Garalline 38

318 23 41
                                    


"Ketika hati telah menemukan pemiliknya, terkadang logika memang tak berdaya dihadapan rasa yang meraja"

Happy reading's ✨✨✨
 
                                 *
                                 *
                                 *

Ralline..

Ralline...

Ralline..!!!

Sshhhh...

Kenapa semakin ditentang, malah semakin tidak tenang??

Sialan!!

Gara melepas helmnya dengan gusar. Meradang ditengah perempatan, yang sudah membawanya jauh dari kawasan Dewi Sartika.

Ya Tuhan.. hanya tinggal satu belokan lagi saja padahal untuk sampai. Tapi kenapa ia mendadak jadi ingin memutar balik motornya, dan bergegas pergi ke Jalan Jaksa??

Shit!!

Used your head!!

It's almost midnight man!!

Erangnya memaki diri sendiri, yang begitu menyebalkan malam ini.

Brengsekk!!

Mungkin ia tidak akan terlalu uring-uringan, jika saja sekarang masih siang!! Tapi.. ya bicara saja pada hatinya sana!!

Cihhh!!

Yang entah kenapa, rasanya terus tidak bisa tenang, sebelum dapat memastikan sendiri bahwa gadis yang selalu memenuhi pikirannya itu benar baik-baik saja.

Astaga.. Begini sekali!!

Shit!!

Gara meraup wajahnya dengan kesal.
Hapal betul, jika sudah begini, dipaksa pulang pun tidak akan benar. So..

Ya sudahlah.. dituruti dulu saja!!

Toh tidak dosa juga kan, jika ia tetap pergi kesana?? Hm??

Ya sekedar lewat saja maksudnya.. memastikan semuanya memang aman walau hanya dari luar, lalu pulang, dan lanjut tidur dengan tenang..

Benar??

Flashback off

Setidaknya itulah yang Gara pikirkan, saat ia akhirnya nekad berputar dan kembali ke Jalan Jaksa tengah malam.

Dan bukannya malah menemukan dua mobil yang tadi ia lihat bersama Aidan, didepan mulut gang nya. Terlebih lengkap dengan seluruh personelnya yang serempak berbaju serba hitam.

Hahhhh...

Bravo Gara..

Sepertinya ini memang akan menjadi malam yang benar-benar panjang.

Ya itupun.. jika ia tidak mati duluan!!

Huhhh!!

Kuat-kuat ya badan.. mari kita pesta pora lagi malam ini!

Gara menghela nafasnya panjang sembari menepuk pelan bahu Dini yang sepertinya sudah mulai siuman. Tak usah ditanya lagi ia tahu darimana, karena gadis itu kini terus saja meremas samping jaketnya, dengan tarikan nafas yang terdengar setengah-setengah. Menunjukkan sekali, seberapa takutnya dia sekarang.

GarallineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang