Aku menyusun tangkai demi tangkai tulip putih yang selalu diidam-idamkan Bintang. Seperti hari-hari lalu aku membawakannya bunga favoritnya. Aku hanya mencuatkan kata yakin bahwa Bintang pasti bahagia mendapati bunga-bunga ini. Jika pun Dia marah, aku tidak peduli yang aku tahu Dia menyukai segala sesuatu yang tenang.
"Bintang, nanti jangan lupa tersenyum yah. Semua bunga ini milik kamu. Aku sudah janji. Untuk memberikan bagianmu utuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Iya, Dia Bintang!
Teen FictionAku menjumpaimu di kala hari-hariku terasa melelahkan, dibalik lirik-lirik suara tangis yang sering ku nyanyikan di sepanjang malam menuju tidurku. Aku menjumpaimu, Bintang. Tanganmu masih besinar terang walau aku yakin hatimu lebih pilu dariku. "Al...