kiss, ciuman tak langsung.

"Baiklah... Ayo berangkat lagi." Ling bangkit, mengemasi perbekalan.

Wanwan masih termangu, tak dapat menyembunyikan wajah merahnya.

Ling menoleh ke arah Wanwan, mendengus. Kemudian, dengan cepat menyambar tubuh Wanwan, menggendongnya di depan dada.

"O-oi Ling! T-turunkan aku!" Wanwan memberontak.

Ling berdecih pelan. "Diam, atau aku akan benar-benar melakukannya secara langsung padamu. Nanti atau sekarang."

Bulu kuduk Wanwan berdiri, apa maksudnya? Wanwan memilih diam, menenggelamkan wajahnya kembali di dada bidang Ling.

Ling menyeringai, terkekeh pelan. "Bagus. Turuti dan jangan banyak tingkah."

Wanwan terkesiap, Ling tersenyum!

Mission Completed. [Ling x Wanwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang