Tolong, lain kali jika ada rencana ingin merevisi kalender. Jangan sertakan tanggal merah didalam nya. Tanggal merah artinya libur berjalan pagi bersama tuan idaman.
Bukan hal bahagia menghabiskan waktu seharian di rumah bak burung terkurung. Sebenarnya tidak, keluar bisa saja. Tapi, tanpa tuan disana? Terima kasih, tidak dulu.
"Liaaa!!"
Memekikkan telinga, bidadari terkadang seringkali lupa diri juga. Tidak peduli secantik apa ia, kadang ia lupa dan berlakon tidak karuan.
"Ga usah teriak, Ma. Kedengeran satu komplek"
"Kirino di depan"
"Ngapain?"
"Ya ga tau, tanya orang nya"
Aku berlari keluar, seperti waktu melambat jarak menjauh. Hingga pada akhirnya, sosok menawan di depan membuat terpaku beberapa waktu.
"Temenin nyari kado"
"Saya siap-siap dulu"
"Iya, siapin hati juga"
"Buat apa?"
"Cepet, lama saya tinggal"
Tidak terjawab lagi, kembali masuk bersiap secepat mungkin. Tidak masalah perihal tanya nanti terjawab jika memang waktu nya. Seperti ucap nya, nikmati jatuh cinta saja.
Cukup senada, dress biru muda berdampingan dengan kaos hitam. Sangat menggambarkan perbedaan betapa lelaki jangkung itu dengan pembawaan tenang nya.
"Mau nyari kado apa?"
"Saya gatau, maka nya ngajak kamu"
"Kado buat apa dulu? Buat siapa?"
"Apa semua perempuan suka perhiasan?"
Sebetulnya kalau boleh jujur, anak panah milik panglima berkuda ini melewati ku dan aku sedikit tergores. Seperti terbakar rasanya.
"Ga tau, tergantung orang nya"
"Kalau boneka?"
"Orang nya kaya gimana dulu?"
"Kok jadi kamu yang banyak tanya"
"Yaudah saya diem aja"
"Oke, perhiasan"
Pada dasar nya dia tidak perlu pendapat. Dia hanya perlu teman untuk menuju tempat nya.
Kenapa ada orang yang diciptakan dengan gengsi?
Baik tidak perlu dijawab itu rahasia Tuhan. Dia pemilik segala-Nya, tugas kita hanya menikmati. Terima Kasih Tuhan Engkau sangat baik.
"Suka yang mana?"
"Yang kiri"
"Saya ambil yang kanan"
Tidak layak pangeran berkuda, dia lebih seperti kurcaci pengacau.
Detik berikut nya, dia kembali menjadi pangeran berkuda putih dengan gagah.
"Yang kiri ga usah di kemas, saya ambil langsung"
Kalung dengan liontin berbentuk hati sangat manis dengan warna kalem. Ia gantung kan dengan apik di leher ku, sembari menatap diiringi senyum.
Itu senyum terbaik yang pernah aku saksikan.
"Buat saya?"
"Cantik"
"Bapak yang bayar?"
"Cash"
"Bapak ga takut?"
"Takut apa?"
"Saya jatuh cinta terlampau dalam"
"Terus menyelam, Lia. Ini masih terlalu dangkal"
"Dikasih izin?"
"Nikmati jatuh cinta kamu"
Terkadang, memang ada baik nya tidak perlu mencari tau apa yang seharusnya tidak di cari tau. Perihal kemana kira nya hati sang tuan tersangkut misal nya.
Atau perihal seberapa berperan kah ia dalam rekam jejak hidup sang tuan?
"Saya menikmati sendirian"
"Ga selama nya jatuh cinta bersamaan, kebanyakan memang sendirian. Iya kan?"
"Jadi, kesimpulan nya apa?"
"Selamat jatuh cinta, Lia"
"Jelasin kata selamat disetiap ucapan Bapak"
Sejauh ini, selamat seolah kata tak berarti yang hanya numpang di antara kata lain. Tapi, hari ini. Aku menyambar dengan cepat, apa gerangan fungsi nya?
"Merayakan kamu yang jatuh cinta"
"Jatuh cinta sendirian?"
"Selamat"
Benar,
Selamat Jatuh Cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖀𝖏𝖚𝖓𝖌 𝕽𝖆𝖘𝖆 | Lee Know ✓
Teen Fiction"Sempurna itu, ya tuan berkuda putih; Kirino Arkana nama nya" Selamat Jatuh Cinta ©leaadr ©lmh