Naruto masih bersikeras untuk menahan Sasuke agar tak ikut dalam misi penyelidikan di Redaku bersama Kakashi.
"Sasuke, kau memiliki misi lain. Ini adalah perintahku sebagai Hokage." Tegas Naruto.
"Aku tidak harus mengikutinya. Secara resmi, Aku bukan Shinobi yang bergerak dibawah perintahmu. Aku bekerja sama denganmu karena aku ingin." Balas Sasuke.
"Kamu penuh omong kosong, teme-!" Naruto mulai geram. "Masa depan Desa atau hidupku, mana yang lebih penting?!" lanjutnya memberi pilihan pada Sasuke.
"Hidupmu. Jika tidak, masa depan Desa tidak dapat dilindungi, aku tidak peduli dengan apapun yang kau katakan, akan Aku lakukan apa yang menurutku terbaik."
Perdebatan antara Sasuke dan Naruto tak berhenti.
"Siapa yang mau teh?" Sakura bertanya sambil mengangkat teko, memotong pertengkaran mereka.
"Aku", Shikamaru mengulurkan cangkirnya.
"Beri Aku juga", Kakashi mengikuti.
Teh hijau pucat dituangkan perlahan dari ceret menuju ke dalam cangkir.
Naruto memelototi Sasuke, matanya menyipit seperti rubah. Sasuke balas menatap tajam ke arah Naruto juga, Dia tidak akan kalah. Pertengkaran dua sahabat sekaligus rival itu persis seperti pertengkaran anak kecil yang sedang beraduh tatapan.
"Baiklah, Aku akan pergi ke Redaku dulu, hanya untuk menjelajahi dan merasakan Negaranya." Kakashi berkata perlahan, melingkarkan kedua tangannya di sekitar cangkir tehnya yang masih mengepul.
"Jika Kamu butuh bantuan, Aku akan mengirim elang, jadi Sasuke bisa segera ke sana." Timpal Shikamaru.
"Oke." Sakura mengangguk sambil mengambil daifuku stroberi. "Sasuke-kun, sudah lama sejak kau mengawasi latihan Boruto dan yang lainnya." Sakura berniat meredahkan ketegangan antara dua shinobi terkuat Konoha itu.
Naruto dan Sasuke tidak mengatakan apa-apa.
Cahaya dari lentera di antara Mereka semua bergetar saat mereka saling menatap.
"Benar-benar merepotkan." Shikamaru bergumam pelan.
Skip..
Keesokan paginya, Kakashi berangkat ke Redaku dengan persetujuan Hokage ketujuh, untuknya, misi ini dicatat dalam buku tugas yang tujukan untuk kunjungan luar negeri.
Naruto terlalu sibuk untuk meluapkan rasa bersalah yang dia rasakan karena telah mengirim Kakashi dan ketidaksabaran yang dia rasakan terhadap penyakitnya yang tidak diketahui diaknosisnya.
Di antara menghadiri berbagai pertemuan di banyak tempat yang berbeda, hal itu membuatnya tidak memiliki waktu istirahat. Dia menerima laporan audit dan laporan keuangan, tumpukan kertas tampak seperti gunung.
Kemudian pada sore harinya, Naruto harus menghadiri pertemuan yang membahas bagaimana menangani korespondensi internasional sebuah organisasi yang perilaku sangat mencurigakan.
Dibutuhkan tanggapan yang mendesak, dan mereka harus bergerak tanpa meninggalkan jejak, kecuali itu, pertemuan mereka baik-baik saja. Ketika mereka akhirnya menyimpulkan dengan, "lanjutkan kewaspadaan seperti sebelumnya".
Setelah memeriksa untuk melihat berapa banyak lagi dokumen yang dia butuhkan sebelum pekerjaannya selesai, dia akhirnya duduk di kursinya. Makan jeli nutrisi yang datang dalam kemasan sebagai pengganti makan malam, setelah itu membuat proposal untuk kurikulum baru di akademi.
Pekerjaan Naruto benar-benar menumpuk.
Shikamaru masuk.
"Masih belum baikan?" Dengan laptop terbuka di satu tangan, Shikamaru terus bertanya, "Apakah kamu masakannya hari ini?" tanyanya
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT KECIL ✔
FantasyFANFICTION (Uzumaki Naruto & Uzumaki Hinata) Disclamer: Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto Pair: Naruto, Hinata, All character of Boruto: Naruto Next Generation In the village of Konoha . Cerita ini menceritakan tentang kehidupan Naruto dan Hinata set...