MHT 15

86.9K 1.7K 102
                                    

‼️⚠️MATURE CONTENT MATURE PART MATURE AREA⚠️‼️ ANTI DEDE EMESS

VOTMEN NYA JANGAN LUPA KALO MAU UP UP LAGI

———

"Kamu mau ga ngewe sama mas?"

Pertanyaan frontal Aksel cukup membuat istrinya malu. Pasalnya Shey jarang sekali mendengar suaminya berucap demikian. Aksel kan selalu berbicara formal dan kaku apalagi saat di sekolah.

"Kalo kamu belum siap, yaudah gapapa. Tapi bolehin mas mainin mem—"

"Aku siap, mas." jawab Shey yakin. Menyela ucapan sang suami yang sudah berpikiran negatif ia akan menolak.

Gadis itu mengangguk meyakinkan Aksel yang menatap bertanya keseriusannya. Shey sudah memikirkan ini. Resiko menikah ya memang harus melayani sang suami. Berhubungan suami-istri akan menjadi makanannya sehari-hari.

Sebenarnya Aksel tidak masalah jika istrinya tidak mau melakukan hubungan intim sekarang. Tetapi laki-laki itu meminta agar dibolehkan memainkan kewanitaan Shey sebagai penggantinya. Benda gemuk dan merah itu sangat menggodanya

Ucapan Shey benar-benar menunjukkan keseriusan gadis itu. Buktinya istri Aksel itu tidak memberontak saat sang suami menindih tubuhnya. Tangan Aksel membelai tubuh Shey dari atas sampai bawah. Semuanya ia pegang.

"Mulus." komentarnya.

Aksel mendekatkan mulutnya ke salah satu buah dada istrinya. Lidahnya mendarat menjilat puting yang tadinya tegak menantang kini bersembunyi malu-malu.

Karena merasa dipermainkan oleh puncak payudara Shey, lidah Aksel tergerak untuk memainkan benda keras itu. Aksel juga menyedot-nyedotnya hingga pipi laki-laki menipis. Menimbulkan cekungan di kedua pipinya.

"Setelah mas rasa-rasa, ternyata dada kamu besar juga. Mas kira cuma sebesar bola pingpong." ucap Aksel semi mengejek. Shey mendengus kesal bagian tubuhnya dikatai seperti itu. Sekarang lihatlah, Aksel bahkan seperti tidak bisa lepas dari buah dadanya.

"Kamu yakin mau diewe mas? Ini pertanyaan terakhir mas sebelum mas mulai semuanya dan kamu ga bisa bilang berhenti." Aura cabul Aksel memancar. Matanya menggelap menatap sang istri. Nafsunya yang memuncak juga terlihat.

"Iya mau. Mau dimainin sama pak Aksel."

Oke. Baiklah. Shey sudah setuju. Jadi Aksel bisa lanjut ke langkah selanjutnya. Salah satu tangan laki-laki itu turun membelai bibir vertikal Shey. Diusapnya naik turun kewanitaan rapat itu. Bisa ia rasakan lembutnya gundukan daging di sana.

"Ahhh sshh..." Shey meremang. Pertama kali area intimnya disentuh manusia lain selain dirinya sendiri. Itupun ia menyentuhnya saat sedang membersihkan kewanitaan setelah buang air kecil.

"Memek kamu rapet banget rasanya. Jari mas disedot masuk." lapor Aksel dengan bahasa vulgarnya yang membuat bulu kuduk Shey berdiri. Tidak ia sangka Aksel akan semesum dan sekotor ini ucapannya saat sedang berhubungan. Bahkan ini baru akan.

"Akhh!!" pekik Shey. Jari besar sang suami merangsek masuk ke dalam lubangnya.

"Sakit, sayang? Bentar ya. Mas mau coba cek lubang kamu, pas ga kalo dimasukin penis mas."

Shey hanya mengangguk-angguk. Rasa kagetnya saat ada benda asing memasuki vagina hanya diawal saja. Sekarang ia terbiasa dengan keberadaan jari yang menyumpal lubang kewanitaannya.

Perlahan tapi pasti jari Aksel mulai bergerak maju-mundur menusuk lubang hangat itu. Memainkan vagina Shey dengan gerakan lambatnya. Takut melukai benda kesayangannya.

Belum apa-apa udah kesayangan ya pak.

Kening Shey berkerut. Lumayan terasa saat Aksel mengoral kewanitaannya. Terasa perih tetapi ada nikmatnya juga. Padahal laki-laki itu melakukannya pelan sekali.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang