MHT 17

79.6K 1.5K 41
                                        

‼️⚠️MATURE CONTENT MATURE PART MATURE AREA ⚠️‼️ HATI-HATI

KOMEN CUYSSSS

———

Bel istirahat berbunyi. Jeje melipir ke kantin untuk membeli makanan. Sedangkan Shey hanya berdiam diri di kelas. Istri Aksel itu terlalu malas untuk berdesak-desakan sehingga hanya menitip makanan kepada sahabatnya.

Jangan khawatir Jeje akan turut berkerumun. Gadis itu berteman baik dengan semua penjual kantin jadi bisa langsung mendapat makanan tanpa antri. Agak curang tapi gapapa.

Ponsel Shey berbunyi. Ada pesan yang dikirimkan kepadanya. Tertulis nama kontak "Pak suami" di layarnya. Disusul dengan pesan yang dikirimkan Aksel.

Pak suami

Ke ruangan mas sekarang
Mas tunggu

Hanya dua pesan berisi perintah. Shey berduri dari duduknya. Berjalan keluar kelas dengan membawa buku geografi yang kebetulan ada di tasnya. Agar tidak terlalu menimbulkan kecurigaan jika ia ke ruangan Aksel dengan tangan kosong.

Beruntung, sebagian besar murid sedang berada di kantin. Jadi lorong-lorong sekolah sepi memudahkan Shey menuju ruangan suaminya.

Wanita muda itu mengetuk pintu di depannya. Diselingi dengan panggilan nama sang suami.

"Pak Aksel." ucapnya masih dengan tangan mengetuk.

"Masuk." Suara dari dalam menyuruh Shey masuk. Suara Aksel yang amat ia kenali. Tangannya membuka tuas pintu dan mendorongnya.

Wajah wanita muda itu menyembul dari balik pintu. Aksel menyambut sang istri dengan senyumnya dari tempat duduknya kini. Di balik meja dengan tumpukan kertas.

"Ada apa manggil saya, pak?" tanya Shey.

Aksel tidak menjawab. Hanya melambai menyuruh istrinya mendekat. "Sini, sayang." ucapnya.

Shey melangkah mendekat ke arah sang suami setelah mengunci pintu. Takut ada yang tiba-tiba masuk dan mendapatinya hanya berdua dengan Aksel.

Ia mendudukkan diri di salah satu sofa yang ada di sana. Tetapi sang suami menggeleng melihat tindakannya itu.

"Jangan duduk di sana. Sini," Aksel menepuk pahanya sendiri. Shey menganga dengan kode yang diberikan suaminya. Apa Aksel ini sudah gila? Bagaimana jika ada CCTV yang menangkap kegiatan mereka? Seorang siswi dipangku guru geografi nya di sekolah?

"Aman, sayang. Ga ada kamera pengawas atau apapun. Mas udah suruh copot semuanya." ucap Aksel seolah mengetahui pikiran sang istri. Laki-laki itu terus menepuk pahanya menyuruh Shey duduk di sana.

Istri Aksel itu berdiri. Langkah kecilnya menghampiri sang suami. Aksel sedikit memundurkan kursinya dan merapatkan paha untuk tempat duduk sang istri.

Shey duduk menyamping ke kanan di pangkuan suaminya. Karena rok nya cukup ketat, ia agak kesusahan jika harus mengangkang menghadap Aksel seperti pose dipangku seperti biasa.

"Udah makan?" tanya Aksel. Shey menjawab dengan gelengan.

"Tadi aku lagi nungguin Jeje, nitip makanan. Tapi mas udah chat aku duluan trus nyuruh ke sini. Yaudah ga jadi makan." Shey mengerucutkan bibir. Perutnya terasa lapar.

"Makan roti dulu mau ya? Mas punya roti." ucap Aksel menunjuk laci mejanya. Laki-laki itu selalu menyimpan roti di sana untuk jaga-jaga saat tak sempat sarapan. Menghindari perutnya kelaparan.

Shey mengangguk. Suaminya itu langsung menarik pegangan laci dan mengambil satu bungkus roti. Membukakannya lalu diberikan kepada perempuan di pangkuannya itu. Wanita muda itu langsung menyantapnya.

"Emm enak. Mas mau?" Shey menunjukkan roti yang ada bekas gigitannya ke sang suami.

Aksel mengangguk. "Boleh. Tapi suapin ya." pintanya manja.

"Aaaa dulu. Aaaa...." Shey menyuruh suaminya itu untuk membuka mulut. Agar memudahkannya saat menyuapi Aksel. Tetapi suaminya justru tetap mengatupkan bibir.

"Mas mau disuapin pake ini. Bukan pake tangan kamu." Aksel menunjuk bibir mungil yang bergerak-gerak karena pemiliknya sedang mengunyah itu. Shey sontak membulatkan matanya.

"Engga bisa. Aku engga bisa suapin pake bibir. Bisanya pake tangan." ucap Shey menggeleng-geleng. Bahkan ia baru tahu ada model suap-suapan yang menggunakan bibir. Model macam apa itu.

Aksel terkekeh gemas mendengar ucapan polos sang istri. Mencubit pipi putih gembul itu. "Yaudah kamu makan aja. Mas udah makan kok."

Shey mengangguk paham. Menyantap rotinya sampai habis satu bungkus. Aksel memberikan air minum sebagai pendorong makanan yang ditelan istrinya.

Kini perut Shey tidak selapar tadi. Sudah ada roti dan air yang mengisinya. Wanita muda itu menepuk-nepuk perutnya sendiri. "Kenyang, mas." lapornya.

Sang suami mengangguk. Tangan Aksel yang semula berada di pinggang Shey berpindah ke depan. Mengusap-usap perut rata istrinya. Tetapi lama kelamaan semakin naik hingga menangkup buah dada yang masih terbungkus dalaman juga seragam Shey.

"Eh, mas?" Shey terkejut dengan tindakan suaminya.

"Pengen ketemu dada kamu. Pengen kenyot pentil istri mas." rengek Aksel. Tangannya memutar-mutar di payudara sang istri dari luar pakaian.

"Kangen memek juga. Sehari ga cium aroma memek kamu rasanya kepala mas pusing." Ucapan kotor dengan mudahnya meluncur dari bibir Aksel. Laki-laki nakal itu mulai meremasi dua gundukan Shey.

"Ahh... Sshhh." Satu desahan lolos.

"Boleh ya?" tanya Aksel penuh harap. Bahkan matanya yang biasa menampilkan sorot tajam kepada siapapun kini berubah menggemaskan.

Shey mengangguk. Mengizinkan sang suami membuka kancing seragamnya. Tetapi hanya tiga kancing atas yang dibuka Aksel. Laki-laki itu langsung beralih ke belakang merayapi punggung Shey untuk melepas kaitan bra istrinya. Payudara Shey seperti langsung jatuh begitu saja.

[ADEGAN SELANJUTNYA BERSAMBUNG DI EBOOK NOVEL INI, TERSEDIA DI KARYAKARSA DAN PEMBELIAN MELALUI WHATSAPP ATAU TELEGRAM]

WHATSAPP: 081336986716

TELEGRAM: JEOHNNYSUHS

KARYAKARSA: JOHNNYJSUH

EBOOK SUDAH TERMASUK 4 PRIVATE PART, TOTAL KESELURUHAN 618 HALAMAN

MY HUSBAND TEACHER [UNPUB, READY EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang