Love Like a Shot (JumAtt) 2

218 22 8
                                    

WARNING!! LONG-LONG-LONG CHAPT

Att berlari masuk keluar setiap pintu yang ada distasiun kereta bawah tanah, entah ruangan apa, tidak ada waktu untuk membaca terlebih dahulu. Att mendobrak sebuah pintu lagi, kemudian dia bersembunyi di balik tumpukan gardus-gardus.

matanya bergerak cepat menyisiri seluruh ruangan, tidak ada benda-benda berguna diruangan itu yang bisa dia gunakan untuk menyamar atau melumpuhkan orang-orang berjaket hitam yang mengejarnya sejak tadi. sebenarnya Att bisa melawan namun kini keadaannya tidak cukup baik untuk bertarung, ada luka sabetan di lengan kanan dan perut bagian kiri.

bibirnya pucat, dia mulai merasah pusing, darahnya sudah banyak yang keluar meski dia sudah berusaha membalut lukanya dengan kausnya yang terpaksa Ia sobek tadi. untungnya darahnya tidak sampai menetes dan membuat jejak disepanjang jalur pelariannya.

dari tempat persembunyiannya Att mendengar suara-suara berisik langkah kaki dan suara-suara pintu yang dibuka paksa.

"cepat cari dia!! temukan dia malam ini juga!!" teriak seseorang, yang Att yakini si ketua yang membuat luka di lengan dan perutnya tadi.

"brengsek!" Att memaki frustasi, dia kembali melirik semuah gardus besar yang beralamatkan Desa Wan Nam Khiao. tidak ada cara lain selain bersembunyi bukan?

Att terpaksa membuka gardus besar itu yang sebenarnya sudah di packing rapi, didalamnya berisis sebuah mesin pendingin daging. Att tersenyum, dia bisa bersembunyi didalam sana. tapi Att tidak begitu bodoh untuk langsung masuk kedalam. Att harus membuat peralihan terlebih dahulu, dia melihat kearah jendela kaca. Att membuka salah satu jendela, kemudian dia merobek sedikit kain dari kemeja kotak-kotak yang Ia kenakan, kemudian kain itu dia selipkan diantara mengait jendela, seolah-olah itu tersangkut waktu Ia mencoba melompat. dia juga tak lupa melap sedikit darahnya di pinggigan jendela sebagai bekas tangannya.

kemudian dia bergerak cepat masuk kedalam mesin pendingin, Tak lupa dia menutup rapi gardus besar itu meski tidak di balut lakban.

tidak berselang lama Att mendengar suara pintu ruangan itu di buka paksa, lalu disusul suara langkah kaki.

"cari dia!" pintah seseorang, Att tidak tahu berapa jumlah orang yang ada diruangan itu untuk mencarinya, Att hanya mendengar langkah-langkah di sekitar gardus tempatnya bersembunyi, kemudian seseorang berteriak dari arah jendela

"Bos! sepertinya dia melompat dari sini" kata seorang Pria sembari menunjukan sobekan kain yang Att tinggalkan. mendengar itu Att tersenyum licik.

"SIAL!!! Kejar dia sekarang brengsekkkk!!!" teriakan frustasi kembali terdengar. si Pria yang di panggil Bos tadi mengambil serpihan kain dari tangan bawahannya, dengan marah dia melempar kain itu kelantai, mulutnya tak hentinya memaki Att yang berhasil lolos lagi dan lagi.

tak lama setelah itu Att mendengar langkah-langkah yang meninggalkan ruangan. untuk mengamankan diri Att tidak segerah keluar, takut itu hanya jebakan. Att memutuskan untuk istirahat sebentar didalam sana, meski dia merasa sesak napas, dan di menit berikutnya Att pingsan, bahkan sebelum sempat keluar dari gardus.

sekitar 10 menit kemudian, beberapa pekerja stasiun masuk kerungan itu membawa serta troli pengangkut yang berukuran besar. melihat gardus yang akan dikirimkan malam ini belum di packing rapi, seorang pekerja kembali mempackingnya dengan membalutkan banyak lakban untuk mempererat penutup gardus, dan yah,,, Att masih didalam sana, dia dikemas sekalian dan siap dikirim ke desa Wang Nam Khiao dengan kereta berikutnya malam ini.

***

Att merasa pening di kepalanya, pelan dia membuka matanya, begitu menyadari berada di tempat yang tidak diketahuinya, Att tersadar seperti orang yang hampir tersambar petir.

Green Colour 💚 [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang