01 • Clarissa dan Keinginannya.

1K 90 1
                                    

📍Hakuna Building Tower.

"Mama masih disini?"Pertanyaan itu langsung keluar dari mulut Danny, terkejut saat masuk ke dalam ruang kerjanya mendapati Clarissa, Sang Mama masih duduk manis membaca koran di sofa tunggu.

Danny tidak menghampiri Clarissa melainkan langsung singgah di meja kerjanya, memeriksa kembali hasil meeting yang baru saja selesai dia lakukan.

"Kenapa? Kamu enggak suka Mama disini?"Clarissa balik bertanya, koran di tangannya sudah terlipat rapih. Atensinya kini tertuju penuh pada si anak sulung.

"Enggak gitu. Tapi Mama udah sejam lebih disini, segitu nganggur dan gabutnya emang hari ini?"

"Mama tuh juga punya kerjaan makanya cepet kasih kepastian dong kalo kamu bakal bawa pasangan ke perayaan wedding anniversary Papa Mama nanti."

Jawaban panjang Clarissa itu menghentikan pergerakan tangan Danny yang tadinya hendak melakukan tanda tangan. Dia kesal.
Seharusnya dia sadar dari awal kalau kedatangan tak biasa Clarissa ke kantornya hari ini pasti ada niat terselubung. Bukan hanya mengantarkan makan siang.

Dan memang benar, sedari tadi Clarissa terus menyinggung Wedding Anniversary Party yang masih akan di gelar sekitar tiga bulan lagi. Tentunya topik pembahasan ini berujung pada pengharusan Danny membawa pasangan ke pesta nanti. Bukan hanya sekedar pasangan semalam tapi calon istri.

"Ma, itu masih tiga bulan lagi. Penting banget dibahas sekarang?!!"

"Penting Dan! Sangat Penting!"Clarissa dengan cepat menjawab. Wanita berusia empat puluhan tahun itu bangkit dari duduknya, berjalan ke arah meja Danny.
Kini keduanya saling duduk berhadapan dengan sebuah meja kayu berwarna hitam sebagai pemisahnya.

"Travis aja udah spill ke Mama, cewek yang bakal dia bawa ke pesta nanti. Masa kamu kalah sama adek."

Travis sialan! Danny memaki adik satu-satunya itu karena tidak berkompromi dengannya dahulu untuk masalah ini. Padahal Travis tahu seberapa muaknya Danny jika sudah menyangkut soal pasangan, pacar, calon istri atau sejenisnya. Clarissa selalu saja mengeluh jika dia ingin segera menimang cucu atau berkata jika takut Danny menjadi pejaka tua.

C'mon Madam, anak sulungmu ini baru beranjak dua puluh tujuh tahun. Masih fokusnya mengurusi kepentingan perusahaan.

Perihal cucu berkali-kali sudah Danny katakan suruh Travis menikah lebih dulu, dia tidak keberatan. Tapi Clarissa malah menentang habis-habisan.

"Enggak boleh! Tetep harus Kak Danny dulu yang nikah baru Travis!" Begitulah kata Clarissa Hermina, si pemegang tahta tertinggi di keluarga.

"Oke. Nanti aku bawa pasangan, sekarang Mama boleh pergi. Kerjaan aku masih banyak Ma, tolong."Danny memohon. Pekerjaannya benar-benar harus segera dia selesaikan kalau Clarissa terus-terusan disini dia tidak yakin akan fokus dan menyelesaikannya tepat waktu.

Senyum Clarissa terkembang walau kemudian hilang dan berubah menjadi agak mengintimdasi, "Mama tunggu. Tapi awas kalau kamu sampai bawa Aruna, tahun kemarin katanya bakal bawa pasangan ujung-ujungnya sama Aruna. Mending sih kalo statusnya naik level, lha ini masih temenan mulu. Kalo suka Aruna tuh langsung jedorin, bawa ke gereja langsung pemberkatan gak apa-apa. Mama restuin kok."

Clarissa berujar panjang lebar, Danny hanya bisa menganggukkan kepala. Enggan menjawab lagi, bakalan tidak selesai perbicaraan ini sedangkan dia ingin Clarissa cepat pergi.

"Oke, Mama pergi dulu. Kamu hati-hati pas pulang, prediksi cuaca bilang malem nanti bakal hujan deras."

"Iya, Mama juga hati-hati."

MARRY & HAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang