astaga theo!

1.5K 144 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Kaivan sudah tidur tapi dia tertidur di gendongan Jake tadi. Dan sekarang para laki-laki yang tak lain adalah Askara dan putranya. Sedangkan Sagara dan putranya harus menggantikan jadwal rapat mereka. Mereka berkumpul di ruangan Kaivan yang terhalang tembok itu.

Plak!

Plak!

Plak!

"Weh sakit kak! "

" Fuck you Bagas! sumpah lo kalo gak adek gue. Udah gue cemplungin di Dry Ice! Lo juga The, ngapain ikut-ikut Bagas?!" Ujar Surya menggebu-gebu sambil memukuli dua adiknya dengan map.

Plak!

"Shhh..." Ringis Theo.

"Si Theo dipukulnya sekali gue tiga kali. Gak adil banget lo" Sungut Bagas.

Jadi setelah kaivan tidur. Surya langsung menghakimi bagas dengan memukulinya memakai map isi makalahnya. Sayangnya dirumah sakit tidak ada centong sayur, jika dimansion mungkin bagas sudah ia pukuli dengan saringan bahkan memanggangnya di teflon.

"Gak adil gak adil gue sleding jug-

"Surya Andrian! " Tengah Askara.

Askara pusing mendengar pertengkaran mereka. Keduanya selalu bertengkar tak jelas dan Theo pasti selalu ada didekat mereka. Lalu Theo juga korbannya.

"Maaf Ayah" Ucap Surya.

"Jangan bertengkar dan jelaskan apakah yang terjadi? " Sahut Askara.

Mendengar ucapan Ayahnya bagas merasa sedikit aman dari amukan surya. Ia pun langsung duduk disamping Arjuna dan mulai menjelaskan kejadian kemarin.

"Jadi Ayah dan yang lain. Kalian tau Adhitama Mahendra? "

"Tau, ayah kan tanam saham di perusahannya. Memang kenapa? " Tanya Askara.

"Aku rasa kalian juga harus mendengarkan ini. Setelah itu kalian pasti tau ada orang lain yang sudah merusak mental kaivan selain mendiang Tiovano" Jelas Bagas.

Bagas lalu mengutak-atik ponsel pintarnya dan membuka website berisi rekaman suara dari gelang cip kaivan. Semua orang hening mendengar itu. Perasaan mereka campur aduk. Marah, sedih, trenyuh,miris semua terangkum jadi satu. Apakah kelakuan mereka selama ini berbalik pada kaivan?

"Sudah! Saya mohon sudah. Maaf saya pernah hampir membuat Anda kehilangan anak anda. Maaf... Sekali lagi saya mohon maaf. Maafkan anak sialan ini"

Askara meremat tangannya sendiri hingga kukunya memutih. Ia marah sekaligus sedih anaknya diperlakukan seenaknya seperti itu. Inikah yang dirasakan anaknya selama ini. Cacian, makian, direndahkan, dipandang sebelah mata, dan di lukai tanpa tau salahnya.

WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang