MHT 14

70.5K 1.7K 87
                                    

HATI-HATI‼️⚠️ AREA DEWASA ‼️‼️

———

"Ga akan tenggelam kok, sayang. Ada mas, tenang aja."

Tetapi walaupun sudah ditenangkan begitu, Shey tetap tidak melonggarkan lilitannya di leher sang suami. Tubuhnya menempel sempurna pada Aksel.

Aksel tertawa kecil. Ternyata istrinya se-penakut itu. Padahal saat di sekolah, Shey cukup sering berdebat bahkan beradu mulut dengan anak laki-laki. Tapi yaa anak laki-lakinya itu Hisyam. Karena hanya itu musuh Shey.

"Kolamnya ga dalem, sayang." Shey mulai berani melonggarkan pelukannya. Tetapi tangan gadis itu masih menggantung di leher Aksel. Matanya melirik ke bawah. Suaminya itu benar. Kolamnya hanya lebih beberapa senti dari tinggi badannya.

Aksel masih setia memeluk sang istri. Tangannya bisa merasakan punggung telanjang Shey dan kaitan bra gadis itu.

"Jadi ga belajar renangnya?" Oh iya. Mereka sampai lupa tujuan awal untuk mengajari Shey berenang. Karena asyik berpelukan di kolam.

Shey mengangguk. "Tapi pelan-pelan ya. Aku masih takut."

Aksel mulai berjalan perlahan. Menyusuri kolam dengan langkahnya yang kecil-kecil. Karena sang istri yang masih takut menempel pada tubuhnya.

Gadis yang berada di dekapannya mulai menggerak-gerakkan kaki. Naik turun seperti gerak kaki saat berenang. "Hihi enak ya mas." Shey sudah bisa menikmati permainan airnya. Bahkan ia terus meminta Aksel untuk memeganginya sambil terus mengelilingi kolam renang.

Lengan Aksel mengangkat tubuh Shey yang agak turun. Kini laki-laki itu memeluk di pantat sang istri. Terasa lembut dan empuk mengenai lengannya.

"Mau coba nyelam?" tanyanya dan Shey menjawab dengan anggukan.

"Sama mas ya." Gantian Aksel yang mengangguk. Laki-laki itu merendahkan dirinya bersama sang istri. Menenggelamkan tubuh keduanya di kolam renang masih dengan posisi berpelukan.

Aksel bergerak perlahan. Mengajak Shey mengitari kolam walau hanya beberapa langkah. Wajah gadisnya mulai terlihat memerah. Mungkin karena Shey terlalu kuat menahan nafas. Bibir gadis itu juga mengerucut dengan pipi menggembung seperti ikan.

"Ahh...." Akhirnya Shey bisa bernafas lega saat Aksel mengangkat tubuhnya. "Rasanya susah banget nafas di dalem air." ucapnya menyeka air yang mengganggu.

"Mas bantu nafas." Shey merasa hah hoh dengan pernyataan suaminya itu. Memang bisa membantu manusia lain bernafas? Bagaimana caranya?

Belum sempat Shey menyuarakan tanyanya itu, Aksel sudah lebih dulu menempelkan bibirnya. Mengecup bibir ranum sang istri dan mulai melumatnya.

Apa yang dilakukan laki-laki itu seperti sedang memberi nafas buatan, tetapi tentu saat sedang memberikan nafas buatan tidak ada lumatan kasar dan hisapan di bibir korban. Juga tidak ada remasan lembut di pantat pada yang diberi bantuan nafas.

"Ahh mmhhh..."

Tangan nakal Aksel mulai menjelajahi tubuh belakang Shey. Mengusap naik turun punggung gadis itu. Beberapa kali sengaja menyenggol kaitan bra Shey dan berusaha melepaskannya.

"Mmmhhh mmmm.." Shey memukul-mukul lengan sang suami. Menyuruh Aksel menghentikan kegiatannya.

Seperti diguyur ribuan air galon dalam sekali waktu, Aksel langsung tersadar dengan tindakannya. Laki-laki itu menjauhkan tangannya dari punggung Shey, tepatnya pengait wadah payudara gadis itu.

Ciuman mereka turut terlepas. Aksel merutuki dirinya sendiri karena sudah lepas kendali. Jika saja Shey tidak memukul-mukul lengannya tadi. Mungkin ia akan berbuat lebih parah.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang